Diwarnai Isak Tangis, Dikubur dalam Satu Liang Lahat
Prosesi Persemayaman Pasutri yang Ditemukan Meninggal Dunia di Pantai Gunaksa, Klungkung
Isak tangis keluarga dan kerabat pun pecah saat jenazah tiba di rumah duka, kemudian prosesi dilanjutkan nyiramin jenazah dan lanjut dibawa ke Setra
SEMARAPURA, NusaBali
Suasana duka menyelimuti prosesi penguburan (persemayaman) pasangan suami istri (Pasutri) I Wayan Muliantara,41, dan istrinya Ni Nengah Muliati,40, di Setra Desa Adat Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung pada Radite Kliwon Tolu, Minggu (14/1) sore.
Pasutri yang merupakan warga Banjar Ulun Suwi, Desa Adat Sampalan, Kecamatan Dawan, Klungkung ini dikuburkan dalam satu liang lahat di Setra Adat Gunaksa. Muliantara dan istrinya Muliati ditemukan meninggal dunia di pesisir Pantai Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung, Jumat (12/1) sore. Diduga mereka nekat mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri. Hingga saat ini penyebab mereka bunuh diri belum bisa dipastikan, namun diduga karena masalah utang piutang.
Informasi di lapangan, prosesi penguburan tersebut diawali dengan pemulangan jenazah kedua almarhum dari ruang jenazah RSUD Klungkung dengan menggunakan 2 unit ambulans dari BPBD Klungkung dan ambulans dari DPC Gerindra Klungkung. Hadir Perbekel Sampalan Kelod, Wayan Budi Susila.
Setelah mengurus administrasi, jenazah diberangkatkan ke rumah duka di Banjar Ulun Suwi, Desa Adat Sampalan pukul 14.30 Wita. Isak tangis keluarga dan kerabat pun pecah saat jenazah tiba di rumah duka. Kemudian prosesi dilanjutkan nyiramin jenazah.
Sekitar pukul 15.15 Wita, jenazah langsung disemayamkan ke Setra Desa Adat Gunaksa dengan berjalan kaki sejauh 1,5 km. Kedua jenazah dikubur dalam satu liang lahat. Posisi Muliantara ditempatkan di sebelah kanan, sedangkan istrinya ditempatkan di sebelah kiri. Prosesi persemayaman selesai pukul 16.00 Wita.
Suasana duka menyelimuti prosesi penguburan (persemayaman) pasangan suami istri (Pasutri) I Wayan Muliantara,41, dan istrinya Ni Nengah Muliati,40, di Setra Desa Adat Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung pada Radite Kliwon Tolu, Minggu (14/1) sore.
Pasutri yang merupakan warga Banjar Ulun Suwi, Desa Adat Sampalan, Kecamatan Dawan, Klungkung ini dikuburkan dalam satu liang lahat di Setra Adat Gunaksa. Muliantara dan istrinya Muliati ditemukan meninggal dunia di pesisir Pantai Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung, Jumat (12/1) sore. Diduga mereka nekat mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri. Hingga saat ini penyebab mereka bunuh diri belum bisa dipastikan, namun diduga karena masalah utang piutang.
Informasi di lapangan, prosesi penguburan tersebut diawali dengan pemulangan jenazah kedua almarhum dari ruang jenazah RSUD Klungkung dengan menggunakan 2 unit ambulans dari BPBD Klungkung dan ambulans dari DPC Gerindra Klungkung. Hadir Perbekel Sampalan Kelod, Wayan Budi Susila.
Setelah mengurus administrasi, jenazah diberangkatkan ke rumah duka di Banjar Ulun Suwi, Desa Adat Sampalan pukul 14.30 Wita. Isak tangis keluarga dan kerabat pun pecah saat jenazah tiba di rumah duka. Kemudian prosesi dilanjutkan nyiramin jenazah.
Sekitar pukul 15.15 Wita, jenazah langsung disemayamkan ke Setra Desa Adat Gunaksa dengan berjalan kaki sejauh 1,5 km. Kedua jenazah dikubur dalam satu liang lahat. Posisi Muliantara ditempatkan di sebelah kanan, sedangkan istrinya ditempatkan di sebelah kiri. Prosesi persemayaman selesai pukul 16.00 Wita.
Foto: Krama saat membawa kedua jenazah menuju Setra Desa Adat Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung, Minggu (14/1) sore. -IST
Perbekel Desa Sampalan Kelod, Wayan Budi Susila, mengatakan prosesi persemayaman pasutri tersebut sudah selesai di Setra Desa Adat Gunaksa. Selama ini prosesi persemayaman dari Desa Adat Sampalan memang satu areal di Desa Adat Gunaksa.
"Dari dulu memang seperti itu," ujar Budi Susila kepada NusaBali. Muliantara sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan, dikenal aktif di desa adat dan menjadi Koordinator Pecalang Wewidangan Kelod, Desa Adat Sampalan. Selain itu, Muliantara juga menjadi Bendahara Linmas di Desa Sampalan Kelod. "Sosoknya sangat ramah dan bersahaja, terakhir saya bertemu saat rapat di kantor desa persiapan malam tahun baru 2024," ujar Budi Susila.
Sedangkan, istrinya Nengah Muliati, kesehariannya berjualan jajan Bali di Pasar Tenten, Desa Sampalan Kelod. Mereka dikaruniai dua orang anak perempuan masih duduk di bangku SMA, sedangkan anak kedua laki-laki masih duduk di bangku SMP.
Sebelumnya, mayat pasangan suami istri ini ditemukan kali pertama oleh seorang warga bernama I Wayan Sumarjaya pada, Jumat (12/1) lalu pukul 15.15 Wita. Ketika itu Sumarjaya kebetulan lewat di lokasi dan melihat sebuah sepeda motor parkir di dekat Pantai Desa Gunaksa, kemudian dia melihat ada dua orang seperti tertidur di samping batang kayu besar.
Namun, karena mereka lama tak kunjung bangun dan bergerak Sumarjaya pun curiga dan langsung mendekat untuk mengecek kondisi mereka. Ternyata, kedua korban sudah terbujur kaku dan dari mulut mengeluarkan busa. Posisi keduanya terlentang sejajar di samping batang kayu, sehingga tidak tampak dari kejauhan.
Saat ditemukan dari mulut korban keluar buih dan kondisi mayat dalam keadaan kaku, kemungkinan sudah meninggal lebih dari 5 jam sebelumnya.
Kapolsek Dawan, AKP Komang Susiawan mengatakan pada pukul 15.30 Wita, penjagaan Polsek Dawan mendapat telepon dari masyarakat melapor bahwa ditemukan dua orang mayat laki-laki dan perempuan tanpa identitas di Pantai wilayah Desa Gunaksa areal PKB. Kemudian dia berkoordinasi dengan Inafis Polres Klungkung untuk turun bersama ke TKP. Korban ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dan diduga bunuh diri, karena di TKP ditemukan 2 buah gelas bekas minuman atau cairan tertentu, dari mulut keluar busa dan tidak ditemukan tanda kekerasan. "Motif diduga karena terlilit utang," ujar Kapolsek AKP Susiawan. 7 wan
1
Komentar