Low Season, Tingkat Hunian Vila 50-60 %
Ada tahun politik, pelaku pariwisata tak berharap banyak saat Imlek.
DENPASAR, NusaBali
Menurunnya kunjungan wisatawan ke Bali pasca tahun baru sudah dirasakan kalangan usaha akomodasi di Bali. Salah satunya usaha pengelolaan vila. Tingkat hunian vila belakangan ini berkisar antara 50-60 persen.
Berkurang dari posisi okupansi pada puncak liburan Nataru 2024 lalu dimana keterisian vila mencapai rata-rata 80-90 persen.
Hunian vila diperkirakan masih tetap melandai sampai dengan 4 bulan ke depan, sebelum mulai merangkak pada Juni-Juli.
Ketua DPD Bali Vila Association (BVA), Putu Gede Hendrawan atau yang biasa disapa Jro Hendrawan mengatakan Kamis (25/1).
"Pasca Nataru, sekarang ini periode low season," ungkap praktisi pariwisata dari Desa Sedang, Abiansemal, Badung.
Segmen pasar, terutama wisatawan Eropa jauh berkurang. Demikian juga wisatawan asal Asia dan yang lainnya. Wisatawan domestik juga menyusut karena liburan sudah berakhir.
"Dari kondisi di lapangan bisa dikenali keadaan wisata Bali saat ini, " terangnya.
Namun demikian lanjut Jro Hendrawan, kondisi pariwisata Bali tidak sepi sama sekali.
"Wisman Australia yang membantu, karena masih tetap paling ramai datang ke Bali,"ujarnya.
Wisman asal negeri Kangguru' itulah yang mengisi sebagian besar hotel, vila maupun akomodasi lainnya di Bali. Selain campuran dari wisman yang lain dan domestik.
Terkait pada Februari depan ada perayaan Imlek atau Tahun Baru China, Jro Hendrawan mengatakan tidak berani memastikan imbasnya bagi Bali. Maksudnya, apakah akan mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan secara signifikan atau tidak.
"Kita di pariwisata tentu menginginkan ada dampaknya. Wisatawan bertambah. Terutama wisman Tiongkok kita harapkan," ujarnya.
Hal itu karena momennya Imlek. Namun karena Februari juga ada perhelatan politik nasional yakni Pemilu pada 14 Februari, itulah yang menjadikan kalangan pelaku pariwisata termasuk BVA tak berani berspekulasi lebih jauh.
"Harapan kita Pemilu berjalan lancar dan aman, sehingga pariwisata juga nyaman, " ujar Jro Hendrawan.
Yang jelas, menurut Jro Hendrawan dalam 4 bulan ke depan, keterisian kamar hotel dan juga vila tidak akan sepadat puncak liburan Nataru.
"Empat bulan ke depan merupakan siklus low season,"ujarnya.
Jro Hendrawan juga menyinggung pungutan Rp150 ribu bagi wisman yang akan diberlakukan Pemprov Bali pada 14 Februari.
"Harapan kita, teknis pungutan bisa efektif, tidak dirasakan membebani wisatawan," ujarnya.
Kemudian penggunaanya nanti jelas, transparan dan sesuai peruntukannya, untuk penguatan budaya dan lingkungan alam Bali.k17
Komentar