Ekonomi Bali Tumbuh 5,71 Persen
Hampir menyamai kondisi ekonomi seperti sebelum masa pandemi Covid-19
DENPASAR, NusaBali
Ekonomi Bali terus menunjukkan kinerja positif. Indikasinya adalah peningkatan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pada triwulan IV 2023, PDRB Bali tercatat sebesar Rp41,67 triliun. Meningkat dibandingkan dengan triwulan III sebesar Rp40,22 triliun. Sementara itu secara keseluruhan dari triwulan I sampai dengan triwulan IV 2023, ekonomi Bali tahun 2023 tumbuh 5,71 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Endang Retno Sri Subiyandani menyampaikan Senin (5/2).
“Pemulihan ekonomi Bali hampir menyamai kondisi ekonomi seperti sebelum masa pandemi Covid-19,” ujarnya.
Disampaikan ekonomi Bali selama periode triwulan IV 2023 tumbuh sebesar 3,60 persen, jika dibandingkan dengan capaian triwulan III 2023.
Dari sisi produksi pertumbuhan tertinggi tercatat pada lapanan usaha Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 15,94 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Lembaga Non Provit tumbuh sebesar 29,35 persen.
Lebih lanjut disampaikan Endang Retno Sri Subiyandani, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (y-on-y), ekonomi Bali pada triwulan IV, 5,86 persen.
Dari sisi produksi pertumbuhan tertinggi tercatat pada lapangan Usaha Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 15,66 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran Komponen Pengeluaran Non Provit, tumbuh sebesar 32,85 persen.
Menurut Endang Retno Subiyandani struktur ekonomi Bali pada triwulan IV dari sisi produksi didominasi lapangan Usaha Penyediaan Makan dan Minum (Akmamin), sebesar 20,43 persen.
“Lapangan usaha akomodasi dan makan minum serta transportasi dan pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi imbas dari aktivitas pariwisata di Bali yang semakin pulih dan mendekati level sebelum pandemi,” ujar Endang.
Sedangkan dari sisi pengeluaran, kontribusi terbesar pada komponen Konsumsi Rumah Tangga 51,95 persen.
Dikatakan, momentum libur Natal dan Tahun Baru 2024, lonjakan distribusi listrik, peningkatan komponen belanja pegawai pemerintah menjadi roda penggerak perekonomian Bali. Selain itu panen beberapa komoditas pertanian pada Oktober-Desember.
“Momentum tersebut diperkirakan menjadi katalis penciptaan nilai tambah pada beberapa lapangan usaha,” ujarnya.
Usaha tersebut diantaranya pengadaan listrik, administrasi pemerintahan, pertanian, kehutanan dan perikanan. Keseluruhan fenomena tersebut, kata Endang Retno Subiyandani bermuara pada corak perekonomian Bali yang tumbuh pada triwulan IV. K17
Komentar