Pohon Tumbang Terbanyak di Awal Tahun
Dampak Hidrometeorologi Basah di Bali, menimbulkan 16 titik kejadian pohon tumbang akibat hujan dan angin kencang, dan satu titik tanah longsor serta satu titik banjir.
DENPASAR, NusaBali
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali mencatat kejadian bencana pada pekan pertama tahun 2024. Terbanyak pohon tumbang yang terjadi di 16 titik di Bali.
Kejadian bencana periode 1 – 7 Januari 2024 terdiri dari kejadian bencana Hidrometeorologi Kering dan Hidrometeorologi Basah. Kejadian bencana dilaporkan terjadi di wilayah Kabupaten Buleleng, Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, dan Karangasem.
Kejadian bencana sebagai dampak dari Hidrometeorologi Kering yaitu kebakaran TPA Bengkala, Banjar Dinas Alas Harum, Desa Bungkulan Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng yang telah berlangsung sejak Jumat, 29 Desember 2023.
“Luas area TPA yang terbakar sekitar 75 persen dari total area TPA yang luasnya 4,8 hektare,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Bali Made Rentin, Selasa (9/1).
Sementara itu, kejadian bencana dampak dari Hidrometeorologi Basah seperti cuaca ekstrem menimbulkan 16 titik kejadian pohon tumbang akibat hujan dan angin kencang, dan satu titik tanah longsor serta satu titik banjir.
Peristiwa bencana paling banyak terjadi di Kabupaten Badung, yakni 5 titik pohon tumbang dan 1 titik tanah longsor.
“Nihil korban jiwa dan luka. Tiga bangunan rusak ringan, 1 senderan rumah tergerus. Estimasi kerugian Rp 70 juta,” jelas Rentin.
Dijelaskannya, penanganan kejadian bencana dilakukan dengan kolaborasi personel BPBD provinsi/kabupaten/kota termasuk Tim Reaksi Cepat (TRC) dengan beberapa pihak seperti Dinas Lingkungan Hidup, Dinas PUPR, hingga masyarakat setempat.
BPBD Provinsi Bali juga merilis data peristiwa bencana yang terjadi selama 2023. Berdasar data per 30 Desember 2023, telah terjadi sebanyak 1.254 kejadian bencana di Pulau Dewata yang didominasi akibat cuaca ekstrem.
Bencana cuaca ekstrem terjadi sebanyak 438 kejadian tahun lalu, diikuti tanah longsor (311), kebakaran gedung (291), kebakaran hutan dan lahan (107), banjir (52), kekeringan (41), abrasi (9), dan gempa bumi (5).
Rentin menyampaikan, jumlah korban akibat kejadian bencana tahun lalu sebanyak 48 orang dan total kerugian sebesar Rp 63.758.281.000. 7 cr78
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali mencatat kejadian bencana pada pekan pertama tahun 2024. Terbanyak pohon tumbang yang terjadi di 16 titik di Bali.
Kejadian bencana periode 1 – 7 Januari 2024 terdiri dari kejadian bencana Hidrometeorologi Kering dan Hidrometeorologi Basah. Kejadian bencana dilaporkan terjadi di wilayah Kabupaten Buleleng, Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, dan Karangasem.
Kejadian bencana sebagai dampak dari Hidrometeorologi Kering yaitu kebakaran TPA Bengkala, Banjar Dinas Alas Harum, Desa Bungkulan Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng yang telah berlangsung sejak Jumat, 29 Desember 2023.
“Luas area TPA yang terbakar sekitar 75 persen dari total area TPA yang luasnya 4,8 hektare,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Bali Made Rentin, Selasa (9/1).
Sementara itu, kejadian bencana dampak dari Hidrometeorologi Basah seperti cuaca ekstrem menimbulkan 16 titik kejadian pohon tumbang akibat hujan dan angin kencang, dan satu titik tanah longsor serta satu titik banjir.
Peristiwa bencana paling banyak terjadi di Kabupaten Badung, yakni 5 titik pohon tumbang dan 1 titik tanah longsor.
“Nihil korban jiwa dan luka. Tiga bangunan rusak ringan, 1 senderan rumah tergerus. Estimasi kerugian Rp 70 juta,” jelas Rentin.
Dijelaskannya, penanganan kejadian bencana dilakukan dengan kolaborasi personel BPBD provinsi/kabupaten/kota termasuk Tim Reaksi Cepat (TRC) dengan beberapa pihak seperti Dinas Lingkungan Hidup, Dinas PUPR, hingga masyarakat setempat.
BPBD Provinsi Bali juga merilis data peristiwa bencana yang terjadi selama 2023. Berdasar data per 30 Desember 2023, telah terjadi sebanyak 1.254 kejadian bencana di Pulau Dewata yang didominasi akibat cuaca ekstrem.
Bencana cuaca ekstrem terjadi sebanyak 438 kejadian tahun lalu, diikuti tanah longsor (311), kebakaran gedung (291), kebakaran hutan dan lahan (107), banjir (52), kekeringan (41), abrasi (9), dan gempa bumi (5).
Rentin menyampaikan, jumlah korban akibat kejadian bencana tahun lalu sebanyak 48 orang dan total kerugian sebesar Rp 63.758.281.000. 7 cr78
Komentar