PBB Jembrana Konservasi 19 Set Lontar
Serangkaian Kegiatan Bulan Bahasa Bali 2024
NEGARA, NusaBali - Serangkaian kegiatan Bulan Bahasa Bali VI tahun 2024, Dinas Kebudayaan Bali, Penyuluh Bahasa Bali (PBB) di Kabupaten Jembrana mengadakan kegiatan konservasi dan identifikasi lontar, Sabtu (10/2). Kegiatan itu dilaksanakan di rumah I Ketut Jenen, Banjar Taman, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana.
Ada 19 cakep lontar yang dikonservasi di rumah warga tersebut. Dari 19 cakep atau set lontar tersebut, 16 lontar yang berhasil diidentifikasi. Adapun 16 lontar yang teridentifikasi itu adalah lontar Usada Rare, Tingkahing Asasawahan, Plutuk Iwak Banten, Kusuma Dewa, Usada, Wariga Padewasan, Tutur Sundari Trus, Kuranta Bolong, Tegesin Bawara Jagat, Wariga, Sarascamuscaya, Wariga Padewasan II, Padewasan, Kakawin Arjuna Wiwaha, Kawisesan, dan Pangraksa Urip.
Sementara 3 cakep lontar lainnya tidak dapat diidentifikasi karena kondisinya rusak dan beberapa halamannya hilang. Kegiatan konservasi dan identifikasi itu berlangsung dari pukul 09.00 Wita hingga 14.00 Wita. Sekitar 20 anggota PBB di Jembrana, Plt Kepala Bidang Sejarah dan Dokumentasi pada Dinas Kebudayaan Bali, serta Pamong Budaya turut hadir dalam kegiatan tersebut.
Koordinator PBB Jembrana I Nengah Yoga Darma Adi Putra menjelaskan, konservasi dan identifikasi lontar di rumah I Ketut Jenen, itu menjadi bagian kegiatan Festival Konservasi Lontar dalam rangka Bulan Bahasa Bali VI tahun 2024. Sementara sejak tahun 2017 hingga 2023, PBB Jembrana telah mengidentifikasi 1.034 cakep lontar.
Mayoritas lontar di Jembrana adalah jenis Usada, Kawisesan, dan Wariga. Lontar yang telah dikonservasi dan diidentifikasi itu pun rutin dicek setiap tahun untuk memastikan kondisinya. "Setiap tahun kami cek.
Kalau misalnya lagi kena debu atau kotor akan kembali dibersihkan. Namun selama ini, lontar-lontar yang sudah dikonservasi jarang ditemukan ada tambahan kerusakan," ujar Yoga.
Selain identifikasi, Yoga mengatakan, PBB Jembrana juga ada melakukan digitalisasi terhadap 26 cakep lontar. Digitalisasi itu difokuskan pada lontar yang masih utuh dan tergolong langka.
"Digitalisasi dilakukan untuk lontar-lontar yang bisa dikatakan langka. Terutama lontar-lontar yang datanya belum ada atau belum masuk koleksi Pusat Dokumentasi Dinas Kebudayaan Bali," ucapnya.
Secara umum, kegiatan konservasi ataupun identifikasi lontar itu merupakan upaya penting untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya Bali. Mengingat dalam lontar-lontar itu pun menyimpan berbagai pengetahuan dan nilai-nilai luhur.
"Tahun ini kami bekerjasama dengan Bagian Organisasi dan Perpustakaan Jembrana ada program untuk menerjemahkan lontar. Jadi beberapa lontar akan diterjemahkan ke bahasa Indonesia," ujar Yoga.7ode
Komentar