3 Ekor Sapi Warga Mati Mendadak
Untuk sementara tidak ada indikasi penyakit menular. Dua ekor sapi mati diduga karena bloat atau kembung, dan seekor lagi mati karena pneumonia.
NEGARA, NusaBali
Kasus kematian sapi secara mendadak terjadi di Desa Tegal Badeng Timur, Kecamatan Negara, Jembrana. Sebelumnya pada Senin (5/2), dilaporkan ada seekor sapi yang mati. Menyusul pada Selasa (6/2), ada dua ekor sapi yang mati.
Dari informasi, sapi yang mati pada Senin (5/2), adalah milik warga bernama Arif Rahman Hakim yang merupakan anggota Kelompok Sapi ‘Ceria’. Sementara dua ekor sapi yang mati dalam waktu hampir bersamaan pada Selasa kemarin, masing-masing milik Ridwan, 60, dan Tibiyan Hadi, 30. Keduanya merupakan anggota kelompok Ternak Sapi ‘Asri’.
Ridwan mengatakan, sebelumnya tidak ada tanda-tanda penyakit pada sapinya. Namun saat hendak memberi makan sapinya pada Senin pagi kemarin, salah satu dari dua ekor sapi peliharaannya itu terlihat gelisah. Selain tampak lemas, salah satu sapinya itu tidak mau makan dan akhirnya mati.
“Mati sekitar pukul 09.00 Wita. Kebetulan sapi yang mati itu sapi bantuan dari desa (Pemerintah Desa Tegal Badeng Timur) yang diberikan ke anggota kelompok di bulan Oktober 2023 lalu,” ujar Ridwan.
Saat kejadian itu, Ridwan sudah langsung melapor ke pihak desa dan diteruskan ke petugas kesehatan hewan di Kecamatan Negara. Dari pemeriksaan petugas, sapinya dinyatakan mati karena diduga mengalami gangguan pencernaan. “Dibilang ada gangguan pencernaan. Perutnya kembung,” ucap Ridwan.
Tibiyan Hadi menambahkan, sapinya yang mati pada Selasa pagi kemarin, diketahui sempat sakit beberapa waktu lalu. Sapinya yang sempat dinyatakan demam dan terus mengeluarkan ingus itu sudah diobati, sehingga kondisinya sempat membaik.
Namun pada Senin (5/2), sapinya itu tidak mau makan. Kemudian pada Selasa pagi kemarin, sapinya terlihat sudah sangat lemas dan akhirnya mati. “Dari kemarin tidak mau makan. Terus pagi tadi (Selasa kemarin) saya cek lagi, tiba-tiba sudah lemas. Kondisinya lemas tidak bisa bangun, lalu mati,” kata Tibiyan Hadi.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana drh I Wayan Widarsa, saat dikonfirmasi Selasa kemarin, mengaku sudah menerjunkan petugas untuk mengecek laporan kematian sapi di Desa Tegal Badeng Timur itu. Untuk kasus sapi yang mati pada Senin (5/2), diduga karena bloat atau kembung perut.
Kemudian dari dua ekor sapi yang mati pada Selasa (6/2), salah satunya juga diduga karena bloat, dan satunya lagi diduga karena mengalami pneumonia atau radang paru-paru. Di mana sapi yang mati karena diduga mengalami pneumonia itu diketahui sempat menunjukkan gejala sesak napas, ingusan, dan keluhan di bagian leher. “Tidak ada indikasi penyakit menular. Kami menduga karena bloat dan satunya kemungkinan pneumonia,” ujar Widarsa. 7 ode
1
Komentar