STY Dibayangi Rekor Buruk
Perlu Improvasi Permainan untuk Jinakkan Vietnam
Jadi masih belum ada orang ketiga atau keempat untuk melakukan wall-pass. Di sinilah masih harus banyak dikembangkan dan improvisasi permainan maupun pergerakan tanpa bola.
DOHA, NusaBali
Shin Tae-yong (STY) dibayangi rekor buruk menjelang laga Indonesia kontra Vietnam, pada matchday kedua Grup D Piala Asia 2023, di Stadion Abdullah bin Nasser bin Khalifa, Jumat (19/1) malam, pukul 22.00 WITA. Dari empat laga berjumpa The Golden Star, STY selalu gagal menang dan juga tak pernah cetak gol.
Ya, usai kalah dari Irak, Indonesia akan bersua Vietnam, yang juga kalah pada matchday pertama. Pham Tuan Hai dkk dikalahkan Jepang 2-4.
Dengan kondisi itu, Indonesia dan Vietnam harus saling mengalahkan jika ingin membuka peluang lolos ke 16 Besar. Namun Indonesia dihadapkan pada catatan buruk selama ditangani STY (53 tahun).
Indonesia tak pernah mengalahkan Vietnam dalam enam laga terakhir. Dari enam laga itu, empat laga diantaranya di bawah kendali STY sebagai pelatih. Rekor pertemuan yang dihitung adalah pertandingan pada level senior. STY mulai jadi pelatih Indonesia pada Januari 2020. Pertemuan pertama STY dengan Vietnam pada Kualifikasi Piala Dunia 2022, Indonesia kalah 0-4 dari Vietnam pada Juni 2021. Setelah itu, STY tiga kali melawan Vietnam di Piala AFF, dengan hasil dua kali imbang dan sekali kalah.
STY harus berpikir keras jelang duel lawan Vietnam. Sebab, selain belum pernah menang, Indonesia juga tidak mampu bikin gol pada empat pertemuan terakhir lawan Vietnam. Padahal, STY sudah mencoba beberapa kombinasi penyerang berbeda mulai dari Kushedya Hari Yudo, Ezra Walian, hingga Dendy Sulistyawan.
Untuk menjinakkan Vietnam, mantan pemain dan pelatih Persik Kediri, Aris Budi Sulistyo menjelaskan, masih ada beberapa aspek yang perlu ditingkatkan dari permainan Indonesia, utamanya berkaitan dengan improvisasi pemain. Menurutnya, cara para pemain membongkar pertahanan lawan masih terhitung monoton, sehingga cukup kesulitan menghasilkan peluang matang di area lawan.
“Jadi masih belum ada orang ketiga atau keempat untuk melakukan wall-pass. Di sinilah masih harus banyak dikembangkan, pergerakan tanpa bola maupun improvisasi permainan,” kata Aris Budi Sulistyo.
Sedangkan pemain naturalisasi Shayne Pattynama bertekad mengakhiri rekor buruk tersebut, sekaligus meraih kemenangan perdana di Piala Asia 2023 Qatar. Apalagi Indonesia kalah pada laga perdana melawan Irak dengan skor 1-3.
Shayne pun mengatakan, tim Garuda tak perlu berlarut dalam kesedihan karena kekalahan melawan Singa Mesopotamia menurutnya dapat menjadi pelajaran berharga untuk memberikan penampilan terbaik melawan Vietnam.
Lalu pemain klub Viking Norwegia itu memberikan penilaian terhadap kekuatan Vietnam, yang pada laga pertama sempat merepotkan raksasa Asia Jepang walaupun berakhir kekalahan 2-4. Menurut Shayne
tim Garuda harus jeli menganalisis kekuatan Vietnam. Selain itu, Garuda harus meningkatkan performa demi memetik tiga poin pada laga kedua nanti dan menjaga asa lolos ke 16 besar.
“Mereka bermain baik melawan Jepang, jadi kami harus mempelajari kelebihan dan kekurangan mereka, dan membuat perencanaan permainan melawan Vietnam,” kata Shayne, di laman resmi PSSI, Rabu (17/1).
Lebih lanjut, untuk mewujudkan kemenangan perdana Indonesia itu, Shayne (25 tahun) berharap mendapatkan dukungan penuh dari suporter Merah Putih di stadion. Sebab, hal tersebut memberikan kekuatan tersendiri bagi diri dan kawan-kawannya. *
1
Komentar