Guru Berperan Penting Membumikan Bahasa Bali
DENPASAR, NusaBali - Peran guru sangat penting untuk membumikan bahasa, aksara dan sastra Bali di lingkungan sekolah. Guru diharapkan memberikan porsi yang sejajar antara bahasa Bali dengan bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris dalam pembelajaran di sekolah.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan (Kadisbud) Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha saat membuka Widyatula (Seminar) Basa, Aksara dan Sastra Bali dalam Kurikulum Pendidikan di Bali yang dirangkaikan peluncuran buku berjudul ‘Enten’ karya para guru bahasa Bali, di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali (Art Center) Denpasar, Senin (5/2). Di hadapan sekitar 500 peserta seminar, terdiri dari guru dan mahasiswa bahasa Bali, Arya Sugiartha meminta para guru memberikan porsi penggunaan bahasa Bali bagi anak didiknya terlebih dalam pembelajaran bahasa Bali di sekolah.
“Porsinya yang sama, mereka biasa menggunakan bahasa Indonesia, bahasa Inggris, ya untuk bahasa Bali juga sama diberlakukan. Artinya tidak satu saja yang diutamakan, sama-sama diberlakukan,” ujar birokrat asal Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan, Tabanan ini. Dikatakan, bahwa di masa kini dunia pendidikan memerlukan banyak kajian bahasa Bali. Karena banyak karya sastra ditulis dalam lontar menggunakan bahasa Bali maupun bahasa Jawa Kuno yang banyak menyimpan pengetahuan penting.
Widyatula yang mengangkat topik Basa, Aksara dan Sastra di dalam kurikulum pendidikan di Bali menghadirkan dua narasumber, yakni Dr I Wayan Suardinaya (Dosen Unud ) dan Dr Ni Wayan Sariani SPd (Guru SMPN 1 Kuta Selatan). Ni Wayan Sariani menyampaikan beberapa hal dalam implementasi bahasa Bali di dalam kurikulum sekolah. “Pengembangan teknologi saat ini terus meningkat, maka bagaimana penggunaan gadget digeser sedikit, masukkan satua atau cerita, pantun. Saya ingin mengajak guru-guru bahasa Bali tidak boleh berdiam diri,” ungkap Sariani.
Menurutnya, ada empat pihak yang berperan dalam meningkatkan penggunaan bahasa Bali, yaitu peran pemerintah, peran orang tua, guru, dan masyarakat. Secara garis besar Sariani mengungkapkan implementasi bahasa, aksara dan sastra Bali dalam pelajaran SD, SMP, dan SMA mampu meningkatkan budi pekerti, jati diri hingga membentuk generasi unggul. Kegiatan Widyatula/Seminar sebelumnya diawali dengan peluncuran buku karya guru bahasa Bali yang meliputi buku Kumpulan Puisi Bali Anyar yang berjudul ‘Enten’ serta Buku Kumpulan Peparikan dan Wewangsalan yang berjudul ‘Eling’ oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha.
Kedua buku tersebut merupakan karya guru bahasa Bali semua jenjang dari SD, SMP, SLB, SMA/SMK se-Bali. Peluncuran ditandai dengan penayangan video dan dilanjutkan dengan penyerahan buku kepada Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Bali, Kepala Balai Bahasa Provinsi Bali, Ketua Lembaga Perlindungan bahasa, Aksara, dan Sastra Bali, serta Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten/Kota se-Bali oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali. 7 a
“Porsinya yang sama, mereka biasa menggunakan bahasa Indonesia, bahasa Inggris, ya untuk bahasa Bali juga sama diberlakukan. Artinya tidak satu saja yang diutamakan, sama-sama diberlakukan,” ujar birokrat asal Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan, Tabanan ini. Dikatakan, bahwa di masa kini dunia pendidikan memerlukan banyak kajian bahasa Bali. Karena banyak karya sastra ditulis dalam lontar menggunakan bahasa Bali maupun bahasa Jawa Kuno yang banyak menyimpan pengetahuan penting.
Widyatula yang mengangkat topik Basa, Aksara dan Sastra di dalam kurikulum pendidikan di Bali menghadirkan dua narasumber, yakni Dr I Wayan Suardinaya (Dosen Unud ) dan Dr Ni Wayan Sariani SPd (Guru SMPN 1 Kuta Selatan). Ni Wayan Sariani menyampaikan beberapa hal dalam implementasi bahasa Bali di dalam kurikulum sekolah. “Pengembangan teknologi saat ini terus meningkat, maka bagaimana penggunaan gadget digeser sedikit, masukkan satua atau cerita, pantun. Saya ingin mengajak guru-guru bahasa Bali tidak boleh berdiam diri,” ungkap Sariani.
Menurutnya, ada empat pihak yang berperan dalam meningkatkan penggunaan bahasa Bali, yaitu peran pemerintah, peran orang tua, guru, dan masyarakat. Secara garis besar Sariani mengungkapkan implementasi bahasa, aksara dan sastra Bali dalam pelajaran SD, SMP, dan SMA mampu meningkatkan budi pekerti, jati diri hingga membentuk generasi unggul. Kegiatan Widyatula/Seminar sebelumnya diawali dengan peluncuran buku karya guru bahasa Bali yang meliputi buku Kumpulan Puisi Bali Anyar yang berjudul ‘Enten’ serta Buku Kumpulan Peparikan dan Wewangsalan yang berjudul ‘Eling’ oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha.
Kedua buku tersebut merupakan karya guru bahasa Bali semua jenjang dari SD, SMP, SLB, SMA/SMK se-Bali. Peluncuran ditandai dengan penayangan video dan dilanjutkan dengan penyerahan buku kepada Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Bali, Kepala Balai Bahasa Provinsi Bali, Ketua Lembaga Perlindungan bahasa, Aksara, dan Sastra Bali, serta Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten/Kota se-Bali oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali. 7 a
1
Komentar