Relokasi Pedagang Pasar Senggol Belum Ada Kesepakatan Tempat
Tempat relokasi para pedagang pasar senggol selama pembangunan di Terminal Loka Crana, Bangli belum ada kesepakatan antara pedagang dan pemkab.
BANGLI, NusaBali
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bangli memberikan dua alternatif bagi pedagang pasar senggol, yakni eks RSU Bangli dan Jalan Lettu Anom, Bangli. Namun pedagang minta berjualan di seputaran Lapangan Kapten Muditha.
Rapat yang dilakukan Disperindag Bangli dan perwakilan pedagang pasar senggol, Jumat (21/7) siang, belum menghasilkan keputusan. Kadis Perindag Bangli I Nengah Sudibia, usai rapat mengatakan, bila jauh-jauh hari pihaknya sudah menyampaikan perihal pembangunan Terminal Loka Crana. “Rencana awal Agustus mulai pembangunan, pedagang harus sudah siap pindah. Kami sudah sampaikan dua alternatif lokasi berjualan,” ujarnya.
Nengah Sudibia berharap proses relokasi berjalan lancar, sehingga proses pembangunan bisa dilakukan, sementara pedagang pun bisa beraktivitas. Selain itu, pedagang harus memiliki sarana bongkar pasang. “Lapak pasar senggol tidak menetap, jadi pedagang harus bongkar pasang. Tidak bisa seperti sebelumnya, lapak pedagang tetap berdiri,” imbuhnya.
Pihaknya nanti menyiapkan tempat bagi pedagang yang terdata. Sesuai data milik Disperindag tercatat 23 pedagang, namun di lapangan jumlahnya 48 pedagang. “Penambahan pedagang tidak disampaikan kepada kami, jadi data terakhir 23 pedagang. Untuk itu kami akan lakukan pendataan ulang, karena banyak pedagang baru,” ucap Nengah Sudibia. *e
Rapat yang dilakukan Disperindag Bangli dan perwakilan pedagang pasar senggol, Jumat (21/7) siang, belum menghasilkan keputusan. Kadis Perindag Bangli I Nengah Sudibia, usai rapat mengatakan, bila jauh-jauh hari pihaknya sudah menyampaikan perihal pembangunan Terminal Loka Crana. “Rencana awal Agustus mulai pembangunan, pedagang harus sudah siap pindah. Kami sudah sampaikan dua alternatif lokasi berjualan,” ujarnya.
Nengah Sudibia berharap proses relokasi berjalan lancar, sehingga proses pembangunan bisa dilakukan, sementara pedagang pun bisa beraktivitas. Selain itu, pedagang harus memiliki sarana bongkar pasang. “Lapak pasar senggol tidak menetap, jadi pedagang harus bongkar pasang. Tidak bisa seperti sebelumnya, lapak pedagang tetap berdiri,” imbuhnya.
Pihaknya nanti menyiapkan tempat bagi pedagang yang terdata. Sesuai data milik Disperindag tercatat 23 pedagang, namun di lapangan jumlahnya 48 pedagang. “Penambahan pedagang tidak disampaikan kepada kami, jadi data terakhir 23 pedagang. Untuk itu kami akan lakukan pendataan ulang, karena banyak pedagang baru,” ucap Nengah Sudibia. *e
Komentar