Pasutri Tewas di Pantai Gunaksa
Posisi Berjejer, Diduga Lakukan Aksi Ulah Pati
Muliantara sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan, dikenal aktif di desa adat dan menjadi Koordinator Pecalang Wewidangan Kelod, Desa Adat Sampalan
SEMARAPURA, NusaBali
Warga digegerkan dengan penemuan mayat pasangan suami istri (Pasutri) di pesisir Pantai Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung, Jumat (12/1) sore. Diduga mereka nekat mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri.
Pasangan suami istri tersebut diketahui bernama Wayan Muliantara,41, dan istrinya Ni Nengah Muliati,40, yang merupakan warga Banjar Ulun Suwi, Desa Sampalan Kelod, Kecamatan Dawan, Klungkung. Hingga saat ini penyebab mereka bunuh diri belum bisa dipastikan, namun diduga karena masalah utang piutang.
Muliantara sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan. Dia juga dikenal aktif di desa adat dan menjadi Koordinator Pecalang Wewidangan Kelod, Desa Adat Sampalan, sekaligus menjadi Bendahara Linmas Desa Sampalan Kelod. Sedangkan, istrinya Nengah Muliati, kesehariannya berjualan jajan Bali di Pasar Tenten, Desa Sampalan Kelod. Mereka dikaruniai dua orang anak perempuan masih duduk di bangku SMA, sedangkan anak kedua laki-laki masih duduk di bangku SMP.
Informasi di lapangan menyebutkan mayat pasangan suami istri ini ditemukan kali pertama oleh seorang warga bernama I Wayan Sumarjaya pada pukul 15.15 Wita. Ketika itu Sumarjaya kebetulan lewat di lokasi dan melihat sebuah sepeda motor parkir di dekat Pantai Desa Gunaksa, kemudian dia melihat ada dua orang seperti tertidur di samping batang kayu besar.
Namun, karena mereka lama tak kunjung bangun dan bergerak Sumarjaya pun curiga dan langsung mendekat untuk mengecek kondisi mereka. Ternyata, kedua korban sudah terbujur kaku dan dari mulut mengeluarkan busa. Posisi keduanya terlentang sejajar di samping batang kayu, sehingga tidak tampak dari kejauhan.
Kejadian ini pun disampaikan Sumarjaya kepada warga sekitar lanjut dilaporkan ke Polsek Dawan, serta BPBD Klungkung. "Saya lewat ke sini rencana akan buka warung, kebetulan berjualan di dekat sini," ujar Sumarjaya.
Tak berselang lama Tim Polres Klungkung dan Polsek Dawan langsung datang ke lokasi TKP untuk melakukan identifikasi. Kemudian mereka mengevakuasi kedua mayat korban ke ruang jenazah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Klungkung menggunakan ambulans.
Warga digegerkan dengan penemuan mayat pasangan suami istri (Pasutri) di pesisir Pantai Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung, Jumat (12/1) sore. Diduga mereka nekat mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri.
Pasangan suami istri tersebut diketahui bernama Wayan Muliantara,41, dan istrinya Ni Nengah Muliati,40, yang merupakan warga Banjar Ulun Suwi, Desa Sampalan Kelod, Kecamatan Dawan, Klungkung. Hingga saat ini penyebab mereka bunuh diri belum bisa dipastikan, namun diduga karena masalah utang piutang.
Muliantara sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan. Dia juga dikenal aktif di desa adat dan menjadi Koordinator Pecalang Wewidangan Kelod, Desa Adat Sampalan, sekaligus menjadi Bendahara Linmas Desa Sampalan Kelod. Sedangkan, istrinya Nengah Muliati, kesehariannya berjualan jajan Bali di Pasar Tenten, Desa Sampalan Kelod. Mereka dikaruniai dua orang anak perempuan masih duduk di bangku SMA, sedangkan anak kedua laki-laki masih duduk di bangku SMP.
Informasi di lapangan menyebutkan mayat pasangan suami istri ini ditemukan kali pertama oleh seorang warga bernama I Wayan Sumarjaya pada pukul 15.15 Wita. Ketika itu Sumarjaya kebetulan lewat di lokasi dan melihat sebuah sepeda motor parkir di dekat Pantai Desa Gunaksa, kemudian dia melihat ada dua orang seperti tertidur di samping batang kayu besar.
Namun, karena mereka lama tak kunjung bangun dan bergerak Sumarjaya pun curiga dan langsung mendekat untuk mengecek kondisi mereka. Ternyata, kedua korban sudah terbujur kaku dan dari mulut mengeluarkan busa. Posisi keduanya terlentang sejajar di samping batang kayu, sehingga tidak tampak dari kejauhan.
Kejadian ini pun disampaikan Sumarjaya kepada warga sekitar lanjut dilaporkan ke Polsek Dawan, serta BPBD Klungkung. "Saya lewat ke sini rencana akan buka warung, kebetulan berjualan di dekat sini," ujar Sumarjaya.
Tak berselang lama Tim Polres Klungkung dan Polsek Dawan langsung datang ke lokasi TKP untuk melakukan identifikasi. Kemudian mereka mengevakuasi kedua mayat korban ke ruang jenazah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Klungkung menggunakan ambulans.
Foto: Suasana di Instalasi Pemulasaraan Jenazah RSUD Klungkung. -DEWA DARMAWAN
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klungkung, I Putu Widiada mengatakan kedua korban merupakan pasangan suami istri. Saat ditemukan dari mulut korban keluar buih dan kondisi mayat dalam keadaan kaku, kemungkinan sudah meninggal lebih dari 5 jam sebelumnya. Selain itu juga ditemukan satu unit sepeda motor yang dibawa korban dengan surat-surat kendaraan yang ditemukan di kantong baju korban. "Kedua korban sudah kita evakuasi ke RSUD Klungkung," ujar Widiada.
Kapolsek Dawan, AKP Komang Susiawan mengatakan pada pukul 15.30 Wita, penjagaan Polsek Dawan mendapat telepon dari masyarakat melapor bahwa ditemukan dua orang mayat laki-laki dan perempuan tanpa identitas di Pantai wilayah Desa Gunaksa areal PKB. Kemudian dia berkoordinasi dengan Inafis Polres Klungkung untuk turun bersama ke TKP. Korban ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dan diduga bunuh diri, karena di TKP ditemukan 2 buah gelas bekas minuman atau cairan tertentu, dari mulut keluar busa dan tidak ditemukan tanda kekerasan. "Motif diduga karena terlilit utang," ujar Kapolsek AKP Susiawan.
Kabar meninggalnya pasutri ini tentu saja membuat saudara dan kerabat korban berduka. Pantauan di ruang jenazah RSUD Klungkung, sejumlah kerabat korban berdatangan pasca informasi kematian korban disampaikan ke mereka. Mereka pun terlihat histeris dan menangis. Paman korban, Nengah Yasa,70, saat ditemui mengungkapkan dirinya tidak mengetahui penyebab keponakannya itu nekat bunuh diri, walau tinggal dalam satu pekarangan.
Menurut Yasa, dari perkawinannya korban dikaruniai dua orang anak, anak pertama perempuan sudah duduk di bangku SMA, sedangkan anak kedua laki-laki masih duduk di bangku SMP. “Tidak pernah cerita kalau dia ada masalah. Saya kaget saat dapat info keponakan saya meninggal," ungkap Yasa. Sedangkan Perbekel Sampalan Kelod, I Wayan Budi Susila mengatakan korban selama ini kesehariannya bekerja sebagai buruh bangunan. Selain itu juga menjadi Koordinator Pecalang Wewidangan Kelod, Desa Adat Sampalan sekitar 10 tahun lamanya. Di samping itu korban juga menjadi Bendahara Linmas Desa Sampalan Kelod.
"Terakhir kami bertemu saat rapat di kantor desa persiapan malam tahun baru, orangnya ramah dan bersahaja," ujar Perbekel Budi Susila saat ditemui di RSUD Klungkung. Saat ini jenazah korban masih dititip di ruang jenazah RSUD Klungkung. Untuk prosesi upacara lebih lanjut masih menunggu keputusan dari pihak keluarga. Sementara itu, dari pihak keluarga menerima kejadian ini sebagai musibah. 7 wan
1
Komentar