Bayar Utang ke Alam, KPU Bali Tanam 118.099 Bibit Pohon Pengganti Bahan Kertas
DENPASAR, NusaBali.com - Penyelenggaran Pemilu 2024 dinilai banyak berutang pada alam. Sebab, jutaan pohon telah ditebang untuk memproduksi bubur kayu atau bahan logistik pemilu seperti surat suara, formulir, dan lainnya.
Data dari KPU RI menerangkan, berbagai kebutuhan logistik Pemilu 2024 menghabiskan 65.998 ton kertas. Diasumsikan 11,6 kilogram kertas setara satu batang pohon. Maka, dibutuhkan 5.709.898 bibit pohon untuk 'membayar utang' pemilu kepada alam.
Dari lima jutaan bibit pohon, Provinsi Bali berkontribusi sebanyak 118.099 bibit. Ratusan ribu bibit pohon cempaka, mangga, jambu, dan lainnya ini ditanam serentak dalam satu hari pada Kamis (25/1/2024) di Pulau Dewata, juga di daerah lain di tanah air.
I Dewa Agung Gede Lidartawan, Ketua KPU Provinsi Bali memimpin penanam pohon serentak ini secara luring dan daring dari Lapangan Wayan Bulit, Kelurahan Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar.
"Kita sudah menggunakan banyak bubur kayu untuk surat suara, formulir, dan lain-lain maka kita wajib mengembalikannya. Kita selalu gunakan tanpa pernah menanam maka keseimbangan alam tentu tidak akan terjadi," ujar Lidartawan ketika ditemui di sela acara.
Lanjut Lidartawan yang juga mantan Ketua KPU Kabupaten Bangli dua periode ini, penanaman 118.099 bibit pohon di Bali dilakukan oleh seluruh jajaran KPU. Mulai dari tingkat provinsi hingga yang bertugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
KPU Bali memiliki 70 personel dan KPU Kabupaten/Kota sejumlah 315 personel. Kemudian, ada 285 orang Pantia Pemilihan Kecamatan (PPK), 2.148 orang Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan 115.281 petugas di TPS yakni Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas).
Kata Lidartawan, setiap individu penyelenggara dan pendukung penyelenggaraan pemilu ini wajib menanam satu bibit pohon per orang. Untuk itu, terdapat 118.099 bibit pohon berbagai jenis yang ditanam pada Kamis di seluruh pelosok Pulau Dewata.
"Secara nasional, ketika selesai nanti dan terdata, kita akan menadapatkan predikat dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) sebagai penanaman pohon terbanyak dalam satu hari di seluruh Indonesia," imbuh Lidartawan.
Selain soal kepedulian terhadap lingkungan dan masa depan penerus bangsa yang berhak merasakan kelestarian alam, penanam pohon ini menurut Lidartawan memiliki filosofi. Selayaknya pohon yang perlu dirawat, demikian pula demokrasi di Bali.
"Semua yang kita tanam harus kita pelihara begitu pula demokrasi di Provinsi Bali. Tegaknya demokrasi harus selalu dipelihara, bukan saja dibuat sekali lalu dibiarkan begitu saja. Tapi, sedikit demi sedikit harus diperbaiki," kata Lidartawan.
Untuk diketahui, penanaman pohon serentak ini sejatinya diinisiasi oleh KPU Bali untuk dilaksanakan di Pulau Dewata. Namun, KPU RI lantas mengadopsi gagasan ini untuk diterapkan secara nasional.
Selain jajaran KPU, penanaman pohon serentak khususnya di Kelurahan Serangan juga dihadiri jajaran Forkopimda Provinsi Bali. Di samping itu, turut mengundang para peserta pemilu untuk membawa pulang satu bibit pohon dan ditanam di areal masing-masing. *rat
Dari lima jutaan bibit pohon, Provinsi Bali berkontribusi sebanyak 118.099 bibit. Ratusan ribu bibit pohon cempaka, mangga, jambu, dan lainnya ini ditanam serentak dalam satu hari pada Kamis (25/1/2024) di Pulau Dewata, juga di daerah lain di tanah air.
I Dewa Agung Gede Lidartawan, Ketua KPU Provinsi Bali memimpin penanam pohon serentak ini secara luring dan daring dari Lapangan Wayan Bulit, Kelurahan Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar.
"Kita sudah menggunakan banyak bubur kayu untuk surat suara, formulir, dan lain-lain maka kita wajib mengembalikannya. Kita selalu gunakan tanpa pernah menanam maka keseimbangan alam tentu tidak akan terjadi," ujar Lidartawan ketika ditemui di sela acara.
Lanjut Lidartawan yang juga mantan Ketua KPU Kabupaten Bangli dua periode ini, penanaman 118.099 bibit pohon di Bali dilakukan oleh seluruh jajaran KPU. Mulai dari tingkat provinsi hingga yang bertugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
KPU Bali memiliki 70 personel dan KPU Kabupaten/Kota sejumlah 315 personel. Kemudian, ada 285 orang Pantia Pemilihan Kecamatan (PPK), 2.148 orang Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan 115.281 petugas di TPS yakni Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas).
Kata Lidartawan, setiap individu penyelenggara dan pendukung penyelenggaraan pemilu ini wajib menanam satu bibit pohon per orang. Untuk itu, terdapat 118.099 bibit pohon berbagai jenis yang ditanam pada Kamis di seluruh pelosok Pulau Dewata.
"Secara nasional, ketika selesai nanti dan terdata, kita akan menadapatkan predikat dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) sebagai penanaman pohon terbanyak dalam satu hari di seluruh Indonesia," imbuh Lidartawan.
Selain soal kepedulian terhadap lingkungan dan masa depan penerus bangsa yang berhak merasakan kelestarian alam, penanam pohon ini menurut Lidartawan memiliki filosofi. Selayaknya pohon yang perlu dirawat, demikian pula demokrasi di Bali.
"Semua yang kita tanam harus kita pelihara begitu pula demokrasi di Provinsi Bali. Tegaknya demokrasi harus selalu dipelihara, bukan saja dibuat sekali lalu dibiarkan begitu saja. Tapi, sedikit demi sedikit harus diperbaiki," kata Lidartawan.
Untuk diketahui, penanaman pohon serentak ini sejatinya diinisiasi oleh KPU Bali untuk dilaksanakan di Pulau Dewata. Namun, KPU RI lantas mengadopsi gagasan ini untuk diterapkan secara nasional.
Selain jajaran KPU, penanaman pohon serentak khususnya di Kelurahan Serangan juga dihadiri jajaran Forkopimda Provinsi Bali. Di samping itu, turut mengundang para peserta pemilu untuk membawa pulang satu bibit pohon dan ditanam di areal masing-masing. *rat
Komentar