Operasional Cath Lab RSUD Buleleng Tunggu Izin Bapeten
SINGARAJA, NusaBali - Target pengoperasian Catheterization Laboratory (Cath Lab) RSUD Buleleng mundur dari rencana awal.
Sebab hingga saat ini izin dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) RI belum turun. Padahal Cath Lab RSUD Buleleng dan sarana prasarana penunjang sudah lengkap pada akhir tahun 2023 lalu.
Dirut RSUD Buleleng dr Putu Arya Nugraha, SpPD, dihubungi Selasa (6/2) kemarin mengatakan, manajemen RSUD Buleleng masih menunggu izin operasional lengkap. Baik dari Kemenkes maupun dari Bapeten. Pengurusan izin ke Bapeten diakui Arya Nugraha memerlukan waktu yang cukup lama, karena masih dalam antrean sejumlah RSUD seluruh Indonesia.
“Karena yang mengajukan izin seluruh Indonesia maka itu agak lama. Izin dari Bapeten wajib karena alat cath lab menggunakan X-Ray. Nanti setelah izin itu keluar baru kita buat kerjasama dengan BPJS Kesehatan dan mulai beroperasi,” ucap Arya Nugraha.
Pengajuan izin operasional itu sebenarnya sudah lengkap dan langsung dikirim ke pusat pada akhir Desember 2023 lalu. Arya Nugraha pun berharap, izin dari Bapeten segera turun sehingga Cath Lab di RSUD Buleleng segera bisa beroperasi. Menurut dokter spesialis penyakit dalam ini, pasien pemasangan kateterisasi jantung dari Buleleng cukup banyak. Mereka pun selama ini dirujuk ke RSUP Prof Ngurah.
“Ada banyak pasien yang memerlukan tindakan kateterisasi jantung, masih kami rujuk ke RSUP Prof Ngoerah dan mereka masih menunggu antrean. Tetapi kalau nanti yang di sini sudah bisa beroperasi kita tidak perlu lagi merujuk pasien, langsung bisa ditangani di sini,” imbuh pejabat asal Desa Kayuputih, Kecamatan Banjar, Buleleng ini.
Sementara itu selain alat cath lab senilai Rp 16 miliar dari Kementerian Kesehatan, RSUD Buleleng juga sudah memenuhi seluruh sarana penunjang. Mulai dri tenaga dokter spesialis jantung dan dokter spesialis intervensi otak, tenaga kesehatan terampil, petugas radiasi, asisten dokter ahli, apotek tersendiri, tempat sterilisasi alat. Termasuk berdampingan dengan ruang intensif jantung
Setelah beroperasi cath lab ini dapat digunakan untuk penanganan 4-5 orang pasien setiap harinya. Skema penanganan pun sudah dipetakan dengan skala prioritas kedaruratannya. Untuk satu kali tindakan kateterisasi jantung dapat ditanggung BPJS Kesehatan, yang ditanggung biayanya berkisar dari Rp 10-20 juta.
“Kalau untuk pasien umum kami belum menentukan tarif, biasanya setelah ada kerjasama dengan BPJS. Tetapi saya rasa tidak akan jauh berbeda dari kisaran tanggungan biaya BPJS Kesehatan,” tegas Arya Nugraha.7 k23
Dirut RSUD Buleleng dr Putu Arya Nugraha, SpPD, dihubungi Selasa (6/2) kemarin mengatakan, manajemen RSUD Buleleng masih menunggu izin operasional lengkap. Baik dari Kemenkes maupun dari Bapeten. Pengurusan izin ke Bapeten diakui Arya Nugraha memerlukan waktu yang cukup lama, karena masih dalam antrean sejumlah RSUD seluruh Indonesia.
“Karena yang mengajukan izin seluruh Indonesia maka itu agak lama. Izin dari Bapeten wajib karena alat cath lab menggunakan X-Ray. Nanti setelah izin itu keluar baru kita buat kerjasama dengan BPJS Kesehatan dan mulai beroperasi,” ucap Arya Nugraha.
Pengajuan izin operasional itu sebenarnya sudah lengkap dan langsung dikirim ke pusat pada akhir Desember 2023 lalu. Arya Nugraha pun berharap, izin dari Bapeten segera turun sehingga Cath Lab di RSUD Buleleng segera bisa beroperasi. Menurut dokter spesialis penyakit dalam ini, pasien pemasangan kateterisasi jantung dari Buleleng cukup banyak. Mereka pun selama ini dirujuk ke RSUP Prof Ngurah.
“Ada banyak pasien yang memerlukan tindakan kateterisasi jantung, masih kami rujuk ke RSUP Prof Ngoerah dan mereka masih menunggu antrean. Tetapi kalau nanti yang di sini sudah bisa beroperasi kita tidak perlu lagi merujuk pasien, langsung bisa ditangani di sini,” imbuh pejabat asal Desa Kayuputih, Kecamatan Banjar, Buleleng ini.
Sementara itu selain alat cath lab senilai Rp 16 miliar dari Kementerian Kesehatan, RSUD Buleleng juga sudah memenuhi seluruh sarana penunjang. Mulai dri tenaga dokter spesialis jantung dan dokter spesialis intervensi otak, tenaga kesehatan terampil, petugas radiasi, asisten dokter ahli, apotek tersendiri, tempat sterilisasi alat. Termasuk berdampingan dengan ruang intensif jantung
Setelah beroperasi cath lab ini dapat digunakan untuk penanganan 4-5 orang pasien setiap harinya. Skema penanganan pun sudah dipetakan dengan skala prioritas kedaruratannya. Untuk satu kali tindakan kateterisasi jantung dapat ditanggung BPJS Kesehatan, yang ditanggung biayanya berkisar dari Rp 10-20 juta.
“Kalau untuk pasien umum kami belum menentukan tarif, biasanya setelah ada kerjasama dengan BPJS. Tetapi saya rasa tidak akan jauh berbeda dari kisaran tanggungan biaya BPJS Kesehatan,” tegas Arya Nugraha.7 k23
Komentar