SMKN 1 Denpasar Punya Bengkel Motor Sendiri: Biaya Lebih Murah, Warga Sekolah Terbantu
DENPASAR, NusaBali.com - SMKN 1 Denpasar (Skensa) dikenal dengan keunggulan di bidang teknologi salah satunya adalah otomotif. Skensa bahkan memiliki Unit Produksi (UP) berupa bengkel yang dikelola guru dan siswa Konsentrasi Keahlian Teknik Sepeda Motor.
Selayaknya bengkel modern pada umumnya yang dimiliki vendor otomotif, UP ini melayani berbagai keluhan pemilik kendaraan. Mulai dari servis ringan seperti ganti oli, tune up, pergantian suku cadang, hingga kerusakan berat seperti engine overhaul/turun mesin.
I Gusti Lanang Yoga Rafsandita, 31, Guru Mesin Sepeda Motor menjelaskan, bengkel buka selama hari sekolah dari Senin hingga Jumat. Di mana, mekaniknya adalah siswa kelas XII yang didampingi secara langsung oleh para guru bersertifikat nasional.
"Kami bisa melayani secara terjadwal sesuai hari sekolah. Kemudian, ada via booking dulu dan ada yang insidental, jadi bisa langsung ke sini," ujar Yoga ketika ditemui di UP Teknik Sepeda Motor Skensa pada Senin (29/1/2024) lalu.
Kata pria jebolan Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik dan Kejuruan Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) ini, kebanyakan konsumen yang dilayani adalah warga sekolah. Entah itu guru, staf kependidikan, dan peserta didik.
Namun, ada pula konsumen dari masyarakat umum baik itu pensiunan guru dan staf kependidikan Skensa, juga pengendara yang kebetulan kendaraannya bermasalah di dekat lokasi sekolah di Jalan HOS Cokroaminoto Nomor 84 Denpasar.
Kata Made Deddy Darmawan, 30, seorang guru Skensa yang sudah sering menggunakan jasa bengkel di UP ini, ia merasa cukup terbantu. Sebab, biaya yang dikeluarkan lebih murah dibandingkan di pasaran.
"Harganya lebih murah kalau di sini daripada di pasaran. Mungkin karena tidak dikenakan biaya jasa jadi kena harga oli misalnya atau spare part saja jika ada yang diganti," tutur Deddy ketika dijumpai di area sekolah.
Lanang mengimbuhkan, rata-rata biaya yang ditawarkan ke konsumen lebih murah 30 persen. Hal ini lantaran bengkel yang bakal disulap jadi teaching factory ini tidak profit-oriented. Keberadaan bengkel ini merupakan sarana pembelajaran dan pengembangan jiwa kewirausahaan siswa.
"Semua merek sepeda motor bisa kami terima walaupun yang saat ini aktif bekerja sama dengan kami itu adalah Astra Honda Motor," ucap Yoga.
Pria asal Banjar Kerta, Desa/Kecamatan Petang, Badung ini pun mengaku siap menerima lebih banyak konsumen dari non warga sekolah atau masyarakat umum.
Sementara itu, I Wayan Mustika SPd MPd, Kepala SMKN 1 Denpasar menegaskan bahwa UP Teknik Sepeda Motor ini akan melebarkan fokusnya dari sekadar bengkel. Kata Mustika, konversi sepeda motor fosil ke listrik bakal mulai diseriusi.
"UP Teknik Sepeda Motor ini akan kami kembangkan dengan program konversi sepeda motor berbahan bakar minyak (BBM) menjadi sepeda motor listrik. Ini sudah mulai dilakukan," ungkap Mustika ketika dihubungi NusaBali.com pada Senin sore. *rat
I Gusti Lanang Yoga Rafsandita, 31, Guru Mesin Sepeda Motor menjelaskan, bengkel buka selama hari sekolah dari Senin hingga Jumat. Di mana, mekaniknya adalah siswa kelas XII yang didampingi secara langsung oleh para guru bersertifikat nasional.
"Kami bisa melayani secara terjadwal sesuai hari sekolah. Kemudian, ada via booking dulu dan ada yang insidental, jadi bisa langsung ke sini," ujar Yoga ketika ditemui di UP Teknik Sepeda Motor Skensa pada Senin (29/1/2024) lalu.
Kata pria jebolan Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik dan Kejuruan Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) ini, kebanyakan konsumen yang dilayani adalah warga sekolah. Entah itu guru, staf kependidikan, dan peserta didik.
Namun, ada pula konsumen dari masyarakat umum baik itu pensiunan guru dan staf kependidikan Skensa, juga pengendara yang kebetulan kendaraannya bermasalah di dekat lokasi sekolah di Jalan HOS Cokroaminoto Nomor 84 Denpasar.
Kata Made Deddy Darmawan, 30, seorang guru Skensa yang sudah sering menggunakan jasa bengkel di UP ini, ia merasa cukup terbantu. Sebab, biaya yang dikeluarkan lebih murah dibandingkan di pasaran.
"Harganya lebih murah kalau di sini daripada di pasaran. Mungkin karena tidak dikenakan biaya jasa jadi kena harga oli misalnya atau spare part saja jika ada yang diganti," tutur Deddy ketika dijumpai di area sekolah.
Lanang mengimbuhkan, rata-rata biaya yang ditawarkan ke konsumen lebih murah 30 persen. Hal ini lantaran bengkel yang bakal disulap jadi teaching factory ini tidak profit-oriented. Keberadaan bengkel ini merupakan sarana pembelajaran dan pengembangan jiwa kewirausahaan siswa.
"Semua merek sepeda motor bisa kami terima walaupun yang saat ini aktif bekerja sama dengan kami itu adalah Astra Honda Motor," ucap Yoga.
Pria asal Banjar Kerta, Desa/Kecamatan Petang, Badung ini pun mengaku siap menerima lebih banyak konsumen dari non warga sekolah atau masyarakat umum.
Sementara itu, I Wayan Mustika SPd MPd, Kepala SMKN 1 Denpasar menegaskan bahwa UP Teknik Sepeda Motor ini akan melebarkan fokusnya dari sekadar bengkel. Kata Mustika, konversi sepeda motor fosil ke listrik bakal mulai diseriusi.
"UP Teknik Sepeda Motor ini akan kami kembangkan dengan program konversi sepeda motor berbahan bakar minyak (BBM) menjadi sepeda motor listrik. Ini sudah mulai dilakukan," ungkap Mustika ketika dihubungi NusaBali.com pada Senin sore. *rat
1
Komentar