32 Guru Profesional Agama Hindu Dikukuhkan
SINGARAJA, NusaBali - Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja, mengukuhkan sebanyak 32 guru profesional agama Hindu yang lulus Pendidikan Profesi Guru (PPG) Gelombang Dua di perguruan tinggi tersebut.
"Sebanyak 32 guru profesional agama Hindu yang dinyatakan lulus berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, bukan hanya berasal dari Bali," kata Ketua Panitia Pelaksana Program Studi PPG Agama Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja Komang Sesara Aryana MPd, di Singaraja, Jumat (12/1).
Ia mengatakan, sistem perkuliahan PPG menggunakan Learning Management System (LMS) yang telah disediakan oleh Panitia Nasional PPG Kementerian Agama. Melalui LMS ini perkuliahan dilakukan penuh secara dalam jaringan (daring).
"Kami selaku pengelola prodi perlu mempelajari teknis dan ketentuan yang berlaku di dalamnya. Selama perkuliahan pun para dosen sebenarnya juga sambil belajar, dan sambil menemukan bagaimana pola perkuliahan PPG ini. Kami bisa lalui semua itu dengan baik," kata dia.
Menurut dia, pihaknya melibatkan sebanyak 17 dosen STAHN Mpu Kuturan dan empat guru pamong selama proses perkuliahan PPG Batch 2 Tahun 2023.
"Proses perkuliahan dimulai dari Pendalaman Materi Pedagogik, Pendalaman Materi Profesional atau Bidang Studi, Lokakarya, dan PPL, serta Penyusunan PTK yang terintegrasi dengan kegiatan PPL," kata dia.
Sesara pada awalnya menginginkan mahasiswa peserta PPG yang diterima akan lulus sama dengan jumlah awal sebanyak 40 orang. Namun, pada akhir serangkaian proses penyelenggaraan PPG, panitia harus tetap berbangga dengan 80 persen kelulusan mahasiswa peserta PPG.
"Angka yang tergolong lumayan, namun ada 20 persen lagi yang masih menjadi PR bagi kami. Kami akan evaluasi dan tindak lanjuti, sehingga mereka yang kurang beruntung ini dapat menyusul teman-temannya yang sudah lulus dan akan dikukuhkan sebagai guru profesional," kata dia.
Wakil Ketua 1 STAHN Mpu Kuturan Singaraja Dr I Made Sedana SPd, MPd menjelaskan bahwa guru profesional adalah guru yang kompeten, menguasai keterampilan dan sikap yang tercermin dari empat standar yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.
Sedana menambahkan, guru profesional juga ditunjukkan dengan sikap yang mencintai profesinya sebagai guru, bukan sebatas pada empat standar dan kriteria guru profesional semata.
"Harus ada prinsip mencintai profesi yang mendalam yang muncul dan timbul dari hati nurani. Guru harus selalu berusaha mengajar dengan mengikuti perkembangan teknologi," kata dia.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Ditjen Bimas Hindu Kemenag Trimo mengapresiasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja yang telah menyelenggarakan PPG pertama kali dengan sukses dan lancar.
Trimo menjelaskan apresiasi tersebut terkait pelaksanaan PPG yang melibatkan guru-guru agama Hindu dari berbagai wilayah di tanah air dengan berbagai kendala dan dinamika, terutama permasalahan sinyal dalam konteks pelaksanaan PPG dalam jaringan (daring).
"Di beberapa wilayah memang sangat susah sinyal misalnya saja di Toraja. Saya sempat berkunjung ke sana dan memang tidak ada sinyal. Belum lagi beberapa wilayah di Kalimantan," ujar dia. 7 ant
Ia mengatakan, sistem perkuliahan PPG menggunakan Learning Management System (LMS) yang telah disediakan oleh Panitia Nasional PPG Kementerian Agama. Melalui LMS ini perkuliahan dilakukan penuh secara dalam jaringan (daring).
"Kami selaku pengelola prodi perlu mempelajari teknis dan ketentuan yang berlaku di dalamnya. Selama perkuliahan pun para dosen sebenarnya juga sambil belajar, dan sambil menemukan bagaimana pola perkuliahan PPG ini. Kami bisa lalui semua itu dengan baik," kata dia.
Menurut dia, pihaknya melibatkan sebanyak 17 dosen STAHN Mpu Kuturan dan empat guru pamong selama proses perkuliahan PPG Batch 2 Tahun 2023.
"Proses perkuliahan dimulai dari Pendalaman Materi Pedagogik, Pendalaman Materi Profesional atau Bidang Studi, Lokakarya, dan PPL, serta Penyusunan PTK yang terintegrasi dengan kegiatan PPL," kata dia.
Sesara pada awalnya menginginkan mahasiswa peserta PPG yang diterima akan lulus sama dengan jumlah awal sebanyak 40 orang. Namun, pada akhir serangkaian proses penyelenggaraan PPG, panitia harus tetap berbangga dengan 80 persen kelulusan mahasiswa peserta PPG.
"Angka yang tergolong lumayan, namun ada 20 persen lagi yang masih menjadi PR bagi kami. Kami akan evaluasi dan tindak lanjuti, sehingga mereka yang kurang beruntung ini dapat menyusul teman-temannya yang sudah lulus dan akan dikukuhkan sebagai guru profesional," kata dia.
Wakil Ketua 1 STAHN Mpu Kuturan Singaraja Dr I Made Sedana SPd, MPd menjelaskan bahwa guru profesional adalah guru yang kompeten, menguasai keterampilan dan sikap yang tercermin dari empat standar yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.
Sedana menambahkan, guru profesional juga ditunjukkan dengan sikap yang mencintai profesinya sebagai guru, bukan sebatas pada empat standar dan kriteria guru profesional semata.
"Harus ada prinsip mencintai profesi yang mendalam yang muncul dan timbul dari hati nurani. Guru harus selalu berusaha mengajar dengan mengikuti perkembangan teknologi," kata dia.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Ditjen Bimas Hindu Kemenag Trimo mengapresiasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja yang telah menyelenggarakan PPG pertama kali dengan sukses dan lancar.
Trimo menjelaskan apresiasi tersebut terkait pelaksanaan PPG yang melibatkan guru-guru agama Hindu dari berbagai wilayah di tanah air dengan berbagai kendala dan dinamika, terutama permasalahan sinyal dalam konteks pelaksanaan PPG dalam jaringan (daring).
"Di beberapa wilayah memang sangat susah sinyal misalnya saja di Toraja. Saya sempat berkunjung ke sana dan memang tidak ada sinyal. Belum lagi beberapa wilayah di Kalimantan," ujar dia. 7 ant
Komentar