Empat Objek Wisata di Desa Bugbug Ditutup Selama 12 Jam
Usai Aci Manda, Desa Bugbug, Karangasem Menggelar Nyepi
Selama Nyepi di Desa Adat Bugbug, pecalang mengarahkan wisatawan untuk tidak berkunjung ke Objek Wisata Candidasa, Objek Wisata Bukit Asah, Objek Wisata Pasir Putih, dan Objek Wisata Selfie Candi Bentar Bukit Sang Hyang Ambu.
AMLAPURA, NusaBali
Desa Adat Bugbug, Kecamatan/Kabupaten Karangasem menggelar nyepi usai melaksanakan Aci Manda. Nyepi berlangsung 12 jam di sajebag Desa Adat Bugbug yang mewilayahi 12 banjar adat pada Saniscara Paing Warigadean, Sabtu (10/2) pukul 06.30 – 18.00 Wita.
Nyepi usai Aci Manda ini berlangsung setiap setahun sekali, dirayakan secara khusus di Desa Adat Bugbug. Karenanya, dalam setahun Desa Adat Bugbug dua kali merayakan Nyepi, yakni Nyepi adat dan Nyepi umum.
Nyepi kali ini merupakan rangkaian aci Manda pada Sukra Umanis Warigadean, Jumat (9/2) yang berlangsung pukul 17.00 Wita.
Desa Adat Bugbug, Kecamatan/Kabupaten Karangasem menggelar nyepi usai melaksanakan Aci Manda. Nyepi berlangsung 12 jam di sajebag Desa Adat Bugbug yang mewilayahi 12 banjar adat pada Saniscara Paing Warigadean, Sabtu (10/2) pukul 06.30 – 18.00 Wita.
Nyepi usai Aci Manda ini berlangsung setiap setahun sekali, dirayakan secara khusus di Desa Adat Bugbug. Karenanya, dalam setahun Desa Adat Bugbug dua kali merayakan Nyepi, yakni Nyepi adat dan Nyepi umum.
Nyepi kali ini merupakan rangkaian aci Manda pada Sukra Umanis Warigadean, Jumat (9/2) yang berlangsung pukul 17.00 Wita.
Foto: Nyepi di Desa Adat Bugbug, Kecamatan Karangasem pada Saniscara Paing Warigadean, Sabtu (10/2). -NANTRA
Aci Manda terlaksana setelah seluruh krama di Desa Adat Bugbug di rumahnya masing-masing melaksanakan upacara natab banten urip. Setelahnya, krama berkumpul di depan Pura Bale Agung melaksanakan upacara Aci Manda.
Baga Parahyangan Desa Adat Bugbug Jro Wayan Artana, memaparkan prosesi Aci Manda berawal nedunang pralingga Ida Bhatara Gede Agung Sakti bersama Ida Bhatara Pengawi dari Gedong Simpen menuju Pura Bale Agung.
Kemudian krama melaksanakan upacara madeeng (mapeed atau irng-iringan) keliling desa. Madeeng melibatkan 4 anak teruna pasting (anak laki-laki kecil, sekolah SD), 2 anak asalnya dari timur Pura Bale Agung dan 2 anak dari barat Pura Bale Agung, tanpa busana atas, hanya mengenakan kain.
Teruna pasting tersebut diiringi teruna-teruni mengenakan pakaian adat tanpa busana atas.
Teruna pasting itu konon tugasnya mundut prasasti. Sedangkan prajuru desa mundut (mengusung) pratima Ida Sang Hyang Aji Purana Pura Pingit. Juga nedunang pratima Ida Bhatara Gede Agung Sakti dari Jro Kawan. Iring-iringan itu diikuti Kelian Adat Bugbug, Baga Parahyangan Desa Adat Bugbug, dan segenap pamangku.
Madeeng (iring-iringan) dimulai dari Pura Puseh, keliling desa menuju Pura Penyarikan, lalu berakhir di Pura Bale Agung. Di Pura Bale Agung, seluruh pratima dan prasasti dilinggihang di Gedong Bale Agung. Prosesi itu diakhiri muspa bersama, yang diantarkan Jro Mangku Widia dan Jro Mangku Kubayan.
Selanjutnya, keesokan harinya merayakan nyepi di wawidangan Desa Adat Bugbug yang mewilayahi 12 banjar adat, yakni, Geria, Puseh, Bancingah, Madya, Dharma Laksana, Segaa, Celuk Kangin, Celuk Kauh, Dukuh Tengah, Baruna, Samuh, dan Asah.
Nyepi dijaga 38 pecalang, krama dilarang menerima tamu dan tidak boleh bertamu. Bagi yang melanggar kena denda Rp 20.000 dan ngayah bersih-bersih di pura.
Selama nyepi wajib menjalankan Catur Brata panyepian, yakni, amati geni (dilarang menyalakan api), amati lelungan (dilarang bepergian), amati lelanguan (dilarang menggelar hiburan), dan amati karya (dilarang bekerja).
Sedangkan arus lalulintas tetap terbuka, karena merupakan akses jalan Amlapura–Denpasar. Namun selama nyepi berlangsung, ada larangan berhenti di wilayah Desa Adat Bugbug.
Aktivitas sosial ekonomi tutup, mulai dari pasar desa, warung, kios, hingga aktivitas 4 objek wisata, yakni, Objek Wisata Candidasa, Objek Wisata Bukit Asah, Objek Wisata Pasir Putih, dan Objek Wisata Selfie Candi Bentar Bukit Sang Hyang Ambu.
“Nyepi berakhir pukul 18.00 Wita,” kata Jro Artana.
Penyarikan Desa Adat Bugbug I Wayan Merta menambahkan, sebenarnya selama nyepi, warga dapat kelonggaran untuk melakukan persembahyangan di Pura Bale Agung atau Pura Piit pada pukul 12.00–14.00 Wita. “Setelahnya kembali melaksanakan Nyepi hingga pukul 18.00 Wita,” ucap Merta.
Selama nyepi berlangsung banyak wisatawan yang terkecoh tidak bisa berwisata ke Bukit Asah dan objek wisata lainnya. Selama nyepi berlangsung, pecalang mengarahkan pengunjung agar tidak mengunjungi objek wisata di wewidangan Desa Adat Bugbug. 7 k16
Komentar