Musim Hujan, Kunjungan Air Terjun Nungnung Menurun
MANGUPURA, NusaBali.com - Kunjungan wisatawan ke Daya Tarik Wisata Air Terjun Nungnung di Desa Adat Nungnung, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung sangat dipengaruhi kondisi cuaca selain faktor umum seperti jumlah kedatangan wisatawan ke Pulau Dewata.
Air terjun eksotik yang berlokasi di belantara dataran tinggi Badung utara ini diminati oleh wisatawan mancanegara khususnya Eropa. Wisatawan asal Rusia dan Prancis mendominasi kunjungan ke wisata air terjun yang dirintis sejak tahun 2001 silam.
Sang Nyoman Sutena, 60, Bendesa Adat Nungnung menuturkan, saat ini DTW Air Terjun Nungnung masih berada pada situasi low season. Kunjungannya menurun sejak November 2023 silam pasca melewati high season di Mei-September.
"Saat ini kunjungannya normal-normal saja setelah sempat baik pada Agustus 2023 lalu," ujar Sutena saat dihubungi NusaBali.com pada Kamis (1/2/2024).
Jumlah kunjungan normal ini berkisar pada 80-an orang wisatawan per hari. Sedangkan pada high season, jumlah kunjungan ke air terjun yang diklaim paling tinggi di Badung yakni 75 meter ini minimal 100 orang per hari pasca pandemi Covid-19.
Meski memang masih berada di situasi low season, tantangan lainnya adalah kondisi cuaca yang sudah memasuki musim hujan. Musim hujan disebut bisa menihilkan kunjungan wisatawan ke DTW Air Terjun Nungnung.
Gede Budiarta, 40, promotor DTW Air Terjun Nungnung mengungkapkan, bukan cuaca di Petang yang mempengaruhi kunjungan wisatawan. Melainkan, cuaca di kawasan wisata Ubud dan Canggu. Sebab, dua wilayah ini adalah sasaran promosi DTW Air Terjun Nungnung.
"Musim hujan ini sangat mempengaruhi jumlah kunjungan ke DTW Air Terjun Nungnung. Bukan soal cuaca di sini, tapi kalau di Ubud sama di Canggu sudah hujan, bisa tidak ada kunjungan satu hari itu," ungkap Budiarta kepada NusaBali.com di loket DTW pada Kamis.
Wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Air Terjun Nungnung kebanyakan dari dua pusat pariwisata ini. Untuk yang dari Ubud, Nungnung menjadi pilihan lantaran situasinya tidak sekrodit air terjun di Gianyar.
Mehdi, 28, wisatawan asal Maroko mengaku berkendara dari kawasan Ubud ke Nungnung setelah mencari air terjun cantik terdekat dari Kecamatan Ubud, Gianyar. Sebelumnya, ia sempat berkunjung ke Air Terjun Tegenungan namun terlalu sumpek.
"Saya harap di sini tidak seramai di Tegenungan. Sebelumnya saya sempat ke Tegenungan tapi di pintu masuknya saja sudah sangat ramai," kata Mehdi ketika ditemui NusaBali.com di pintu masuk tangga menuju wisata air terjun yang bisa ditempuh sepeda motor selama 1 jam 14 menit dari Denpasar.
Sementara itu, Desa Adat Nungnung menjamin DTW Air Terjun Nungnung siap dikunjungi wisatawan utamanya dari segi kebersihan di area luar dan dalam air terjun. Sebab, DTW ini sudah terkelola dengan profesional ditambah lagi dengan 'intervensi' Dinas Pariwisata Kabupaten Badung. *rat
Sang Nyoman Sutena, 60, Bendesa Adat Nungnung menuturkan, saat ini DTW Air Terjun Nungnung masih berada pada situasi low season. Kunjungannya menurun sejak November 2023 silam pasca melewati high season di Mei-September.
"Saat ini kunjungannya normal-normal saja setelah sempat baik pada Agustus 2023 lalu," ujar Sutena saat dihubungi NusaBali.com pada Kamis (1/2/2024).
Jumlah kunjungan normal ini berkisar pada 80-an orang wisatawan per hari. Sedangkan pada high season, jumlah kunjungan ke air terjun yang diklaim paling tinggi di Badung yakni 75 meter ini minimal 100 orang per hari pasca pandemi Covid-19.
Meski memang masih berada di situasi low season, tantangan lainnya adalah kondisi cuaca yang sudah memasuki musim hujan. Musim hujan disebut bisa menihilkan kunjungan wisatawan ke DTW Air Terjun Nungnung.
Gede Budiarta, 40, promotor DTW Air Terjun Nungnung mengungkapkan, bukan cuaca di Petang yang mempengaruhi kunjungan wisatawan. Melainkan, cuaca di kawasan wisata Ubud dan Canggu. Sebab, dua wilayah ini adalah sasaran promosi DTW Air Terjun Nungnung.
"Musim hujan ini sangat mempengaruhi jumlah kunjungan ke DTW Air Terjun Nungnung. Bukan soal cuaca di sini, tapi kalau di Ubud sama di Canggu sudah hujan, bisa tidak ada kunjungan satu hari itu," ungkap Budiarta kepada NusaBali.com di loket DTW pada Kamis.
Wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Air Terjun Nungnung kebanyakan dari dua pusat pariwisata ini. Untuk yang dari Ubud, Nungnung menjadi pilihan lantaran situasinya tidak sekrodit air terjun di Gianyar.
Mehdi, 28, wisatawan asal Maroko mengaku berkendara dari kawasan Ubud ke Nungnung setelah mencari air terjun cantik terdekat dari Kecamatan Ubud, Gianyar. Sebelumnya, ia sempat berkunjung ke Air Terjun Tegenungan namun terlalu sumpek.
"Saya harap di sini tidak seramai di Tegenungan. Sebelumnya saya sempat ke Tegenungan tapi di pintu masuknya saja sudah sangat ramai," kata Mehdi ketika ditemui NusaBali.com di pintu masuk tangga menuju wisata air terjun yang bisa ditempuh sepeda motor selama 1 jam 14 menit dari Denpasar.
Sementara itu, Desa Adat Nungnung menjamin DTW Air Terjun Nungnung siap dikunjungi wisatawan utamanya dari segi kebersihan di area luar dan dalam air terjun. Sebab, DTW ini sudah terkelola dengan profesional ditambah lagi dengan 'intervensi' Dinas Pariwisata Kabupaten Badung. *rat
Komentar