Dua Perusda Diinstruksikan Beri Subsidi
Harga Beras Terus Naik
"Intervensi harga ini akan dilakukan untuk komoditas penyebab inflasi. Subsidi baru akan dihentikan setelah harga kembali stabil"
SINGARAJA, NusaBali
Dua Perusahaan Daerah (Perusda) Kabupaten Buleleng diinstruksikan untuk menyiapkan subsidi di tengah harga beras yang terus merangkak naik. Subsidi yang diberikan mengikuti Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ada di pasar. Subsidi harga beras ini diharapkan dapat menstabilkan harga dan dapat dijangkau masyarakat.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Buleleng Ni Made Rousmini dihubungi Jumat (16/2) kemarin mengatakan, pertumbuhan ekonomi di Buleleng sebenarnya sudah jauh membaik pada Januari 2024 ini, yakni menunjukkan deflasi 22 persen. Namun kondisi terkini di Bulan Februari hingga Maret dengan perayaan Hari Raya Keagamaan yang cukup padat menjadi perhatian Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
Upaya intervensi harga dengan memberikan subsidi harga ini sudah dilakukan sejak Bulan Oktober 2023 lalu. Subsidi harga pertama yang diberikan saat itu pada komoditas cabai rawit. Sejak Januari ini Perusahaan Umum Daerah Pasar Argha Nayottama dan Perusahaan Daerah (PD) Swatantra menyiapkan subsidi harga beras.
Foto: Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Buleleng, Ni Made Rousmini. -LILIK
“Subsidi harga ini disiapkan dua perusahaan daerah untuk beras kualitas premium yang di pasaran sudah mencapai Rp 17.000 per kilogram, pemerintah menyiapkan dengan harga Rp 15.000 per kilogramnya, ini menyesuaikan dengan HET,” ucap Rousmini.
Beras dengan harga yang lebih terjangkau ini disiapkan di gerai Pasar Anyar Buleleng dan juag gerai Pasar Banyuasri yang dikelola Perumda Pasar dan PD Swatantra. Dia yang juga Sekretaris TPID Buleleng menjelaskan sebenarnya beras kualitas premium yang mengalami kenaikan harga drastis adalah beras dari luar Bali dengan merk terkenal dan banyak diminati masyarakat. Sedangkan untuk beras lokal yang juga punya kualitas premium harganya masih sangat stabil.
“Intervensi harga ini akan dilakukan untuk komoditas penyebab inflasi. Subsidi baru akan dihentikan setelah harga kembali stabil,” imbuh Rousmini.
Sementara itu untuk mengantisipasi lonjakan harga kebutuhan pokok jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan serta Nyepi yang bersamaan dengan awal Bulan Ramadhan juga sudah disiapkan strategi. TPID sudah mengagendakan pasar murah di beberapa titik.7 k23
Komentar