Investasi di Bangli Didominasi Peternakan
BANGLI, NusaBali - Sektor peternakan dan pertanian mendominasi investasi di Bangli, dan sebagian besar di Kecamatan Kintamani. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Bangli, Jetet Hiberon, Selasa (16/1).
Disampaikan, ada 13 sektor invetasi di Kabupaten Bangli. Dari jumlah tersebut ada beberapa sektor teratas yakni peternakan, pertanian, perdagangan, pertanian holtikultura. Khusus untuk peternakan, terbanyak babi. "Berdasarkan Kelompok Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI), investasi di dominan peternakan dan pertanian," ujarnya.
Menurut Jetet Hiberon, dari tahun 2023 hingga awal Januari 2024, setidaknya telah diterbitkan 4.596 nomor induk berusaha. Investasi ini sebagian besar berupa usaha mikro. "Untuk tahun 2023 total nilai investasi Rp 300 miliar lebih," jelasnya.
Terkait investasi di sektor pariwisata, pihaknya mengatakan investasi seketor pariwisata beragam baik hotel maupun jasa lainnya. Sejatinya, melihat besarnya potensi peternakan dan pertanian sejatinya dapat mendukung sektor pariwisata Bangli. Lanjutnya, penanaman modal asing (PMA) masih tergolong rendah. Pada tahun 2023 hanya 1 PMA di sektor pariwisata.
jelasnya, DPMPTSP melakukan pengawasan terhadap investasi di Bangli. Instansi ini telah membentuk tim pengawas dan pengendalian penanaman modal. Tahun ini ditarget pengawasan terhadap 100 pelaku usaha.
Disebutkan, pengawasan dilakukan setelah 1 tahun terbitnya NIB (nomor induk berusaha). "NIB sebagai dasar usaha dan ada lagi persyaratan lainnya yang harus dilengkapi. Hal ini yang menjadi pengawasan kami. Tidak hanya itu, pelaku usaha juga wajib menyampaikan laporan kegiatan penanaman modal (LKPM)," sambungnya.
Kata Jetet, tim pengawasan tidak hanya lintas OPD. Mulai tahun 2024 digandeng aparat penegak hukum (APH) baik kepolisian maupun kejaksaan. Jika ada pelaku usaha tidak disiplin tentu dapat ditindak lanjuti oleh APH, mengingat ini berkaitan dengan penerimaan negera berupa pajak. "Sejauh ini pelaku usaha sudah aktif dalam penyampaian LKPM. Ada beberapa kendala yang dialami pelaku usaha, seperti kurang paham dalam input data," imbuhnya.7esa
1
Komentar