Dewan Soroti Sampah di TPA
Program TOSS dinilai belum mampu mengatasi permasalahan sampah.
SEMARAPURA, NusaBali
Komisi II DPRD Klungkung menggelar observasi lapangan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sente, Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Klungkung dan Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Center di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, Senin (8/1) pagi. Ketua Komisi II DPRD Klungkung I Nengah Ariyanta melihat kondisi TPA Sente sangat memprihatinkan. Rombongan menyoroti sampah yang belum tertangani.
Menurut Ariyanta, perlu penanganan serius dari Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (LHP) Klungkung. “Apakah perlu pengadaan mesin, jangan setengah-setengah, sampaikan berapa anggaran dibutuhkan agar akhir tahun berikutnya bisa selesai,” tegas Ariyanta.
Dia juga menyoroti kemampuan pengolahan sampah saat ini hanya 11 ton dari total 32 ton sampah setiap harinya. Kondisi tersebut tentu membuat sampah menumpuk. “Buat inovasi agar masalah sampah tuntas,” pinta Ariyanta.
Anggota Komisi II, I Komang Suantara alias Otal mengatakan, sampah di TPA Sente sangat berdampak terhadap lingkungan. Rumah diserbu banyak lalat, ada tegalan tidak bisa dikelola. “Ini sudah berdampak ke lingkungan dan masyarakat,” ujar Otal. Kondisi sampah TOSS maupun TPA sudah menumpuk.
Otal menilai program TOSS belum bisa memberikan pertanggungjawaban untuk mengatasi permasalahan sampah. Kepada bupati yang akan datang maupun Pj bupati bahwa masalah sampah ini sangat urgent. “Jadi hibah bisa bisa digeser untuk pengadaan mesin pengolahan sampah skala besar,” ujar Otal.
Kadis LHP Klungkung I Nyoman Sidang tidak menampik realita tersebut. Dinas LHP sudah berupaya mengatasi masalah sampah, salah satunya dengan pengadaan ekskavator untuk ditempatkan di TPA Sente dan sebuah mesin gibrig untuk ditempatkan di TOSS Center. “Pengadaan ekskavator dengan anggaran Rp 1,650 miliar dan mesin gibrig Rp 150 juta,” ujar Sidang. 7 wan
1
Komentar