Desa Celuk Kembangkan Tubing Susur Sungai
Camat Sukawati berikan masukan agar pengelola membuat posko untuk istirahat.
GIANYAR, NusaBali
Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Gianyar mencoba menggaet wisatawan dengan pemandangan sawah dan sungai yang masih asri. Bekerja sama dengan BUMDes Tri Amerta Dana, potensi alam ini diangkat dengan membuka objek wisata Tubing Asasuka 92. Wisatawan diajak menyusuri sungai sepanjang 6 kilometer yang sekelilingnya dihiasi hijaunya persawahan. Wahana ini resmi dibuka sejak Sabtu (13/1). Pegawai se-Kecamatan Sukawati, Kapolsek, Koramil, dan Camat Sukawati menjadi pengunjung yang mencoba tubing pertama kali.
Ketua BUMDes Tri Amerta Dana, I Nyoman Wadra, mengatakan BUMDes berusaha menggali potensi wisata di Desa Celuk. “Kami lihat sungai bisa dikembangkan menjadi wisata air. Kami usulkan perbaikan jalur dan spot adrenalin saat tubing,” ujar Nyoman Wadra, Minggu (14/1). Menurutnya, dukungan dari pemerintah desa sangat bagus sehingga BUMDes bisa membuat unit usaha. “Kami juga kerja sama dengan pengelola Asasuka. Kami harap wisata tubing lebih dikenal oleh masyarakat. Kami sudah gencar promosi,” jelasnya.
Pelaksana operasional unit Desa Wisata Celuk Asasuka 92, Agung Oka Widnyana, menambahkan atraksi tubing menyajikan pemandangan sawah dengan aliran sungai yang bersih dan indah. “Kami punya empat jeram. Rute sejauh 6 kilometer,” jelasnya. Selama perjalanan di rute, pengunjung bisa melihat air terjun mini, masuk goa, dan jeram. “Tamu asing sudah datang dari Australia. Tamu lokal sudah kami garap,” jelas Agung Oka. Ada pun yang bisa ‘dijual’ adalah pemandangan yang indah.
Agung Oka mengajak masyarakat tidak membuang sampah ke sungai. “Prioritas mengurangi sampah. Itu ide awal. Agar sungai bersih dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar,” jelasnya. Sejak awal dibentuk, diakui banyak sampah. Kini sampah bersih. Dukungan masyarakat cukup bagus. Masyarakat jangan sampai membuang sampah ke sungai. “Dengan menjadikan objek wisata, otomatis masyarakat menjaga dengan cara ini, kami mengedukasi,” jelas Agung Oka.
Rencana ke depan, trayek diperpanjang 1 Km lagi. “Kami akan tingkatkan memotivasi masyarakat di sekitar supaya aktif mempromosikan usaha milik desa ini,” ungkap Agung Oka. Harapan ke depan, Desa Celuk makin dikenal selain perak dan emas. “Dengan ini, Celuk bisa dikenal sebagai wisata tubing,” ungkap Agung Oka. Wisatawan lokal kena biaya Rp 250 ribu. Wisatawan asing $55. Dengan dana itu sudah mendapat tubing, makan, dan asuransi.
Direktur BUMDes Nyoman Wandra menambahkan, objek wisata ini dicetuskan sejak Covid 19. Masyarakat Desa Celuk banyak yang di-PHK sehingga timbul niat membuat kegiatan baru. Camat Sukawati, I Gede Daging bersama forum kecamatan ikut menikmati dan mempromosikan wisata milik desa itu. “Nyaman dan kami susuri sungai kurang lebih 1 jam,” kesan Gede Daging. Sensasi yang dirasakan ada 2 titik cukup menantang. “Masuk goa yang paling saya sukai. Adrenalin terpacu,” ujanya. Camat mengajak wisatawan mendatangi tubing susur sungai di Desa Celuk. Gede Daging berikan masukan agar pengelola membuat posko untuk istirahat. 7 nvi
1
Komentar