Kerajinan dan Pertanian Masih Jadi Andalan
Dua komoditas yang memberi kontribusi paling besar dari keseluruhan ekspor Bali
DENPASAR, NusaBali
Komoditas Kerajinan dan Pertanian tetap menjadi tumpuan Bali untuk meraup devisa, melalui ekspor tahun 2024. Kedua komoditas tersebut stabil, dalam arti memberi kontribusi paling besar dari keseluruhan ekspor Bali.
Setidaknya itu ditunjukkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disdagprin) Bali dalam 2 tahun terakhir yakni tahun 2022 dan 2023.
Pada tahun 2022, total nilai ekspor Bali 361.809.356,27 dollar (AS). Dari jumlah tersebut ekspor produk kerajinan berkontribusi 32,58 persen atau 117.871.169,18 dollar.
Sementara ekspor produk pertanian menyumbang 38,78 persen atau senilai Rp140.321.864,96 dollar. Yang lainnya adalah ekspor produk industri 100.271.743,65 atau 27,71 persen, perkebunan dan ekspor lain-lain.
Sedang pada 2023 lalu, nilai keseluruhan ekspor Bali 301.809.356,27. Dari keseluruhan nilai itu, ekspor produk industri sebesar 82.857.848,23(27,49 persen). Ekspor produk kerajinan 94.586.938,29(31,38 persen). Selanjutnya produk pertanian sebesar 120.952.010,82(40,13 persen) serta ekspor perkebunan dan ekspor lain-lain.
Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri (PDL) Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali, Ni Wayan Lestari mengatakan tidak ada perubahan yang mencolok terkait ekspor maupun komoditas ekspor Bali.
"Kondisinya masih stabil," ujarnya Rabu (17/1). Dikatakan komoditas dominan ekspor Bali masih bertahan pada komoditas-komoditas andalan selama ini.
"Kalau di kerajinan diantara produk kerajinan perak, kerajinan kayu, furniture dan lainnya. Ada 17 produk seluruhnya," terang Lestari.
Sedang di produk pertanian, sebanyak 11 jenis produk. Yang dominan produk perikanan. "Terutama ikan tuna yang masih menjadi andalan," jelasnya. Masih di kelompok pertanian, produk ekspor lainnya adalah buah-buahan.
Berdasarkan perkembangan 2 tahun, 2022-2023 itulah, tahun 2024 komoditas tumpuan ekspor Bali diperkirakan tidak berubah signifikan.
"Itu kerajinan dan ekspor produk pertanian tetap akan mendominasi," ujar Lestari. Hal itu memang bertalian dengan potensi Bali, seperti dalam bidang kerajinan.
Namun demikian diharapkan produk-produk lain bisa lebih berkembang, baik kualitas maupun pemasarannya. "Kita tentu mendorong yang lain agar menanjak ekspor untuk lebih banyak menarik devisa," ujarnya. k17
Komentar