Walikota: Siagakan Ambulans saat Pangerupukan
Rapat Pengamanan Rangkaian Hari Suci Nyepi di Denpasar
Ambulans disiagakan pada titik-titik tertentu, sehingga bisa segera memberikan pertolongan jika ada warga yang pingsan atau cedera saat pengarakan ogoh-ogoh.
DENPASAR, NusaBali
Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara meminta Dinas Kesehatan dan puskesmas menyiagakan ambulans saat pengarakan ogoh-ogoh di malam Pangerupukan atau sehari menjelang Hari Suci Nyepi tahun 2024.
“Ambulans agar disiagakan pada titik-titik tertentu, sehingga bisa segera memberikan pertolongan jika ada warga yang pingsan ataupun cedera saat pengarakan ogoh-ogoh,” kata Jaya Negara saat menghadiri Rapat Persiapan Rangkaian Hari Suci Nyepi Saka 1946 di kantor Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Senin (12/2).
Rapat Persiapan dan Pengamanan Rangkaian Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1946 itu dihadiri unsur Forkopimda Kota Denpasar, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), dan Majelis Desa Adat Kota Denpasar, serta perwakilan desa adat dan desa dinas di Kota Denpasar.
Dalam rapat itu juga dibahas mengenai Keputusan Bersama Bandesa Madya Majelis Desa Adat Kota Depasar dan Sabha Upadesa tentang Menjaga dan Memelihara Ketenteraman dan Ketertiban Umum Pelaksanaan Rangkaian Hari Suci Nyepi Saka 1946.
Hari Suci Nyepi Saka 1946 dirayakan umat Hindu pada 11 Maret 2024, sedangkan pengarakan ogoh-ogoh dilaksanakan saat Pangerupukan pada 10 Maret mendatang.
Jaya Negara menyampaikan pentingnya ambulans disiagakan saat Pangerupukan, karena berdasarkan pengalaman pelaksanaan tahun sebelumnya, ada masyarakat yang pingsan maupun cedera karena berdesakan dan kelelahan saat prosesi pengarakan ogoh-ogoh.
Bahkan, ruangan kerja Walikota Denpasar sempat digunakan sebagai tempat untuk memberikan pertolongan kepada sejumlah warga yang pingsan saat menyaksikan maupun mengikuti prosesi pengarakan ogoh-ogoh di kawasan Patung Catur Muka Denpasar.
Berkaca dari peristiwa yang terjadi saat Pangerupukan tahun sebelumnya, diharapkan tahun ini dapat disiagakan ambulans serta nomor kontak petugas juga dimiliki para bandesa adat.
Selain itu, pihaknya juga akan menyiapkan tempat perawatan darurat di Kantor Walikota Denpasar. “Intinya kami ingin melakukan langkah-langkah preventif agar perayaan Hari Nyepi bisa berjalan lancar, termasuk soal lalu lintas akan dibantu oleh Dinas Perhubungan,” tandas Jaya Negara.
Dalam rapat tersebut juga diambil kesepakatan agar dalam pengarakan ogoh-ogoh tidak menggunakan sound system (pengeras suara), kemudian ogoh-ogoh yang diarak tidak boleh keluar dari wilayah desa adat dan warga dapat saling menjaga ketertiban.
Selain itu, karena saat Hari Nyepi pada 12 Maret 2024 itu bersamaan dengan awal bulan puasa Ramadhan, sehingga kesepakatan yang dibuat juga bersama dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Denpasar.
“Ini sebenarnya sudah rutin dilaksanakan, tetapi kami juga lebih menekankan membangun komunikasi dengan FKUB supaya disampaikan kepada umat beragama lainnya, sehingga rangkaian Nyepi bisa berjalan dengan baik di Denpasar,” kata Jaya Negara.
Jaya Negara dalam kesempatan itu kembali mengingatkan warga Kota Denpasar supaya dapat saling menjaga diri agar tidak sampai terjadi gesekan, sehingga perayaan Nyepi dapat berjalan baik dan lancar.
“Saya melihat dalam keputusan bersama ini sudah diatur cukup jelas dan agar dilaksanakan dengan baik, sehingga tidak sampai terjadi hal-hal yang bisa berdampak buruk,” tegasnya.
“Pemkot juga telah mengakomodir kreativitas sekaa teruna dalam membuat ogoh-ogoh melalui kegiatan Kasanga Fest yang berlangsung pada 1-3 Maret, di Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung,” ujar Jaya Negara.
Bendesa Madya Majelis Desa Adat (MDA) Kota Denpasar Anak Agung Ketut Sudiana, menyampaikan pihaknya bersama Forkopimda, bendesa adat, FKUB, Sabha Upadesa telah melakukan pembahasan keputusan bersama. “Pembahasan ini meliputi pamelastian, malam pangerupukan dengan kegiatan ogoh-ogoh hingga Hari Suci Nyepi,” ujarnya.
Hal penting lainnya yang dibahas terkait pengarakan ogoh-ogoh. Para yowana diharapkan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol, tidak menyalakan petasan, dan tidak menggunakan sound system untuk menjaga kerawanan keamanan dan ketertiban. “Mari kita bersama-sama mewujudkan Hari Suci Nyepi yang hening yang aman dan nyaman,” kata Sudiana. @ ant, mis
Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara meminta Dinas Kesehatan dan puskesmas menyiagakan ambulans saat pengarakan ogoh-ogoh di malam Pangerupukan atau sehari menjelang Hari Suci Nyepi tahun 2024.
“Ambulans agar disiagakan pada titik-titik tertentu, sehingga bisa segera memberikan pertolongan jika ada warga yang pingsan ataupun cedera saat pengarakan ogoh-ogoh,” kata Jaya Negara saat menghadiri Rapat Persiapan Rangkaian Hari Suci Nyepi Saka 1946 di kantor Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Senin (12/2).
Rapat Persiapan dan Pengamanan Rangkaian Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1946 itu dihadiri unsur Forkopimda Kota Denpasar, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), dan Majelis Desa Adat Kota Denpasar, serta perwakilan desa adat dan desa dinas di Kota Denpasar.
Dalam rapat itu juga dibahas mengenai Keputusan Bersama Bandesa Madya Majelis Desa Adat Kota Depasar dan Sabha Upadesa tentang Menjaga dan Memelihara Ketenteraman dan Ketertiban Umum Pelaksanaan Rangkaian Hari Suci Nyepi Saka 1946.
Hari Suci Nyepi Saka 1946 dirayakan umat Hindu pada 11 Maret 2024, sedangkan pengarakan ogoh-ogoh dilaksanakan saat Pangerupukan pada 10 Maret mendatang.
Jaya Negara menyampaikan pentingnya ambulans disiagakan saat Pangerupukan, karena berdasarkan pengalaman pelaksanaan tahun sebelumnya, ada masyarakat yang pingsan maupun cedera karena berdesakan dan kelelahan saat prosesi pengarakan ogoh-ogoh.
Bahkan, ruangan kerja Walikota Denpasar sempat digunakan sebagai tempat untuk memberikan pertolongan kepada sejumlah warga yang pingsan saat menyaksikan maupun mengikuti prosesi pengarakan ogoh-ogoh di kawasan Patung Catur Muka Denpasar.
Berkaca dari peristiwa yang terjadi saat Pangerupukan tahun sebelumnya, diharapkan tahun ini dapat disiagakan ambulans serta nomor kontak petugas juga dimiliki para bandesa adat.
Selain itu, pihaknya juga akan menyiapkan tempat perawatan darurat di Kantor Walikota Denpasar. “Intinya kami ingin melakukan langkah-langkah preventif agar perayaan Hari Nyepi bisa berjalan lancar, termasuk soal lalu lintas akan dibantu oleh Dinas Perhubungan,” tandas Jaya Negara.
Dalam rapat tersebut juga diambil kesepakatan agar dalam pengarakan ogoh-ogoh tidak menggunakan sound system (pengeras suara), kemudian ogoh-ogoh yang diarak tidak boleh keluar dari wilayah desa adat dan warga dapat saling menjaga ketertiban.
Selain itu, karena saat Hari Nyepi pada 12 Maret 2024 itu bersamaan dengan awal bulan puasa Ramadhan, sehingga kesepakatan yang dibuat juga bersama dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Denpasar.
“Ini sebenarnya sudah rutin dilaksanakan, tetapi kami juga lebih menekankan membangun komunikasi dengan FKUB supaya disampaikan kepada umat beragama lainnya, sehingga rangkaian Nyepi bisa berjalan dengan baik di Denpasar,” kata Jaya Negara.
Jaya Negara dalam kesempatan itu kembali mengingatkan warga Kota Denpasar supaya dapat saling menjaga diri agar tidak sampai terjadi gesekan, sehingga perayaan Nyepi dapat berjalan baik dan lancar.
“Saya melihat dalam keputusan bersama ini sudah diatur cukup jelas dan agar dilaksanakan dengan baik, sehingga tidak sampai terjadi hal-hal yang bisa berdampak buruk,” tegasnya.
“Pemkot juga telah mengakomodir kreativitas sekaa teruna dalam membuat ogoh-ogoh melalui kegiatan Kasanga Fest yang berlangsung pada 1-3 Maret, di Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung,” ujar Jaya Negara.
Bendesa Madya Majelis Desa Adat (MDA) Kota Denpasar Anak Agung Ketut Sudiana, menyampaikan pihaknya bersama Forkopimda, bendesa adat, FKUB, Sabha Upadesa telah melakukan pembahasan keputusan bersama. “Pembahasan ini meliputi pamelastian, malam pangerupukan dengan kegiatan ogoh-ogoh hingga Hari Suci Nyepi,” ujarnya.
Hal penting lainnya yang dibahas terkait pengarakan ogoh-ogoh. Para yowana diharapkan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol, tidak menyalakan petasan, dan tidak menggunakan sound system untuk menjaga kerawanan keamanan dan ketertiban. “Mari kita bersama-sama mewujudkan Hari Suci Nyepi yang hening yang aman dan nyaman,” kata Sudiana. @ ant, mis
1
Komentar