Denpasar Perjuangkan Taekwondoin ke Porprov
Meskipun rapat technical meeting Pra Porprov tak mencantumkan taekwondoinnya, namun kontingen Denpasar masih berjuang meloloskan atletnya.
DENPASAR, NusaBali
Ketua Umum KONI Denpasar, IB Toni Astawa didampingi Ketua Bidang Hukum dan Etika KONI Denpasar, Made Suardana serta Humas KONI Kota Denpasar, Dewa Gde Rai Selasa (25/7), menegaskan akan tetap memperjuangkan atlet Taekwondo Denpasar untuk bisa berlaga di Porprov Bali XIII/2017 di Kabupaten Gianyar pada September mendatang.
Langkah itu diambil, karena pada prinsipnya KONI Kota Denpasar tidak ingin ada atlet dikorbankan dalam multi event dua tahunan antar Kabupaten/Kota di Bali. "Ke 13 taekwondoin putra dan putri Bali yang terkena sanksi Pengprov TI Bali, akan tetap kami perjuangan untuk bisa turun di Porprov. Namun, kami masih menunggu keputusan KONI Bali secara resmi soal itu, karena mengacu dari berita acara rapat koordinasi antara KONI Bali dengan KONI Denpasar Juni lalu, memutuskan salah satunya berbunyi, semua stake holder baik KONI Bali, KONI Denpasar, Pengprov TI Bali dan Pengkot TI Denpasar mempunya misi dan visi sama, agar taekwondo Denpasar, bisa bertanding di Porprov Gianyar nantinya," ucap Ketua Umum KONI Denpasar, IB Toni Astawa.
Kata dia, jika taekwondo Denpasar tidak bisa turun di Porprov Gianyar merupakan tragedi selama dihelatnya Porprov Bali. Apalagi sebenarnya di Porprov Bali XI, saat menjadi tuan rumah, taekwondo pertama kali dipertandingkan di Porprov Denpasar. “Kami sekarang ini hanya sifatnya menunggu keputusan KONI Bali secara resmi soal taekwondoin Denpasar bisa bertanding di Porprov Bali. Kami tidak memiliki kepentingan soal itu, yang penting atlet kami bisa bertanding dan jangan menjadi korban," tegas IB Toni diamini Dewa Gde Rai.
Dewa Gde Rai menambahkan, sebenarnya atlet Taekwondo Denpasar memang tujuannya hanya satu. Ingin meraih prestasi di Porprov. Dengan dasar itu, KONI Denpasar berharap jangan atlet dikorbankan. "Kami harus memperjuangkan dan tidak bisa diam saja, karena Porprov merupakan moment yang ditunggu patriot olahraga," terang Dewa Gde Rai.
Di satu sisi Ketua Bidang Hukum dan Etika KONI Denpasar, Made Suardana juga menegaskan tekadnya untuk memperjuangkan para atletnya itu. “Kalau tidak boleh turun atlet taekwondo Denpasar, maka kami akan meminta pertanggung jawaban ke KONI Bali terkait komitmen KONI Bali sebelumnya," tegas Suardana.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah Ketum Pengprov TI Bali, Anak Agung Lan Ananda kembali menegaskan komitmennya untuk tidak menerima atlet Taekwondo Denpasar di Porprov Bali. "Jika KONI Bali terus bersikukuh mengeluarkan KTA dan KONI Denpasar juga mengirimkan atlet Taekwondonya, sudah pasti nanti disikat di panitia pelaksana Porprov. Sebab, TD Porprov itu kan berasal dari Pengprov cabor. Wasit juga berasal dari Pengprov cabor. Jadi, KONI tidak bisa mengintervensi Pengprov cabor," tegas Lan Ananda. Dan, jika hal itu dilakukan oleh KONI Bali, dia mempertanyakan maksud dan motif tujuan. Apakah karena ingin mempertahankan tahta untuk voter dari Denpasar nantinya. Sebab, dalam rapat TM Pra Porprov untuk peserta Taekwondo sudah pasti hanya diikuti 8 daerah tanpa Kota Denpasar. "Jelas itu akan kami pertahankan dengan aturan yang ada," kata Lan Ananda. *dek
Ketua Umum KONI Denpasar, IB Toni Astawa didampingi Ketua Bidang Hukum dan Etika KONI Denpasar, Made Suardana serta Humas KONI Kota Denpasar, Dewa Gde Rai Selasa (25/7), menegaskan akan tetap memperjuangkan atlet Taekwondo Denpasar untuk bisa berlaga di Porprov Bali XIII/2017 di Kabupaten Gianyar pada September mendatang.
Langkah itu diambil, karena pada prinsipnya KONI Kota Denpasar tidak ingin ada atlet dikorbankan dalam multi event dua tahunan antar Kabupaten/Kota di Bali. "Ke 13 taekwondoin putra dan putri Bali yang terkena sanksi Pengprov TI Bali, akan tetap kami perjuangan untuk bisa turun di Porprov. Namun, kami masih menunggu keputusan KONI Bali secara resmi soal itu, karena mengacu dari berita acara rapat koordinasi antara KONI Bali dengan KONI Denpasar Juni lalu, memutuskan salah satunya berbunyi, semua stake holder baik KONI Bali, KONI Denpasar, Pengprov TI Bali dan Pengkot TI Denpasar mempunya misi dan visi sama, agar taekwondo Denpasar, bisa bertanding di Porprov Gianyar nantinya," ucap Ketua Umum KONI Denpasar, IB Toni Astawa.
Kata dia, jika taekwondo Denpasar tidak bisa turun di Porprov Gianyar merupakan tragedi selama dihelatnya Porprov Bali. Apalagi sebenarnya di Porprov Bali XI, saat menjadi tuan rumah, taekwondo pertama kali dipertandingkan di Porprov Denpasar. “Kami sekarang ini hanya sifatnya menunggu keputusan KONI Bali secara resmi soal taekwondoin Denpasar bisa bertanding di Porprov Bali. Kami tidak memiliki kepentingan soal itu, yang penting atlet kami bisa bertanding dan jangan menjadi korban," tegas IB Toni diamini Dewa Gde Rai.
Dewa Gde Rai menambahkan, sebenarnya atlet Taekwondo Denpasar memang tujuannya hanya satu. Ingin meraih prestasi di Porprov. Dengan dasar itu, KONI Denpasar berharap jangan atlet dikorbankan. "Kami harus memperjuangkan dan tidak bisa diam saja, karena Porprov merupakan moment yang ditunggu patriot olahraga," terang Dewa Gde Rai.
Di satu sisi Ketua Bidang Hukum dan Etika KONI Denpasar, Made Suardana juga menegaskan tekadnya untuk memperjuangkan para atletnya itu. “Kalau tidak boleh turun atlet taekwondo Denpasar, maka kami akan meminta pertanggung jawaban ke KONI Bali terkait komitmen KONI Bali sebelumnya," tegas Suardana.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah Ketum Pengprov TI Bali, Anak Agung Lan Ananda kembali menegaskan komitmennya untuk tidak menerima atlet Taekwondo Denpasar di Porprov Bali. "Jika KONI Bali terus bersikukuh mengeluarkan KTA dan KONI Denpasar juga mengirimkan atlet Taekwondonya, sudah pasti nanti disikat di panitia pelaksana Porprov. Sebab, TD Porprov itu kan berasal dari Pengprov cabor. Wasit juga berasal dari Pengprov cabor. Jadi, KONI tidak bisa mengintervensi Pengprov cabor," tegas Lan Ananda. Dan, jika hal itu dilakukan oleh KONI Bali, dia mempertanyakan maksud dan motif tujuan. Apakah karena ingin mempertahankan tahta untuk voter dari Denpasar nantinya. Sebab, dalam rapat TM Pra Porprov untuk peserta Taekwondo sudah pasti hanya diikuti 8 daerah tanpa Kota Denpasar. "Jelas itu akan kami pertahankan dengan aturan yang ada," kata Lan Ananda. *dek
Komentar