Jelang Usaba Dimel, Wajib Lakukan Kunjungan Balasan
Oncang-oncangan, Tradisi Pertukaran Seni Budaya Antardesa di Kecamatan Selat, Karangasem
Kesenian yang dibawakan bermacam-macam sesuai yang dimiliki banjar/desa terkait, ada yang pentaskan kesenian janger, bondres, drama gong, jogged, dan lainnya
AMLAPURA, NuasBali
Saling kunjungi antar desa atau antar banjar dengan membawa sekaa seni atau dengan menggelar pentas seni menjadi tradisi unik yang digelar di wilayah Kecamatan Selat, Karangasem. Tradisi bernama oncang-oncangan atau pertukaran seni budaya antardesa ini biasanya digelar usai perayaan Usaba Dalem atau Usaba Pitra di Pura Dalem Puri Besakih yang puncaknya pada Soma Umanis Tolu, Senin (15/1) lalu. Tradisi ini juga digelar sebagai rangkaian Usaba Dimel (Usaba Dodol) di Desa Adat Selat, Kecamatan Selat, Karangasem yang puncaknya akan dilaksanakan pada Redite Pon Julungwangi, Minggu (11/2) mendatang. Oncang-oncangan sendiri akan digelar hingga 8 Februari nanti.
Mengawali rangkaian oncang-oncangan, Banjar Adat Guna Karya, Desa Adat Selat, Kecamatan Selat membawa sekaa joged bumbung untuk pentas di Banjar Pegubugan, Desa Duda, Kecamatan Selat, Karangasem, Sabtu (27/1) malam. Rombongan di bawah koordinasi Kelian Banjar Adat Guna Karya, I Made Ngurah ini membawa empat penari joged diterima Kelian Banjar Adat Pegubugan I Wayan Witrawan. Sebelum pentas, Kelian Witrawan mengingatkan kepada warga yang bersedia sebagai penari pengibing (penari yang ditunjuk diajak menari bersama) agar bersiap-siap mendekati panggung.
"Hanya empat penari pengibing diperbolehkan naik panggung untuk tiap penari," jelas Witrawan yang juga Sekdis Kebudayaan dan Pariwisata Karangasem ini. Maka satu per satu penari joged pentas diiringi 13 penabuh gerantang, pemuda Banjar Pegubugan antusias ngibing disambut gelak tawa ratusan penonton, karena gerak tari pengibingnya tampil lucu.
Malam itu Sekaa Joged Banjar Guna Karya melakukan dua kunjungan setelah di Banjar Pegubugan, kemudian lanjut ke Banjar/Desa Adat Geriana Kauh, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat. ST Dharma Santhi Banjar Adat Guna Karya di bawah koordinasi I Putu Mardika, turut mengantar sehingga jalannya acara jadi tertib. Kelian Banjar Adat Guna Karya, I Made Ngurah mengatakan, tradisi oncang-oncangan atau pertukaran budaya antardesa telah berlangsung turun temurun.
Kali ini katanya lebih mudah, transportasi lancar, sehingga mendatangi kampung-kampung tetangga dengan cepat karena naik kendaraan, beda dengan di zaman terdahulu mesti jalan kaki. "Tradisi oncang-oncangan ini juga bertujuan untuk mempererat manyabraya antar warga banjar bertetangga yang merupakan rangkaian Aci Usaba Dimel," katanya.
Mengingat Desa Adat Selat terlebih dahulu menggelar upacara Usaba Dimel, maka mengawali membawa hiburan. "Atau boleh dibilang kami ini ngejot (memberi) dalam bentuk kesenian," tambahnya. Kelian Banjar Pegubugan, Witrawan menambahkan dengan kedatangan rombongan dari kampung tetangga sehingga menanggung beban untuk membalasnya. "Nantilah, tunggu dulu, berapa yang datang membawa kesenian ke sini nanti sebanyak itu kami membalasnya," jelas Witrawan.
Witrawan menambahkan jadwal berikutnya yang datang ke Banjar Pegubugan adalah Banjar Kertiyasa, Desa Peringsari, Kecamatan Selat, Minggu (28/1) pukul 19.00 Wita, lanjut ke Banjar/Desa Adat Geriana Kauh, Desa Duda Utara pukul 21.00 Wita. Banjar Guna Karya, Desa Adat Selat kunjungi Banjar/Desa Adat Sukaluwih, Kecamatan Selat pukul 19.00 Wita berlanjut ke Banjar Tegeh, Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat pukul 21.00 Wita. “Kesenian yang dibawa macam-macam sesuai yang dimiliki banjar dan desa terkait, ada yang pentaskan janger, joged, bondres, drama gong, dan lainnya,” ungkap Witrawan. Nanti banjar yang dikunjungi juga wajib lakukan kunjungan balasan dengan membawakan pementasan kesenian yang mereka miliki. 7 k16
Saling kunjungi antar desa atau antar banjar dengan membawa sekaa seni atau dengan menggelar pentas seni menjadi tradisi unik yang digelar di wilayah Kecamatan Selat, Karangasem. Tradisi bernama oncang-oncangan atau pertukaran seni budaya antardesa ini biasanya digelar usai perayaan Usaba Dalem atau Usaba Pitra di Pura Dalem Puri Besakih yang puncaknya pada Soma Umanis Tolu, Senin (15/1) lalu. Tradisi ini juga digelar sebagai rangkaian Usaba Dimel (Usaba Dodol) di Desa Adat Selat, Kecamatan Selat, Karangasem yang puncaknya akan dilaksanakan pada Redite Pon Julungwangi, Minggu (11/2) mendatang. Oncang-oncangan sendiri akan digelar hingga 8 Februari nanti.
Mengawali rangkaian oncang-oncangan, Banjar Adat Guna Karya, Desa Adat Selat, Kecamatan Selat membawa sekaa joged bumbung untuk pentas di Banjar Pegubugan, Desa Duda, Kecamatan Selat, Karangasem, Sabtu (27/1) malam. Rombongan di bawah koordinasi Kelian Banjar Adat Guna Karya, I Made Ngurah ini membawa empat penari joged diterima Kelian Banjar Adat Pegubugan I Wayan Witrawan. Sebelum pentas, Kelian Witrawan mengingatkan kepada warga yang bersedia sebagai penari pengibing (penari yang ditunjuk diajak menari bersama) agar bersiap-siap mendekati panggung.
"Hanya empat penari pengibing diperbolehkan naik panggung untuk tiap penari," jelas Witrawan yang juga Sekdis Kebudayaan dan Pariwisata Karangasem ini. Maka satu per satu penari joged pentas diiringi 13 penabuh gerantang, pemuda Banjar Pegubugan antusias ngibing disambut gelak tawa ratusan penonton, karena gerak tari pengibingnya tampil lucu.
Malam itu Sekaa Joged Banjar Guna Karya melakukan dua kunjungan setelah di Banjar Pegubugan, kemudian lanjut ke Banjar/Desa Adat Geriana Kauh, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat. ST Dharma Santhi Banjar Adat Guna Karya di bawah koordinasi I Putu Mardika, turut mengantar sehingga jalannya acara jadi tertib. Kelian Banjar Adat Guna Karya, I Made Ngurah mengatakan, tradisi oncang-oncangan atau pertukaran budaya antardesa telah berlangsung turun temurun.
Kali ini katanya lebih mudah, transportasi lancar, sehingga mendatangi kampung-kampung tetangga dengan cepat karena naik kendaraan, beda dengan di zaman terdahulu mesti jalan kaki. "Tradisi oncang-oncangan ini juga bertujuan untuk mempererat manyabraya antar warga banjar bertetangga yang merupakan rangkaian Aci Usaba Dimel," katanya.
Mengingat Desa Adat Selat terlebih dahulu menggelar upacara Usaba Dimel, maka mengawali membawa hiburan. "Atau boleh dibilang kami ini ngejot (memberi) dalam bentuk kesenian," tambahnya. Kelian Banjar Pegubugan, Witrawan menambahkan dengan kedatangan rombongan dari kampung tetangga sehingga menanggung beban untuk membalasnya. "Nantilah, tunggu dulu, berapa yang datang membawa kesenian ke sini nanti sebanyak itu kami membalasnya," jelas Witrawan.
Witrawan menambahkan jadwal berikutnya yang datang ke Banjar Pegubugan adalah Banjar Kertiyasa, Desa Peringsari, Kecamatan Selat, Minggu (28/1) pukul 19.00 Wita, lanjut ke Banjar/Desa Adat Geriana Kauh, Desa Duda Utara pukul 21.00 Wita. Banjar Guna Karya, Desa Adat Selat kunjungi Banjar/Desa Adat Sukaluwih, Kecamatan Selat pukul 19.00 Wita berlanjut ke Banjar Tegeh, Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat pukul 21.00 Wita. “Kesenian yang dibawa macam-macam sesuai yang dimiliki banjar dan desa terkait, ada yang pentaskan janger, joged, bondres, drama gong, dan lainnya,” ungkap Witrawan. Nanti banjar yang dikunjungi juga wajib lakukan kunjungan balasan dengan membawakan pementasan kesenian yang mereka miliki. 7 k16
1
Komentar