Pamedek Malam Hari Diimbau Hati-hati
Jalan Tangga Pura Lempuyang Kian Keropos
AMLAPURA, NusaBali - Pura Lempuyang di Desa Adat Purwayu, Kecamatan Abang, Karangasem, salah satu dari Pura Sad Kahyangan di Bali. Tatkala umat Hindu akan tangkil ke pura ini, maka hal pokok yang harus disiapkan yakni fisik yang kuat untuk menyusuri tangga menuju bagian puncak pura tersebut. Selebihnya, perlu kehati-hatian.
Untuk diketahui, jalan tangga di perbukitan itu mulai keropos, terutama jalur dari Pura Telaga Mas ke Pura Pasar Agung. Jalan ini dibangun tahun 1990 dan belum pernah mendapatkan perbaikan. Jika jalan ini diperbaiki, maka memerlukan biaya sekitar Rp 7 miliar.
"Sudah saya usulkan biaya perbaikan tangga ini ke Pemprov Bali. Tapi belum ada respons, justru pembangunan senderan di jaba tengah Pura Penataran Lempuyang yang dapat biaya Rp 5,7 miliar," jelas Ketua I Panitia Pembangunan Pura Sad Kahyangan Lempuyang, I Nyoman Jati, di kediamannya Banjar Purwayu, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Karangasem, Kamis (25/1).
"Sudah saya usulkan biaya perbaikan tangga ini ke Pemprov Bali. Tapi belum ada respons, justru pembangunan senderan di jaba tengah Pura Penataran Lempuyang yang dapat biaya Rp 5,7 miliar," jelas Ketua I Panitia Pembangunan Pura Sad Kahyangan Lempuyang, I Nyoman Jati, di kediamannya Banjar Purwayu, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Karangasem, Kamis (25/1).
I Nyoman Jati mengakui untuk memperbaiki tangga ini membutuhkan kehati-hatian. Karena medan jalan ini terbilang terjal. Kendalanya pasti dalam hal membawa material dengan naik tangga. Akibatnya, biaya kegiatan akan dua kali lipat dari hitung-hitungan normal. Misalnya, harga per satu sak semen Rp 55.000, namun ongkos angkutnya Rp 25.000/sak. Begitu juga ongkos angkut pasir, satu truk yang harganya Rp 1,2 juta, ongkosnya angkut Rp 1,2 juta, dan seterusnya.
Jelas dia, satu hal yang patut disyukuri yakni dari Pura Telaga Mas menuju Pura Pasar Agung dengan mudah dapat air. Karena di sekitar jalur ini ada banyak mata air.
Dia menambahkan, jalan tangga menuju pura itu dibangun era Gubernur Bali Ida Bagus Oka. Ide Pembangunan jalan diawali dengan Gubernur Ida Bagus Oka bersembahyang ke Pura Pucak Luhur Lempuyang tahun 1989. Gubernur dan rombongan saat itu melintasi jalan tanah licin dan membahayakan. Kondisi ini lebih membahayakan saat musim hujan. Jika musim hujan tiba, pamedek yang menyusuri tangga becek, hanya berpegangan pada dahan-dahan pohon di jalan setapak itu. Saat itu lah muncul ide membangun seratusan anak tangga, terealisasi tahun 1990.
I Nyoman Jati mengingatkan pamedek yang melakukan persembahyangan ke Pura Pucak Luhur Lempuyang agar lebih berhati-hati terutama di malam hari. Karena di jalur itu ada banyak lubang dan beberapa bagian telah jebol. Walaupun telah dipasangi lampu penerangan jalan, namun lampu-lampu yang ada telah dipecahkan monyet.
Ketua Panitia I Wayan Putu Aryawan mengingatkan, biasanya jelang Pilkada Gubernur Bali dan Pilkada Karangasem, banyak kandidat yang melakukan perjalanan spiritual ke Pura Pucak Luhur Lempuyang, terutama malam hari.
"Ya, hati-hati saja melakukan perjalanan spiritual, banyak tangga jebol, dan banyak jalan tangga berlubang. Jangan sampai nyemplung di lubang itu, menyebabkan batal ikut Pemilu," pintanya.
Di bagian lain, mantan anggota DPRD Karangasem dari Fraksi Golkar ini mengingatkan kandidat untuk Pilkada Bali dan Pilkada Karangasem 2024, jangan banyak berjanji. Menurutnya, kurang baik banyak janji jika akhirnya setelah menjabat melupakan janji itu.7k16
1
Komentar