Perajin Aksesoris Pengantin Tahan Harga
BANGLI, NusaBali - Pendapatan perajin aksesoris pengantin di Bangli menurun akibat kenaikan harga bahan baku, khususnya emas. Salah satunya dirasakan perajin aksesoris pengantin, I Nyoman Narsa. Ditengah kenaikan harga bahan baku, dia masih menahan harga alias belum berani menaikan harga produk.
Perajin asal Banjar Pande, Kelurahan Cemapaga, Bangli, ini mengatakan untuk membuat aksesoris pengantin dirinya memanfaatkan beberapa yakni emas, perak dan tembaga. Sejak dua-tiga pekan terakhir harga emas mengalami kenaikan. Sebelumnya kisaran Rp 800.000 per gram dan kini Rp 1,1 juta per gram.
"Untuk harga perak dan tembaga tidak ada kenaikan. Yang naik harga emas dan itu menjadi bahan baku yang paling mahal," ungkapnya Minggu (14/1).
Perajin sejak tahun 1995 ini mengaku cukup terkendala ketika harga emas naik. Biaya produksi yang bertambah, sementara harga penjualan produk tetap. Kata Narsa, dirinya tidak berani menaikan harga karena khawatir para pelanggan akan beralih. "Perajin seperti ini juga banyak, kami tidak berani menaikan harga," ujarnya.
Tidak dipungkiri pendapatan yang didapat menipis. Dicontohkan yang tadinya pendapatan Rp 50 juta perbulan menjadi Rp 20 juta per bulan. Dalam menjalankan usahanya, Narsa melibatkan sembilan karyawan. Produk yang dihasilkan, yakni gelungan, bros, bunga dan lainya. Hasil tangan Nyoman Narsa dijual ke beberapa kabupaten/kota di Bali dan ke wilayah Lombok, NTB.
Ditambahkan, produk dibuat sesuai dengan request dari pembeli atau salon. Biasa pelanggan membawa contoh sesuai tren atau ciri khas di daerah asal. "Model beragam sesuai dengan pesanan, biasa mengikuti perkembangan/tren terkini," sebutnya.7esa
Komentar