Nyejer Selama 42 Hari, Ada Ritual Pemangkalan Setiap Rahina Kliwon
Ritual Nedunang Ida Bhatara Dalem Sakti Sarwa Sidhi di Desa Adat Muncan, Kecamatan Selat, Karangasem
Setiap malam selama 42 hari krama makemit (bermalam) di Pura Bale Agung Catus Pata, saat mekemit juga dilakukan pementasan seni budaya, seperti tari-tarian
AMLAPURA, NusaBali
Desa Adat Muncan, Kecamatan Selat, Karangasem menggelar ritual nedunang (menstanakan) pralingga Ida Bhatara Dalem Sakti Sarwa Sidhi. Upacara ini nyejer selama 42 hari di Bale Agung Catus Pata, Banjar Adat Gede, Desa Adat Muncan, Kecamatan Selat. Upacara diawali pada Buda Kliwon Gumbreg, Rabu (24/1) lalu. Tiap rahina Kliwon selama rentang waktu nyejer 42 hari itu dilaksanakan upacara ke pemangkalan (ke batas desa). Ritual pemangkalan yang pertama dilakukan menuju batas desa ke ujung timur batas desa di Banjar/Desa Muncan, Kecamatan Selat, Karangasem. Upacara pemangkalan pertama ini dilaksanakan pada, Soma Kliwon Wariga, Senin (29/1).
Bendesa Adat Muncan, Jro Gede Suwena Putus Upadesa mengatakan upacara nedunang Ida Bhatara Dalem Sakti Sarwa Sidhi ini digelar secara turun temurun setiap Sasih Kapitu, Kawulu dan Kasanga. Ritual ini sebagai upaya krama memohon kerahayuan. Menurutnya, mengingat Ida Bhatara nyejer selama 42 hari, maka bisa melewati tiga sasih.
"Paling tidak agar kena sasih Kesanga. Sebab lanjutannya ada upacara Tawur Kesanga," jelas Jro Gede Putus Upadesa. Upacara ke pemangkalan atau menuju batas desa berlangsung setiap rahina Kliwon. Ritual pemangkalan pertama menuju batas timur Desa Adat Muncan. Selanjutnya pada rahina Kliwon berikutnya, yakni pada Wraspati Kliwon Warigadean, Kamis (8/2) menuju arah mata angin ke tenggara ke Banjar Benekasa, begitu seterusnya hingga mencapai 8 arah mata angin.
Terakhir yang ke sembilan kalinya upacara digelar di Pura Bale Agung Catur Pata pada Soma Kliwon Kuningan, Senin (4/3). Selanjutnya nyineb pada Buda Paing Kuningan, Rabu (6/3) mendatang. Di setiap Ida Bhatara katuran ke pemangkalan, dihaturkan banten oleh pamedek di setiap banjar adat yang dilalui dengan harapan dikaruniai berkah keselamatan dan kerahayuan. Persembahannya berupa upakara hasil bumi dengan harapan agar di kemudian hari kembali dapat anugerah kesuburan, sehingga siklus kehidupan terus berjalan.
"Ida Bhatara nodia, memantau wawidangan Desa Adat Muncan yang mewilayahi 13 banjar adat. Secara sekala, krama juga agar tahu batas-batas Desa Adat Muncan," jelas Putus Upadesa yang kemarin didampingi Manggala Kertha Desa Adat Muncan I Gusti Lanang Ngurah. Ditambahkan Gusti Lanang Ngurah, setiap hari selama 42 hari krama makemit (bermalam) di Pura Bale Agung Catus Pata. Tak hanya mekemit, tapi juga dilakukan pementasan tari-tarian. Sehingga selain makemit juga ngayah melestarikan kesenian di Desa Adat Muncan.
Krama yang terlibat ngempon Ida Bhatara berasal dari 13 banjar adat se-Desa Adat Muncan, yakni Banjar Adat Gunung Biau, Gede, Susut, Pasek, Kawan, Geria, Kalot, Pakudansih, Jero Benekasa, Benekasa, Abianbambang, Yangapi, dan Jero Kanginan. Selama Ida Bhatara nyejer jalur dari perempatan Desa Muncan ke selatan ditutup dialihkan ke jalur barat. 7 k16
Desa Adat Muncan, Kecamatan Selat, Karangasem menggelar ritual nedunang (menstanakan) pralingga Ida Bhatara Dalem Sakti Sarwa Sidhi. Upacara ini nyejer selama 42 hari di Bale Agung Catus Pata, Banjar Adat Gede, Desa Adat Muncan, Kecamatan Selat. Upacara diawali pada Buda Kliwon Gumbreg, Rabu (24/1) lalu. Tiap rahina Kliwon selama rentang waktu nyejer 42 hari itu dilaksanakan upacara ke pemangkalan (ke batas desa). Ritual pemangkalan yang pertama dilakukan menuju batas desa ke ujung timur batas desa di Banjar/Desa Muncan, Kecamatan Selat, Karangasem. Upacara pemangkalan pertama ini dilaksanakan pada, Soma Kliwon Wariga, Senin (29/1).
Bendesa Adat Muncan, Jro Gede Suwena Putus Upadesa mengatakan upacara nedunang Ida Bhatara Dalem Sakti Sarwa Sidhi ini digelar secara turun temurun setiap Sasih Kapitu, Kawulu dan Kasanga. Ritual ini sebagai upaya krama memohon kerahayuan. Menurutnya, mengingat Ida Bhatara nyejer selama 42 hari, maka bisa melewati tiga sasih.
"Paling tidak agar kena sasih Kesanga. Sebab lanjutannya ada upacara Tawur Kesanga," jelas Jro Gede Putus Upadesa. Upacara ke pemangkalan atau menuju batas desa berlangsung setiap rahina Kliwon. Ritual pemangkalan pertama menuju batas timur Desa Adat Muncan. Selanjutnya pada rahina Kliwon berikutnya, yakni pada Wraspati Kliwon Warigadean, Kamis (8/2) menuju arah mata angin ke tenggara ke Banjar Benekasa, begitu seterusnya hingga mencapai 8 arah mata angin.
Terakhir yang ke sembilan kalinya upacara digelar di Pura Bale Agung Catur Pata pada Soma Kliwon Kuningan, Senin (4/3). Selanjutnya nyineb pada Buda Paing Kuningan, Rabu (6/3) mendatang. Di setiap Ida Bhatara katuran ke pemangkalan, dihaturkan banten oleh pamedek di setiap banjar adat yang dilalui dengan harapan dikaruniai berkah keselamatan dan kerahayuan. Persembahannya berupa upakara hasil bumi dengan harapan agar di kemudian hari kembali dapat anugerah kesuburan, sehingga siklus kehidupan terus berjalan.
"Ida Bhatara nodia, memantau wawidangan Desa Adat Muncan yang mewilayahi 13 banjar adat. Secara sekala, krama juga agar tahu batas-batas Desa Adat Muncan," jelas Putus Upadesa yang kemarin didampingi Manggala Kertha Desa Adat Muncan I Gusti Lanang Ngurah. Ditambahkan Gusti Lanang Ngurah, setiap hari selama 42 hari krama makemit (bermalam) di Pura Bale Agung Catus Pata. Tak hanya mekemit, tapi juga dilakukan pementasan tari-tarian. Sehingga selain makemit juga ngayah melestarikan kesenian di Desa Adat Muncan.
Krama yang terlibat ngempon Ida Bhatara berasal dari 13 banjar adat se-Desa Adat Muncan, yakni Banjar Adat Gunung Biau, Gede, Susut, Pasek, Kawan, Geria, Kalot, Pakudansih, Jero Benekasa, Benekasa, Abianbambang, Yangapi, dan Jero Kanginan. Selama Ida Bhatara nyejer jalur dari perempatan Desa Muncan ke selatan ditutup dialihkan ke jalur barat. 7 k16
Komentar