Jaga Produktivitas Padi, Pemerintah Diminta ‘Jaga’ Lahan Pertanian
Produktivitas Padi
Lahan Pertanian
LPBKL (Lahan Pertanian Berkelanjutan)
Pekaseh Subak Dukuh
I Wayan Sukanada
DENPASAR, NusaBali - Pemerintah diminta mempertahankan lahan pertanian, untuk menjaga produksi pangan, khususnya padi. Untuk tidak gampang memberikan izin alih fungsi lahan. Karena kalau lahan semakin berkurang dan terus berkurang, tentu produksi padi menyusut dan terus menyusut.
“LPBKL (Lahan Pertanian Berkelanjutan) harus tetap dipertahankan,” ujar I Wayan Sukanada, Pekaseh Subak Dukuh, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan, Rabu (9/1).
Dia mencontohkan di Tabanan. Dikenal dengan predikat ‘lumbung pangan’, memiliki lahan persawahan cukup luas. Menurut Sukanada, luas lahan persawahan di Tabanan antara 19.000 -20.000 hektare. Dari lahan persawahan berasal produksi gabah.
“Lahan inilah menurut kami harus tetap berkelanjutan,” terang tokoh petani yang juga mantan pengurus KTNA (Kelompok Tani dan Nelayan Andalan) Kabupaten Tabanan.
Di kalangan petani, melalui pekaseh sudah menyampaikan harapan agar lahan pertanian berkelanjutan dipertahankan.
“Khususnya kami di Kecamatan Marga, sepakat agar lahan pertanian terjaga,” ungkapnya menyebut pertanian kalangan Pekaseh di Kecamatan Marga, 29 Oktober di Baturiti.
Selain mempertahankan lahan pertanian, Pemerintah diharap tetap memberikan bantuan pupuk bersubsidi kepada petani. Dengan bantuan pupuk subsidi tersebut, petani jelas diringankan dalam biaya produksi, sehingga petani bisa merasakan dampak harga gabah yang saat ini dalam kondisi positif.
“Tanpa dibantu petani jadi berat, karena harga gabah yang baik, akhirnya ‘habis’ juga untuk membeli saprodi. Diantaranya pupuk,” kata Sukanada.
Saat ini harga gabah rata-rata Rp6.200 perkilogram. Menurut Sukanada, harga tersebut cukup baik bagi petani. “Bisalah petani sedikit tersenyum dengan harga segitu,” kata Sukanada. K17.
Komentar