Air Terjun Nungnung Berkembang Jadi Wedding Destination
Air Terjun Nungnung
Desa Pelaga
Air Terjun
Wisata Alam
Wedding Destination
Wisatawan Mancanegara
Wisman
Wedding Orginizer
MANGUPURA, NusaBali.com - Daya Tarik Wisata (DTW) Air Terjun Nungnung di Desa Adat Nungnung, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung tidak hanya menjadi wisata alam bagi petualang. Air terjun eksotis ini juga berkembang menjadi lokasi pernikahan bagi wisatawan mancanegara (wisman).
Berlatar air terjun setinggi 75 meter di dataran tinggi Badung utara, dengan suasana yang masih asri, dan suhu udara pegunungan yang sejuk, Air Terjun Nungnung dilirik oleh wisman sebagai tempat mengikat janji suci.
Sang Nyoman Sutena, 60, Bendesa Adat Nungnung menuturkan, pihaknya berhasrat menyeriusi Air Terjun Nungnung sebagai wedding destination. Di mana, hal ini termasuk pengembangan DTW dari segi budaya.
"Secara budaya kami berencana untuk kembangan, misalkan seperti wedding. Jadi nanti mau dipaketkan dengan lokasi, ada tarinya, ada rindiknya, dan lain-lain," tutur Sutena ketika dihubungi pada Senin (5/2/2024).
Meski dari pihak desa adat baru berencana menyeriusi, acara wedding di bantaran Tukad Bangkung ber-view Air Terjun Nungnung sudah aktif dilakukan.
Ni Made Sukerti, 50, adalah salah satu warga lokal yang bekerja sama dengan wedding orginizer (WO) sebagai agen pemesanan lokasi dan helper/porter.
Sukerti atau yang lebih akrab disapa Luhnik ini adalah pemilik warung di pintu masuk Air Terjun Nungnung. Sejak 2021, ia aktif mengurusi pemesanan lokasi dan helper dari beberapa WO di Bali.
Sedangkan, untuk dekorasi dan perlengkapan lainnya menjadi keunikan yang disiapkan sendiri oleh WO masing-masing. Jelas Luhnik, wedding yang digelar bergaya barat yakni pengucapan janji pernikahan dan tukar cincin.
"Saya bertanggung jawab sama manajemen lokasinya, kebersihan, dan bagaimana agar turis yang lain itu tidak menganggu wedding," ujar Luhnik ketika dihubungi pada Senin sore.
Wisatawan lain tetap diperbolehakan menikmati Air Terjun Nungnung. Namun, mereka bakal diminta mengosongkan area air terjun sejenak ketika pernikahan sedang berlangsung.
Kata Luhnik, wisman asal Spanyol, Rusia, dan Korea Selatan banyak meminati acara pernikahan di lokasi yang tidak biasa ini. Akan tetapi, gaya pernikahan di alam ini memang tidak untuk semua orang. Kata dia, jumlah wedding dalam sebulan masih bisa dihitung jari.
Luhnik juga tidak berkomentar soal biaya booking tempat dan keseluruhan wedding. Sebab, harga dan biaya menjadi kepakatan internal WO dengan pengantin dan dengan dirinya. *rat
Sang Nyoman Sutena, 60, Bendesa Adat Nungnung menuturkan, pihaknya berhasrat menyeriusi Air Terjun Nungnung sebagai wedding destination. Di mana, hal ini termasuk pengembangan DTW dari segi budaya.
"Secara budaya kami berencana untuk kembangan, misalkan seperti wedding. Jadi nanti mau dipaketkan dengan lokasi, ada tarinya, ada rindiknya, dan lain-lain," tutur Sutena ketika dihubungi pada Senin (5/2/2024).
Meski dari pihak desa adat baru berencana menyeriusi, acara wedding di bantaran Tukad Bangkung ber-view Air Terjun Nungnung sudah aktif dilakukan.
Ni Made Sukerti, 50, adalah salah satu warga lokal yang bekerja sama dengan wedding orginizer (WO) sebagai agen pemesanan lokasi dan helper/porter.
Sukerti atau yang lebih akrab disapa Luhnik ini adalah pemilik warung di pintu masuk Air Terjun Nungnung. Sejak 2021, ia aktif mengurusi pemesanan lokasi dan helper dari beberapa WO di Bali.
Sedangkan, untuk dekorasi dan perlengkapan lainnya menjadi keunikan yang disiapkan sendiri oleh WO masing-masing. Jelas Luhnik, wedding yang digelar bergaya barat yakni pengucapan janji pernikahan dan tukar cincin.
"Saya bertanggung jawab sama manajemen lokasinya, kebersihan, dan bagaimana agar turis yang lain itu tidak menganggu wedding," ujar Luhnik ketika dihubungi pada Senin sore.
Wisatawan lain tetap diperbolehakan menikmati Air Terjun Nungnung. Namun, mereka bakal diminta mengosongkan area air terjun sejenak ketika pernikahan sedang berlangsung.
Kata Luhnik, wisman asal Spanyol, Rusia, dan Korea Selatan banyak meminati acara pernikahan di lokasi yang tidak biasa ini. Akan tetapi, gaya pernikahan di alam ini memang tidak untuk semua orang. Kata dia, jumlah wedding dalam sebulan masih bisa dihitung jari.
Luhnik juga tidak berkomentar soal biaya booking tempat dan keseluruhan wedding. Sebab, harga dan biaya menjadi kepakatan internal WO dengan pengantin dan dengan dirinya. *rat
Komentar