Tujuh Buruh Proyek Nyaris Dihakimi Massa di Cemagi
Hendak Serang Seorang Warga, Kulkul Bulus Dibunyikan
MANGUPURA, NusaBali - Seorang warga Banjar Batan Tanjung, Desa Cemagi, Kecamatan Mengwi, Badung diserang tujuh orang buruh proyek bangunan asal Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (16/1) malam sekitar pukul 23.30 Wita.
Peristiwa penyerangan dengan pelaku bersenjata parang itu membuat warga setempat membunyikan kulkul bulus. Puluhan warga pun turun melakukan perlawanan.
Untungnya peristiwa itu cepat direspons aparat kepolisian sehingga tujuh buruh proyek itu selamat dari bulan-bulanan massa. Para pelaku penyerangan yang diduga dalam pengaruh minuman beralkohol itu diamankan ke Mapolsek Mengwi. Warga yang sudah tumpah ruah di TKP lalu diminta polisi untuk pulang ke rumah masing-masing.
Informasi dari sumber di lapangan, Rabu (17/1) penyerangan itu dipicu perkelahian antara warga banjar setempat IGN Ar,20, dengan seorang buruh proyek asal Sumba, OR,22. Perkelahian itu terjadi dipicu karena IGN Ar melarang OR dan teman-temannya yang ribut sambil pesta miras. Akibat perkelahian itu OR menderita luka-luka. Setelah berkelahi keduanya berdamai.
Namun ternyata OR tidak berdamai dengan ikhlas. Dia malah memanggil teman-temannya dan merancang penyerangan. Pada saat itu OR membawa sebilah parang yang disimpannya di sepeda motor. Melihat OR membawa parang bersama teman-temannya, IGN Ar memberi tahu teman-temannya yang pada saat itu sedang membikin ogoh-ogoh di Bale Banjar Batan Batas Tanjung. Melihat OR bawa parang, IGN Ar dan teman-temannya membunyikan kulkul bulus. Mendengar bunyi kulkul bulus sebagai tanda ada bahaya itu warga banjar setempat tumpah ruah ke TKP.
"Warga berdatangan untuk melawan balik para pelaku. Melihat massa berdatangan ke lokasi mereka melarikan diri ke arah Munggu menggunakan sepeda motor. Sampai di depan perempatan Munggu, para pelaku diadang warga dan melakukan pemukulan," ungkap sumber. Pada saat OR dan pentolannya digebuk massa. Untungnya datang Bhabinkamtibmas dan anggota dari Polsek Mengwi untuk meredam situasi.
Polisi juga mengamankan OR dan enam orang lainnya, yakni RM,34, SUH,45, RM,21, AM, 22, JG,17, dan seorang perempuan MGH,22. Selain itu polisi juga mengamankan barang bukti berupa dua unit sepeda motor dan sebilah parang. Dikonfirmasi terpisah Kasi Humas Polres Badung, Iptu Ketut Sudana mengatakan keributan yang terjadi di Cemagi itu karena ulah buruh proyek asal Sumba. Mereka ribut hingga membuat warga sekitar resah. Warga yang tak terima dengan situasi itu datang untuk melerai hingga terjadi ketegangan.
"Ketegangan itu tidak berlangsung lama karena Bhabinkamtibmas yang bertugas di sana segera ke TKP. Selain itu anggota dari Polsek Mengwi lainnya juga turun ke TKP. Tujuh orang pelaku yang jadi biang keributan itu sudah diamankan di Mapolsek Mengwi," ungkap Iptu Sudana. Sementara Kapolsek Mengwi Kompol I Ketut Adnyana TJ mengatakan para pelaku bekerja di beberapa proyek di wilayah Cemagi. Sebelum diamankam warga, para pelaku pesta miras dan ribut-ribut. Aksi tak terpuji para pelaku memantik warga untuk bertindak. "Para pelaku semuanya asal Sumba. Mereka mabuk-mabukan sama teman-temannya lalu ribut sehingga mengganggu lingkungan sekitar. Warga yang resah dengan keributan itu datang dan mengusir mereka. Pada saat berusaha dibubarkan paksa terjadi ketegangan di antara mereka," pungkas Kompol Adnyana. 7 pol
Untungnya peristiwa itu cepat direspons aparat kepolisian sehingga tujuh buruh proyek itu selamat dari bulan-bulanan massa. Para pelaku penyerangan yang diduga dalam pengaruh minuman beralkohol itu diamankan ke Mapolsek Mengwi. Warga yang sudah tumpah ruah di TKP lalu diminta polisi untuk pulang ke rumah masing-masing.
Informasi dari sumber di lapangan, Rabu (17/1) penyerangan itu dipicu perkelahian antara warga banjar setempat IGN Ar,20, dengan seorang buruh proyek asal Sumba, OR,22. Perkelahian itu terjadi dipicu karena IGN Ar melarang OR dan teman-temannya yang ribut sambil pesta miras. Akibat perkelahian itu OR menderita luka-luka. Setelah berkelahi keduanya berdamai.
Namun ternyata OR tidak berdamai dengan ikhlas. Dia malah memanggil teman-temannya dan merancang penyerangan. Pada saat itu OR membawa sebilah parang yang disimpannya di sepeda motor. Melihat OR membawa parang bersama teman-temannya, IGN Ar memberi tahu teman-temannya yang pada saat itu sedang membikin ogoh-ogoh di Bale Banjar Batan Batas Tanjung. Melihat OR bawa parang, IGN Ar dan teman-temannya membunyikan kulkul bulus. Mendengar bunyi kulkul bulus sebagai tanda ada bahaya itu warga banjar setempat tumpah ruah ke TKP.
"Warga berdatangan untuk melawan balik para pelaku. Melihat massa berdatangan ke lokasi mereka melarikan diri ke arah Munggu menggunakan sepeda motor. Sampai di depan perempatan Munggu, para pelaku diadang warga dan melakukan pemukulan," ungkap sumber. Pada saat OR dan pentolannya digebuk massa. Untungnya datang Bhabinkamtibmas dan anggota dari Polsek Mengwi untuk meredam situasi.
Polisi juga mengamankan OR dan enam orang lainnya, yakni RM,34, SUH,45, RM,21, AM, 22, JG,17, dan seorang perempuan MGH,22. Selain itu polisi juga mengamankan barang bukti berupa dua unit sepeda motor dan sebilah parang. Dikonfirmasi terpisah Kasi Humas Polres Badung, Iptu Ketut Sudana mengatakan keributan yang terjadi di Cemagi itu karena ulah buruh proyek asal Sumba. Mereka ribut hingga membuat warga sekitar resah. Warga yang tak terima dengan situasi itu datang untuk melerai hingga terjadi ketegangan.
"Ketegangan itu tidak berlangsung lama karena Bhabinkamtibmas yang bertugas di sana segera ke TKP. Selain itu anggota dari Polsek Mengwi lainnya juga turun ke TKP. Tujuh orang pelaku yang jadi biang keributan itu sudah diamankan di Mapolsek Mengwi," ungkap Iptu Sudana. Sementara Kapolsek Mengwi Kompol I Ketut Adnyana TJ mengatakan para pelaku bekerja di beberapa proyek di wilayah Cemagi. Sebelum diamankam warga, para pelaku pesta miras dan ribut-ribut. Aksi tak terpuji para pelaku memantik warga untuk bertindak. "Para pelaku semuanya asal Sumba. Mereka mabuk-mabukan sama teman-temannya lalu ribut sehingga mengganggu lingkungan sekitar. Warga yang resah dengan keributan itu datang dan mengusir mereka. Pada saat berusaha dibubarkan paksa terjadi ketegangan di antara mereka," pungkas Kompol Adnyana. 7 pol
1
Komentar