Tekan Kebocoran, Dispar akan Gandeng Kepolisian
BANGLI, NusaBali - Daya Tarik Wisata (DTW) Kintamani menjadi salah satu sumber penghasil pendapatan daerah. Guna meningkatkan pendapatan dan menekan angka kebocoran retribusi, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Bangli akan menggandeng pihak kepolisian.
Kepala Disparbud Bangli Wayan Sugiarta tidak menampik masih adanya potensi kebocoran pendapatan. Seperti diketahui untuk DTW Kintamani terdapat beberapa jalur. Namun demikian tidak semua ada pos retribusi. Saat ini ada 6 titik atau pos retribusi. Sementara ada jalur yang tidak tersentuh. "Ada jalur-jalur lain yang dimanfaatkan oleh pengunjung untuk menghindari pungutan retribusi. Ada sekitar 5 jalur yang dimanfaatkan untuk menghidari petugas," jelasnya Selasa (30/1).
Menyikapi hal tersebut, Disparbud Bangli berencana menggandeng pihak kepolisian untuk turut dalam pengawasan di jalur-jalur yang tidak ada post retribusi. Selain itu, pihaknya juga akan berkomunikasi dengan himpunan pramuwisata. "Kami akan koordinasi dengan Sat Lantas Polres Bangli dan himpunan para guide. Bagi yang melanggar diharapkan mendapatkan tindakan. Langkah yang kami lalukan sebagai upaya memberikan efek jera," tegasnya.
Selain untuk menekan kebocoran akibat pengunjung memanfaatkan jalur tikus, pihaknya selalu memberikan penekanan kepada petugas pungut di lapangan. Agar tidak melakukan tindakan yang merugikan. Berkaca dari kasus sebelumnya, petugas terjadi operasi tangkap tangan (OTT).
"Kami selalu mengingatkan petugas di lapangan. Kami yakin petugas ini bertugas sesuai aturan," ucapnya.
Terkait tidak ikutnya petugas Satpol PP dan Dinas Perhubungan di pos retribusi, Wayan Sugiarta mengatakan awal keterlibatan petugas Satpol PP dan Dinas Perhubungan terjadi peningkatan pendapatan. Petugas ini terlibat selama beberapa bulan, namun demikian baik Satpol PP dan Dinas Perhubungan memiliki tugas pokok yang harus dilaksanakan. "Untuk saat ini belum dilibatkan kembali petugas Satpol PP maupun Dinas Perhubungan," sambungnya.
Di sisi lain, untuk kunjungan wisatawan ke Kintamani di awal tahun 2024 ini didominasi wisatawan domestik. Hingga 29 Januari tercatat ada 47.913 wisatawan yang berkunjung. Dari jumlah tersebut pendapatan yang terkumpul Rp 1,4 miliar lebih. "Untuk di Kintamani terjadi penurunan kunjungan, hal tersebut terlihat sejak bulan Oktober lalu. Sedangkan untuk kunjungan ke Penglipuran mengalami peningkatan," kata Wayan Sugiarta. kunjungan di Penglipuran didominasi Rombongan wisatawan domestik. Rombongan dari Penglipuran tidak selalu melanjutkan wisata ke Kintamani.
Ditambahkan, tahun 2024, target pendapatan dari retribusi wisata mencapai Rp 54 miliar. Tentu pihaknya akan bekerja keras untuk memenuhi target tersebut. 7esa
Komentar