Survei Koster dan Giri Prasta Tertinggi
Archi Indonesia Rilis Survei Jelang Pilgub Bali 2024
MANGUPURA, NusaBali - Lembaga Survei Archi Indonesia (Archi Research Strategic Consulting) merilis hasil survei terkait Pilkada Gubernur (Pilgub) Bali yang akan digelar pada November 2024 mendatang.
Berdasarkan survei terhadap 800 orang yang dilakukan secara tatap muka langsung pada periode 8-13 Januari 2024, dua kader PDI Perjuangan (PDIP) Wayan Koster dan I Nyoman Giri Prasta berada di urutan teratas. Koster merupakan Ketua DPD PDIP Bali yang juga Gubernur Bali periode 2018-2023, sedangkan Giri Prasta adalah Ketua DPC PDIP Badung dan Bupati Badung dua periode (2015-2020 dan 2020-2025).
Berdasarkan hasil survei Archi, tingkat keterpilihan Koster sebesar 18,2 persen, diikuti Giri Prasta yang saat ini masih menjabat Bupati Badung dengan tingkat keterpilihan 15,9 persen. Menariknya Archi Indonesia menyebut tokoh muda Bali Agung Manik Danendra di urutan selanjutnya dengan tingkat keterpilihan 14,7 persen.
Selanjutnya ada nama Tjokorda Oka Artha Ardana (Wagub Bali 2018-2023) 10,12 persen, Made Mudarta (Ketua DPD Demokrat Bali) 9,7 persen, I Made Mahayastra (Bupati Gianyar 2018-2023) 7,9 persen, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra (mantan Walikota Denpasar) 7,8 persen, Arya Wedakarna (Senator/DPD RI) 7,2 persen, Gede Sumarjaya Linggih (Anggota DPR RI) 4,2 persen, Gede Pasek Suardika (Politisi) 3,9 persen, dan yang menyatakan tidak tahu /tidak menjawab sebesar 0,38 persen.
Survei ini dilakukan di seluruh kabupaten/kota di Bali dengan tingkat Margin of error 3 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Metode Sampling menggunakan metode Stratified Multistage Random Sampling. “Kami memang memotret Pilgub di Bali lebih awal. Setelah Pileg dan Pilpres, orang mungkin sudah persiapan Pilkada. Karena itu kami lebih awal menyampaikan Pilgub di Bali,” ujar CEO Archi Indonesia, Mukhradis Hadi Kusuma dalam keterangannya di Kuta, Badung, Jumat (2/2).
Lebih jauh dia mengungkapkan, berdasarkan hasil survei tentang partai politik di Bali menunjukkan PDI Perjuangan masih jadi partai yang tingkat keterpilihannya paling tinggi di Bali dengan angka 17,86 persen. Diikuti Partai Golkar 15,35 persen dan Partai Demokrat 14,35 persen. Selanjutnya Partai NasDem 10,27 persen, Partai Gerindra 7,03 persen, PAN 5,41 persen, PKB 3,23 persen, PPP 3,14 persen, PKS 3,07 persen, PBB 2,16 persen, PSI 1,72 persen, Partai Ummat 1,62 persen, Hanura 1,68 persen, PKN 1,34 persen, Partai Garuda 1,08 persen, Partai Buruh 0,77, Perindo 0,54, dan Partai Gelora 0,00 persen. Sedangkan yang tidak tahu/tidak jawab 9,38 persen.
Berdasarkan peta keterpilihan tokoh dan partai politik di Bali, Hadi memperkirakan Pilgub Bali akan diikuti tiga pasangan calon gubernur-wakil gubernur. “PDIP sangat kuat. Di PDIP ada dua kekuatan, yang pertama Pak Koster kedua Pak Giri Prasta. Kalau keduanya dipaketkan maka bisa jadi (calon) gubernur-wakil gubernur yang tidak tertandingi,” ujar Hadi. Dia melanjutkan jika pasangan tersebut terwujud maka kemungkinan besar Pilgub Bali akan diikuti oleh dua pasangan, dari PDIP dan gabungan partai lain di luar PDIP.
Masih menurut Hadi, jika dua kekuatan besar PDIP, yakni Wayan Koster dan Giri Prasta pecah maka kemungkinan Pilgub akan diikuti tiga pasangan calon. Masing-masing dari PDIP, satu calon yang keluar PDIP, dan satu calon lain dari gabungan beberapa partai dengan suara kecil.
“Kami prediksi Pilgub Bali diikuti tiga pasangan calon,” ucap pria asal Sulawesi Selatan ini. Hadi menjelaskan, bahwa kontestasi di tingkat nasional, yakni Pileg dan Pilpres juga akan turut mempengaruhi hasil Pilgub Bali. Jika pasangan Presiden-Wakil Presiden yang diusung PDIP gagal memenangkan kontestasi, maka kekuatan PDIP di Bali juga diperkirakan akan mendapat ujian. Menurutnya tidak menutup kemungkinan calon lain di luar PDIP bisa membuat kejutan. “Kalau dimenangkan pasangan lain maka akan ngefek ke calon gubernur PDIP. Cuma faktor PDIP juga sangat kuat di Bali,” ujarnya. Hadi menilai, situasi perpolitikan di Bali relatif teduh pada masa Pemilu 2024 ini. Pendekatan sosial budaya menurutnya punya pengaruh kuat.
KPU RI sendiri menerbitkan Peraturan KPU atau PKPU, tentang tahapan dan jadwal Pilkada 2024. Disebutkan dalam PKPU tersebut, bahwa pemungutan suara atau pencoblosan Pilkada 2024 digelar pada 27 November 2024. Peraturan yang baru diterbitkan tersebut adalah PKPU Nomor 2 Tahun 2024, dan ditandatangani oleh Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari, pada 26 Januari 2024. Lebih lanjut PKPU tersebut juga mengatur pendaftaran pasangan calon yang ingin maju di pilkada. Dimana jadwalnya akan digelar pada 27-29 Agustus 2024.
Sementara itu, penetapan pasangan calon dilakukan pada 22 September 2024. Masih termaktub dalam PKPU tersebut, pada Pilkada 2024 pelaksanaan kampanye digelar selama 60 hari, mulai dari 25 September sampai 23 November 2024. Kemudian, pemungutan suara diselenggarakan pada 27 November 2024. 7 a
Berdasarkan hasil survei Archi, tingkat keterpilihan Koster sebesar 18,2 persen, diikuti Giri Prasta yang saat ini masih menjabat Bupati Badung dengan tingkat keterpilihan 15,9 persen. Menariknya Archi Indonesia menyebut tokoh muda Bali Agung Manik Danendra di urutan selanjutnya dengan tingkat keterpilihan 14,7 persen.
Selanjutnya ada nama Tjokorda Oka Artha Ardana (Wagub Bali 2018-2023) 10,12 persen, Made Mudarta (Ketua DPD Demokrat Bali) 9,7 persen, I Made Mahayastra (Bupati Gianyar 2018-2023) 7,9 persen, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra (mantan Walikota Denpasar) 7,8 persen, Arya Wedakarna (Senator/DPD RI) 7,2 persen, Gede Sumarjaya Linggih (Anggota DPR RI) 4,2 persen, Gede Pasek Suardika (Politisi) 3,9 persen, dan yang menyatakan tidak tahu /tidak menjawab sebesar 0,38 persen.
Survei ini dilakukan di seluruh kabupaten/kota di Bali dengan tingkat Margin of error 3 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Metode Sampling menggunakan metode Stratified Multistage Random Sampling. “Kami memang memotret Pilgub di Bali lebih awal. Setelah Pileg dan Pilpres, orang mungkin sudah persiapan Pilkada. Karena itu kami lebih awal menyampaikan Pilgub di Bali,” ujar CEO Archi Indonesia, Mukhradis Hadi Kusuma dalam keterangannya di Kuta, Badung, Jumat (2/2).
Lebih jauh dia mengungkapkan, berdasarkan hasil survei tentang partai politik di Bali menunjukkan PDI Perjuangan masih jadi partai yang tingkat keterpilihannya paling tinggi di Bali dengan angka 17,86 persen. Diikuti Partai Golkar 15,35 persen dan Partai Demokrat 14,35 persen. Selanjutnya Partai NasDem 10,27 persen, Partai Gerindra 7,03 persen, PAN 5,41 persen, PKB 3,23 persen, PPP 3,14 persen, PKS 3,07 persen, PBB 2,16 persen, PSI 1,72 persen, Partai Ummat 1,62 persen, Hanura 1,68 persen, PKN 1,34 persen, Partai Garuda 1,08 persen, Partai Buruh 0,77, Perindo 0,54, dan Partai Gelora 0,00 persen. Sedangkan yang tidak tahu/tidak jawab 9,38 persen.
Berdasarkan peta keterpilihan tokoh dan partai politik di Bali, Hadi memperkirakan Pilgub Bali akan diikuti tiga pasangan calon gubernur-wakil gubernur. “PDIP sangat kuat. Di PDIP ada dua kekuatan, yang pertama Pak Koster kedua Pak Giri Prasta. Kalau keduanya dipaketkan maka bisa jadi (calon) gubernur-wakil gubernur yang tidak tertandingi,” ujar Hadi. Dia melanjutkan jika pasangan tersebut terwujud maka kemungkinan besar Pilgub Bali akan diikuti oleh dua pasangan, dari PDIP dan gabungan partai lain di luar PDIP.
Masih menurut Hadi, jika dua kekuatan besar PDIP, yakni Wayan Koster dan Giri Prasta pecah maka kemungkinan Pilgub akan diikuti tiga pasangan calon. Masing-masing dari PDIP, satu calon yang keluar PDIP, dan satu calon lain dari gabungan beberapa partai dengan suara kecil.
“Kami prediksi Pilgub Bali diikuti tiga pasangan calon,” ucap pria asal Sulawesi Selatan ini. Hadi menjelaskan, bahwa kontestasi di tingkat nasional, yakni Pileg dan Pilpres juga akan turut mempengaruhi hasil Pilgub Bali. Jika pasangan Presiden-Wakil Presiden yang diusung PDIP gagal memenangkan kontestasi, maka kekuatan PDIP di Bali juga diperkirakan akan mendapat ujian. Menurutnya tidak menutup kemungkinan calon lain di luar PDIP bisa membuat kejutan. “Kalau dimenangkan pasangan lain maka akan ngefek ke calon gubernur PDIP. Cuma faktor PDIP juga sangat kuat di Bali,” ujarnya. Hadi menilai, situasi perpolitikan di Bali relatif teduh pada masa Pemilu 2024 ini. Pendekatan sosial budaya menurutnya punya pengaruh kuat.
KPU RI sendiri menerbitkan Peraturan KPU atau PKPU, tentang tahapan dan jadwal Pilkada 2024. Disebutkan dalam PKPU tersebut, bahwa pemungutan suara atau pencoblosan Pilkada 2024 digelar pada 27 November 2024. Peraturan yang baru diterbitkan tersebut adalah PKPU Nomor 2 Tahun 2024, dan ditandatangani oleh Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari, pada 26 Januari 2024. Lebih lanjut PKPU tersebut juga mengatur pendaftaran pasangan calon yang ingin maju di pilkada. Dimana jadwalnya akan digelar pada 27-29 Agustus 2024.
Sementara itu, penetapan pasangan calon dilakukan pada 22 September 2024. Masih termaktub dalam PKPU tersebut, pada Pilkada 2024 pelaksanaan kampanye digelar selama 60 hari, mulai dari 25 September sampai 23 November 2024. Kemudian, pemungutan suara diselenggarakan pada 27 November 2024. 7 a
Komentar