Pohon Tumbang, Jalur Denpasar-Gilimanuk Lumpuh 1 Jam
Diguyur Hujan, Senderan di Desa Alasangker Tergerus
NEGARA, NusaBali - Hujan deras disertai angin kencang yang melanda Kabupaten Jembrana, Rabu (7/2) malam, mengakibatkan tiga pohon tumbang di lokasi berbeda.
Bahkan pohon tumbang yang terjadi di Jalan Umum Denpasar-Gilimanuk, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara sempat membuat lumpuh arus lalulintas di jalur Denpasar-Gilimanuk selama sekitar 1 jam.
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana bergerak cepat menangani peristiwa tersebut. Dari informasi di BPBD Jembrana, peristiwa pohon tumbang yang pertama terjadi di Jalan Patih Jelantik, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana. Dahan pohon mahoni dengan diameter 15 centimeter (cm) dan panjang sekitar 4 meter patah dan menutup akses jalan. Penanganan dimulai pukul 20.45 Wita dan selesai dalam waktu sekitar 30 menit.
Pohon tumbang yang kedua terjadi di Desa Perancak, Kecamatan Jembrana, tepatnya di sebelah barat Pura Dalem Desa Adat Perancak. Pohon waru dengan diameter 25 cm dan tinggi sekitar 10 meter tumbang dan menutup akses jalan. Peristiwa pohon tumbang itu selesai ditangani pada pukul 22.00 Wita hingga pukul 22.40 Wita.
Pohon tumbang yang ketiga terjadi di Jalan Umum Denpasar-Gilimanuk, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara. Sebuah pohon mahoni dengan diameter 50 cm dan tinggi 12 meter tumbang dan menutup akses jalan utama. Perisitwa pohon tumbang itu pun sempat membuat lumpuh arus lalu lintas di jalur Denpasar-Gilimanuk selama sekitar 1 jam. Tim Reaksi Cepat (TRC) dan Pusdalops BPBD bersama Bhabinkamtibmas, Relawan PMI, Polantas dan dibantu warga setempat bahu membahu menangani pohon tumbang di Banyubiru. Penanganan dimulai sekitar pukul 22.00 Wita dan selesai pukul 23.00 Wita.
Plt Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jembrana, I Putu Agus Artnana, Kamis (8/2) mengatakan tidak ada korban jiwa maupun kerugian material akibat 3 perisitwa pohon tumbang itu. Namun peristiwa pohon tumbang yang terjadi di Jalan Umun Denpasar-Gilimanuk, Banyubiru, sempat memicu kemacetan lalu lintas. "Sempat macet sekitar 1 jam. Untuk penanganan juga membutuhkan waktu karena ukuran pohon yang cukup besar," ujar Agus Artana.
Sementara hujan deras yang mengguyur Desa Alasangker, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Rabu (7/2) juga membuat senderan jalan tergerus sepanjang 3 meter dan tinggi 6 meter. Kejadian tersebut mengancam badan jalan yang ada di atasnya.
Perbekel Alasangker, I Wayan Sitama menyebut senderan jalan tergerus itu berada tepat di sebelah barat SMPN 7 Singaraja. Jalan berstatus aset kabupaten ini merupakan akses penghubung ke Desa Penglatan dan Desa Silangjana. Sitama mengatakan penyebab tergerusnya senderan jalan selain hujan deras, karena di bawah jalan ada aliran kali.
Aliran kali itu selama ini mengalir di dalam gorong-gorong. Namun karena curah hujan sangat tinggi, tergerusnya senderan badan jalan tak bisa dielakkan. Atas kejadian tersebut Pemerintah Desa (Pemdes) memasang tali dan menutup sebagian jalan agar tak mengancam keselamatan pengendara. Kepala Dinas PUTR Buleleng I Putu Adiptha Eka Putra dikonfirmasi terpisah mengaku sudah melakukan pengecekan ke lokasi. Sejauh ini sudah dipasang road line sebagai penanda jalan rusak bagi pengendara. Dari hasil pengecekan senderan badan jalan yang jebol sepanjang 15 meter. “Rencana penanganan permanen kami masih menunggu arahan pimpinan. Tetapi secara teknis harus ada penanganan gorong-gorong diperbesar dengan box culvert dan dipasang senderan baru untuk memperkuat badan jalan,” terang Adiptha. 7 ode, k23
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana bergerak cepat menangani peristiwa tersebut. Dari informasi di BPBD Jembrana, peristiwa pohon tumbang yang pertama terjadi di Jalan Patih Jelantik, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana. Dahan pohon mahoni dengan diameter 15 centimeter (cm) dan panjang sekitar 4 meter patah dan menutup akses jalan. Penanganan dimulai pukul 20.45 Wita dan selesai dalam waktu sekitar 30 menit.
Pohon tumbang yang kedua terjadi di Desa Perancak, Kecamatan Jembrana, tepatnya di sebelah barat Pura Dalem Desa Adat Perancak. Pohon waru dengan diameter 25 cm dan tinggi sekitar 10 meter tumbang dan menutup akses jalan. Peristiwa pohon tumbang itu selesai ditangani pada pukul 22.00 Wita hingga pukul 22.40 Wita.
Pohon tumbang yang ketiga terjadi di Jalan Umum Denpasar-Gilimanuk, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara. Sebuah pohon mahoni dengan diameter 50 cm dan tinggi 12 meter tumbang dan menutup akses jalan utama. Perisitwa pohon tumbang itu pun sempat membuat lumpuh arus lalu lintas di jalur Denpasar-Gilimanuk selama sekitar 1 jam. Tim Reaksi Cepat (TRC) dan Pusdalops BPBD bersama Bhabinkamtibmas, Relawan PMI, Polantas dan dibantu warga setempat bahu membahu menangani pohon tumbang di Banyubiru. Penanganan dimulai sekitar pukul 22.00 Wita dan selesai pukul 23.00 Wita.
Plt Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jembrana, I Putu Agus Artnana, Kamis (8/2) mengatakan tidak ada korban jiwa maupun kerugian material akibat 3 perisitwa pohon tumbang itu. Namun peristiwa pohon tumbang yang terjadi di Jalan Umun Denpasar-Gilimanuk, Banyubiru, sempat memicu kemacetan lalu lintas. "Sempat macet sekitar 1 jam. Untuk penanganan juga membutuhkan waktu karena ukuran pohon yang cukup besar," ujar Agus Artana.
Sementara hujan deras yang mengguyur Desa Alasangker, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Rabu (7/2) juga membuat senderan jalan tergerus sepanjang 3 meter dan tinggi 6 meter. Kejadian tersebut mengancam badan jalan yang ada di atasnya.
Perbekel Alasangker, I Wayan Sitama menyebut senderan jalan tergerus itu berada tepat di sebelah barat SMPN 7 Singaraja. Jalan berstatus aset kabupaten ini merupakan akses penghubung ke Desa Penglatan dan Desa Silangjana. Sitama mengatakan penyebab tergerusnya senderan jalan selain hujan deras, karena di bawah jalan ada aliran kali.
Aliran kali itu selama ini mengalir di dalam gorong-gorong. Namun karena curah hujan sangat tinggi, tergerusnya senderan badan jalan tak bisa dielakkan. Atas kejadian tersebut Pemerintah Desa (Pemdes) memasang tali dan menutup sebagian jalan agar tak mengancam keselamatan pengendara. Kepala Dinas PUTR Buleleng I Putu Adiptha Eka Putra dikonfirmasi terpisah mengaku sudah melakukan pengecekan ke lokasi. Sejauh ini sudah dipasang road line sebagai penanda jalan rusak bagi pengendara. Dari hasil pengecekan senderan badan jalan yang jebol sepanjang 15 meter. “Rencana penanganan permanen kami masih menunggu arahan pimpinan. Tetapi secara teknis harus ada penanganan gorong-gorong diperbesar dengan box culvert dan dipasang senderan baru untuk memperkuat badan jalan,” terang Adiptha. 7 ode, k23
Komentar