Blaganjur dan Ngoncang Massal Jadi Ikon Bulfest
Ajang tahunan Buleleng Festival (Bulfest) kembali akan digelar Pemkab Buleleng untuk kelima kalinya pada 2-6 Agustus mendatang.
SINGARAJA, NusaBali
Seluruh persiapan pun sudah dilaksanakan dengan matang, seperti penyusunan acara dan penentuan seniman yang akan dilibatkan. Pertunjukan kesenian Blaganjur dan Ngoncang massal dipilih sebagai kesenian di acara pembukaan Bulfest tahun ini.
Kepala Bidang Kesenian, Dinas Kebudyaan Kabupaten Buleleng, Wayan Sujana yang ditemui di sekitar Tugu Singa Ambara Raja Minggu (23/7) pagi memantau gladi sekaa blaganjur, mengatakan pemilihan ikon Bulfest dari tahun ke tahun memang berbeda. Hal tersebut disesuaikan dengan tema yang diusung. Seperti tahun ini mengusung tema The Power Of Buleleng. Sehingga kesenian massal yang dirasa pas disuguhkan pada pembukaan adalah blaganjur dan ngoncang.
“Akan ada 20 sekaa blaganjur dan 10 grup ngoncang yang akan menabuh secara bersamaan saat pembukaan nanti, mencirikan tema yang kita usung tahun ini,” ujar Sujana.
Selain itu menurutnya, jika dilihat dari kesenian alat musik Bali, blaganjur merupakan salah satu gambelan yang memiliki power yang sangat kuat. Dilihat dari irama dan juga tempo gambelan yang menggebu-gebu, melambangkan kekuatan dan semangat.
Sedangkan khusus alat musik ngoncang yang menggunakan lesung dan anak lesung di Bali khususnya Buleleng menurutnya memiliki kekuatan yang sangat besar. Tradisi ngoncang yang merupakan kekuatan seni di bidang agraris, seringkali didengarkan jika terjadi gempa bumi, gerhana, bencana alam, pitra yadnya. Selain juga memang dimainkan hanya untuk ranah kesenian. Dengan kajian tersebut kesenian ngoncang dipandang perlu dilestarikan.
Selain itu Bulfest yang memiliki daya tarik di bidang kesenian sangat besar, membuat banyak seniman baik tradisional dan modern yang tampil di sana. Hanya saja karena masalah tempat dan waktu penyelenggaraan, run down acara dan kesenian yang dipasang di tiga panggung utama diseleksi secara ketat.
Kesenian tradisional maupun modern yang masuk mewakili kesenian dalam bentuk pelestarian yang diwakili oleh kesenian gambuh dan wayang. Sedangkan kesenian bentuk eksperimental diwakili oleh kesenian wayang bondres. Berikut juga kesenian pengembangan baik drama klasik, modern dan drama inovatif telah disiapkan.
Selain keterlibatan seniman lokal, Bulfest yang sedah menasional juga menarik seniman luar Bali untuk tampil di panggung Bulfest. Hanya saja dari banyak permintaan yang masuk, Buleleng masih kekurangan ruang, sehingga tahun ini baru menerima seniman dari Laboratorium Tari Indonesia, Jakarta yang akan menampilkan sejumlah tarian Betawi. “Jakarta kami pilih, karena dari cerita senimannya ada beberapa kesenian Bali yang ada kaitannya dengan Betawi,” ungkap Sujana. *k23
Kepala Bidang Kesenian, Dinas Kebudyaan Kabupaten Buleleng, Wayan Sujana yang ditemui di sekitar Tugu Singa Ambara Raja Minggu (23/7) pagi memantau gladi sekaa blaganjur, mengatakan pemilihan ikon Bulfest dari tahun ke tahun memang berbeda. Hal tersebut disesuaikan dengan tema yang diusung. Seperti tahun ini mengusung tema The Power Of Buleleng. Sehingga kesenian massal yang dirasa pas disuguhkan pada pembukaan adalah blaganjur dan ngoncang.
“Akan ada 20 sekaa blaganjur dan 10 grup ngoncang yang akan menabuh secara bersamaan saat pembukaan nanti, mencirikan tema yang kita usung tahun ini,” ujar Sujana.
Selain itu menurutnya, jika dilihat dari kesenian alat musik Bali, blaganjur merupakan salah satu gambelan yang memiliki power yang sangat kuat. Dilihat dari irama dan juga tempo gambelan yang menggebu-gebu, melambangkan kekuatan dan semangat.
Sedangkan khusus alat musik ngoncang yang menggunakan lesung dan anak lesung di Bali khususnya Buleleng menurutnya memiliki kekuatan yang sangat besar. Tradisi ngoncang yang merupakan kekuatan seni di bidang agraris, seringkali didengarkan jika terjadi gempa bumi, gerhana, bencana alam, pitra yadnya. Selain juga memang dimainkan hanya untuk ranah kesenian. Dengan kajian tersebut kesenian ngoncang dipandang perlu dilestarikan.
Selain itu Bulfest yang memiliki daya tarik di bidang kesenian sangat besar, membuat banyak seniman baik tradisional dan modern yang tampil di sana. Hanya saja karena masalah tempat dan waktu penyelenggaraan, run down acara dan kesenian yang dipasang di tiga panggung utama diseleksi secara ketat.
Kesenian tradisional maupun modern yang masuk mewakili kesenian dalam bentuk pelestarian yang diwakili oleh kesenian gambuh dan wayang. Sedangkan kesenian bentuk eksperimental diwakili oleh kesenian wayang bondres. Berikut juga kesenian pengembangan baik drama klasik, modern dan drama inovatif telah disiapkan.
Selain keterlibatan seniman lokal, Bulfest yang sedah menasional juga menarik seniman luar Bali untuk tampil di panggung Bulfest. Hanya saja dari banyak permintaan yang masuk, Buleleng masih kekurangan ruang, sehingga tahun ini baru menerima seniman dari Laboratorium Tari Indonesia, Jakarta yang akan menampilkan sejumlah tarian Betawi. “Jakarta kami pilih, karena dari cerita senimannya ada beberapa kesenian Bali yang ada kaitannya dengan Betawi,” ungkap Sujana. *k23
1
Komentar