Dewan Minta Dishub Pasang Guardrail
Jalur jalan Desa Buahan–Desa Trunyan diusulkan dipasang guardrail menyusul kasus mobil jatuh ke Danau Batur yang menimbulkan 3 korban jiwa.
BANGLI, NusaBali
Minimnya rambu lalu lintas serta tidak adanya pagar pengaman jalan (guardrail) di jalur jalan Desa Buahan – Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani, Bangli, menjadi sorotan. Demi menjaga keselamatan pengguna jalan, Dewan Bangli minta dinas perhubungan untuk memasang guardrail di jalur tersebut.
Hal itu dikemukakan Wakil DPRD Bangli I Komang Carles, Rabu (19/7). Dikatakannya, kondisi jalan cukup rawan lakalantas, terlebih lagi bagi pengguna jalan yang belum tahu medan. “Sejauh ini sama sekali belum ada pagar pengaman. Selain untuk keselamatan warga setempat, juga keselamatan bagi pengunjung yang datang ke Desa Trunyan,” ucapnya. Guardrail bisa membantu menyangga bila mana terjadi hal serupa yang menimpa wisatawan asal Jakarta pada Senin (17/7) sore.
“Paling tidak ada penyangga sehingga mobil tidak langsung terperosok. Meski demikian, diharapankan peristiwa serupa tidak terulang,” ungkapnya. Komang Carles menyarankan dana PHR sebesar Rp 50 miliar bisa dimanfaatkan untuk menyediakan fasilitas pendukung jalan dan infrastruktur lainnya. “Dana bisa diarahkan ke desa-desa wisata di Bangli,” imbuhnya.
Pihaknya juga meminta agar pelaku pariwisata mengarahkan wisatawan yang hendak berlibur di objek wisata Trunyan bisa menyeberang melalui Dermaga Kedisan.
Menurut Carles, penyedia jasa penyeberang dari Dermaga Kedisan, ataupun ke Desa Trunyan melalui jalur darat menjadi naungan Dinas Perhubungan, sehingga tidak masalah bila penyeberangan difokuskan di Dermaga Kedisan.
Di tempat terpisah, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang dan Permukiman Bangli I Made Soma, ketika disinggung terkait pelebaran ruas jalan Desa Buahan – Desa Trunyan, dijelaskannya, pelebaran jalan tidak memungkinkan. Kondisi di lapangan, jalan berbatasan langsung dengan jurang dan tebing berbatu, sulit dilakukan pelebaran.
Diakui, jalan menuju Desa Trunyan rencananya akan dihotmiks, namun hingga kini belum terealisasi. Jalan Desa Terunyan awalnya jalan setapak, kemudian mendapat dana hibah Rp 1,3 miliar dari Pemprov Bali sekitar tahun 2007, tujuan untuk mendukung aktivitas masyarakat. Dana tersebut diserahkan langsung kepada desa. Kemudian dilakukan pembentukan badan jalan.
“Dana digunakan untuk pembentukan badan jalan dan pengaspalan. Waktu itu Dinas PU sebagai pendamping teknis. Setelah jalan jadi, perawatan diambil alih Dinas PU,” jelas Made Soma. Jalan Desa Buahan – Desa Trunyan sepanjang 5 kilometer.
Dikatakan pula, sulit bila dilakukan pelebaran, sehingga solusi jalan yang ada saat ini dioptimalkan. “Untuk penunjang maka perlu ada rambu dan pemasangan guardrail,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, sebuah mobil APV silver yang mengangkut rombongan wisatawan asal Tangerang, Banten nyemplung Danau Batur kawasan Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani, Bangli, karena tak kuat nanjak, Senin (17/7) sore. Akibatnya, 3 korban tewas, 4 orang selamat.
Ketika musibah terjadi, Senin sore sekitar pukul 16.00 Wita, mobil APV silver dalam perjalanan balik dari berwisata ke Desa ‘Baliage’ Trunyan di seberang Danau Batur. Mobil yang mengangkut rombongan wisatawan domestik satu keluarga berjumlah 7 orang ini melintasi jalan darat di tebing atas Danau Batur. Mereka menempuh perjalanan darat, tidak seperti umumnya orang menyeberang ke Desa Trunyan menggunakan boat. Rombongan ini diketahui berasal dari Jalan Ki Hajar Dewantara Nomor 71 Cipondo, Tangerang, Banten.
Begitu memasuki tanjakan pertama di wilayah Banjar Trunyan, Desa Trunyan, mobil yang mengangkut rombongan wisdom tanpa ditemani guide ini mendadak mundur, lantaran tidak kuat nanjak. Mobil APV yang dikemudikan salah satu korban hilang, Mukhsin Mardona, 30, ini pun langsung jatuh ke Danau Batur yang berada sekitar 30 meter di bawah badan jalan. *e
Hal itu dikemukakan Wakil DPRD Bangli I Komang Carles, Rabu (19/7). Dikatakannya, kondisi jalan cukup rawan lakalantas, terlebih lagi bagi pengguna jalan yang belum tahu medan. “Sejauh ini sama sekali belum ada pagar pengaman. Selain untuk keselamatan warga setempat, juga keselamatan bagi pengunjung yang datang ke Desa Trunyan,” ucapnya. Guardrail bisa membantu menyangga bila mana terjadi hal serupa yang menimpa wisatawan asal Jakarta pada Senin (17/7) sore.
“Paling tidak ada penyangga sehingga mobil tidak langsung terperosok. Meski demikian, diharapankan peristiwa serupa tidak terulang,” ungkapnya. Komang Carles menyarankan dana PHR sebesar Rp 50 miliar bisa dimanfaatkan untuk menyediakan fasilitas pendukung jalan dan infrastruktur lainnya. “Dana bisa diarahkan ke desa-desa wisata di Bangli,” imbuhnya.
Pihaknya juga meminta agar pelaku pariwisata mengarahkan wisatawan yang hendak berlibur di objek wisata Trunyan bisa menyeberang melalui Dermaga Kedisan.
Menurut Carles, penyedia jasa penyeberang dari Dermaga Kedisan, ataupun ke Desa Trunyan melalui jalur darat menjadi naungan Dinas Perhubungan, sehingga tidak masalah bila penyeberangan difokuskan di Dermaga Kedisan.
Di tempat terpisah, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang dan Permukiman Bangli I Made Soma, ketika disinggung terkait pelebaran ruas jalan Desa Buahan – Desa Trunyan, dijelaskannya, pelebaran jalan tidak memungkinkan. Kondisi di lapangan, jalan berbatasan langsung dengan jurang dan tebing berbatu, sulit dilakukan pelebaran.
Diakui, jalan menuju Desa Trunyan rencananya akan dihotmiks, namun hingga kini belum terealisasi. Jalan Desa Terunyan awalnya jalan setapak, kemudian mendapat dana hibah Rp 1,3 miliar dari Pemprov Bali sekitar tahun 2007, tujuan untuk mendukung aktivitas masyarakat. Dana tersebut diserahkan langsung kepada desa. Kemudian dilakukan pembentukan badan jalan.
“Dana digunakan untuk pembentukan badan jalan dan pengaspalan. Waktu itu Dinas PU sebagai pendamping teknis. Setelah jalan jadi, perawatan diambil alih Dinas PU,” jelas Made Soma. Jalan Desa Buahan – Desa Trunyan sepanjang 5 kilometer.
Dikatakan pula, sulit bila dilakukan pelebaran, sehingga solusi jalan yang ada saat ini dioptimalkan. “Untuk penunjang maka perlu ada rambu dan pemasangan guardrail,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, sebuah mobil APV silver yang mengangkut rombongan wisatawan asal Tangerang, Banten nyemplung Danau Batur kawasan Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani, Bangli, karena tak kuat nanjak, Senin (17/7) sore. Akibatnya, 3 korban tewas, 4 orang selamat.
Ketika musibah terjadi, Senin sore sekitar pukul 16.00 Wita, mobil APV silver dalam perjalanan balik dari berwisata ke Desa ‘Baliage’ Trunyan di seberang Danau Batur. Mobil yang mengangkut rombongan wisatawan domestik satu keluarga berjumlah 7 orang ini melintasi jalan darat di tebing atas Danau Batur. Mereka menempuh perjalanan darat, tidak seperti umumnya orang menyeberang ke Desa Trunyan menggunakan boat. Rombongan ini diketahui berasal dari Jalan Ki Hajar Dewantara Nomor 71 Cipondo, Tangerang, Banten.
Begitu memasuki tanjakan pertama di wilayah Banjar Trunyan, Desa Trunyan, mobil yang mengangkut rombongan wisdom tanpa ditemani guide ini mendadak mundur, lantaran tidak kuat nanjak. Mobil APV yang dikemudikan salah satu korban hilang, Mukhsin Mardona, 30, ini pun langsung jatuh ke Danau Batur yang berada sekitar 30 meter di bawah badan jalan. *e
Komentar