TPS 19 Banjar Teba Jimbaran Dikawal 7 Srikandi
MANGUPURA, NusaBali - Proses Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 19, Banjar Teba, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Rabu (14/2) dikawal khusus oleh para srikandi. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang berjumlah tujuh di TPS 19 semuanya perempuan.
Ketua KPPS TPS 19 Jimbaran Ni Putu Mita Aprilayani, mengatakan semua anggota KPPS yang berjumlah tujuh orang adalah perempuan. Mereka memiliki rentang usia antara 20 hingga 24 tahun, terdiri dari mahasiswa dan pekerja. Meskipun masih muda, mereka tidak mengalami kendala selama persiapan Pemilu ini.
“Walaupun kami masih muda tidak ada kendala yang kami rasakan selama persiapan Pemilu 2024 ini,” ucapnya saat ditemui di lokasi.
Mita juga mengungkapkan bahwa menjadi petugas KPPS adalah bentuk kontribusi positif bagi penyelenggaraan Pemilu. Baginya, ini merupakan pengalaman pertamanya dalam menggunakan hak suara dalam Pemilu. Dia tertarik untuk menjadi bagian dari KPPS untuk memahami alur Pemilu. Selain itu, kondisi sedang libur kuliah memungkinkannya untuk menyeimbangkan jadwal kuliah dengan kegiatan KPPS.
“Kebetulan ini hak suara saya yang pertama di Pemilu ini dan saya tertarik untuk ikut KPPS karena ingin tahu alur Pemilu. Selain itu juga saya sedang libur kuliah jadi tidak mengganggu jadwal kuliah,” kata mahasiswi semester 4 Program Studi Akuntansi Manajerial Politeknik Negeri Bali (PNB) ini.
Lebih jauh dikatakan, para anggota KPPS TPS 19 Banjar Teba sengaja menggunakan seragam berupa kemeja hitam lengan panjang dengan bawahan kamen dan selendang, menampilkan keseragaman dalam penampilan mereka. Mereka juga telah menjalani berbagai persiapan, termasuk mengikuti kegiatan bimbingan teknis (bimtek) di desa, di mana mereka diberikan materi dan pengetahuan untuk menjalankan tugas mereka dengan baik selama pemungutan suara.
Ketua KPU Kabupaten Badung I Gusti Ketut Gede Yusa Arsana Putra, mengatakan dalam Pemilu 2024 terdapat 32 TPS yang seluruh petugas KPPS beranggotakan perempuan di Kabupaten Badung. Awalnya, KPU Badung menganjurkan agar setiap kecamatan menyediakan satu TPS khusus petugas perempuan. Namun, berkat semangat dari Panitia Pemungutan Suara (PPK) yang merespons ajakan tersebut serta antusiasme masyarakat, terjadi peningkatan jumlah yang mendaftar menjadi petugas KPPS dari kalangan perempuan.
“Kehadiran TPS khusus petugas perempuan ini terkait dengan prinsip kesetaraan gender, yang mengedepankan partisipasi perempuan dalam politik dan Pemilu dengan menjadi penyelenggara di lapangan. Diharapkan bahwa perempuan tidak hanya berperan sebagai pemilih di TPS, tetapi juga menjadi penyelenggara dalam kegiatan pemilu,” katanya.
Dia menilai TPS yang petugasnya semua perempuan memiliki beberapa keunggulan dibandingkan TPS biasa, seperti disiplin yang lebih baik dan kecenderungan untuk lebih tepat waktu dalam proses penyelenggaraan Pemilu. Ini disebabkan oleh sifat telaten dan kebiasaan perempuan dalam menangani tugas-tugas berat. Selain itu, petugas perempuan juga jarang mengalami kendala, karena orang-orang cenderung menghormati perempuan.
Melihat tingginya partisipasi perempuan sebagai petugas KPPS, diharapkan partisipasi perempuan dalam kesetaraan gender dan hak politik dapat meningkat di masa depan. Harapannya, angka keterlibatan perempuan dalam kursi DPRD Badung dapat meningkat, tidak hanya memenuhi kuota 30 persen, tetapi mencapai 50 persen seiring dengan semakin terbukanya ruang politik. 7 ol3
“Walaupun kami masih muda tidak ada kendala yang kami rasakan selama persiapan Pemilu 2024 ini,” ucapnya saat ditemui di lokasi.
Mita juga mengungkapkan bahwa menjadi petugas KPPS adalah bentuk kontribusi positif bagi penyelenggaraan Pemilu. Baginya, ini merupakan pengalaman pertamanya dalam menggunakan hak suara dalam Pemilu. Dia tertarik untuk menjadi bagian dari KPPS untuk memahami alur Pemilu. Selain itu, kondisi sedang libur kuliah memungkinkannya untuk menyeimbangkan jadwal kuliah dengan kegiatan KPPS.
“Kebetulan ini hak suara saya yang pertama di Pemilu ini dan saya tertarik untuk ikut KPPS karena ingin tahu alur Pemilu. Selain itu juga saya sedang libur kuliah jadi tidak mengganggu jadwal kuliah,” kata mahasiswi semester 4 Program Studi Akuntansi Manajerial Politeknik Negeri Bali (PNB) ini.
Lebih jauh dikatakan, para anggota KPPS TPS 19 Banjar Teba sengaja menggunakan seragam berupa kemeja hitam lengan panjang dengan bawahan kamen dan selendang, menampilkan keseragaman dalam penampilan mereka. Mereka juga telah menjalani berbagai persiapan, termasuk mengikuti kegiatan bimbingan teknis (bimtek) di desa, di mana mereka diberikan materi dan pengetahuan untuk menjalankan tugas mereka dengan baik selama pemungutan suara.
Ketua KPU Kabupaten Badung I Gusti Ketut Gede Yusa Arsana Putra, mengatakan dalam Pemilu 2024 terdapat 32 TPS yang seluruh petugas KPPS beranggotakan perempuan di Kabupaten Badung. Awalnya, KPU Badung menganjurkan agar setiap kecamatan menyediakan satu TPS khusus petugas perempuan. Namun, berkat semangat dari Panitia Pemungutan Suara (PPK) yang merespons ajakan tersebut serta antusiasme masyarakat, terjadi peningkatan jumlah yang mendaftar menjadi petugas KPPS dari kalangan perempuan.
“Kehadiran TPS khusus petugas perempuan ini terkait dengan prinsip kesetaraan gender, yang mengedepankan partisipasi perempuan dalam politik dan Pemilu dengan menjadi penyelenggara di lapangan. Diharapkan bahwa perempuan tidak hanya berperan sebagai pemilih di TPS, tetapi juga menjadi penyelenggara dalam kegiatan pemilu,” katanya.
Dia menilai TPS yang petugasnya semua perempuan memiliki beberapa keunggulan dibandingkan TPS biasa, seperti disiplin yang lebih baik dan kecenderungan untuk lebih tepat waktu dalam proses penyelenggaraan Pemilu. Ini disebabkan oleh sifat telaten dan kebiasaan perempuan dalam menangani tugas-tugas berat. Selain itu, petugas perempuan juga jarang mengalami kendala, karena orang-orang cenderung menghormati perempuan.
Melihat tingginya partisipasi perempuan sebagai petugas KPPS, diharapkan partisipasi perempuan dalam kesetaraan gender dan hak politik dapat meningkat di masa depan. Harapannya, angka keterlibatan perempuan dalam kursi DPRD Badung dapat meningkat, tidak hanya memenuhi kuota 30 persen, tetapi mencapai 50 persen seiring dengan semakin terbukanya ruang politik. 7 ol3
Komentar