Pasca Pemilu, PHDI Bali Ajak Umat Kembali Bersatu
DENPASAR, NusaBali.com - Pemilu 2024 telah usai di bilik suara. Umat sedharma yang sebelumnya berbeda pilihan politik diajak kembali bersatu dan memastikan pemimpin yang akan datang memiliki nilai Asta Brata, Panca Upaya Sandhi, dan Catur Naya Sandhi.
Hal ini disampaikan Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali I Nyoman Kenak saat ditemui di sela rangkaian perayaan HUT Ke-65 PHDI di Sekretariat PHDI Bali di Denpasar, Minggu (18/2/2024).
"Pemilu dan rangkaiannya sekarang ini harus damai, jangan sampai ada gesekan. Kalau pun ada pelanggaran, silakan diproses hukum," buka Kenak.
Lanjut Kenak, seperti pesan Reg Weda Mandala X, Sukta 191, Mantra 2, 'Sam gacchadhvam sam vadadhvam sam vo manāmsi jānatām, devā bhāgam yathā pūrve sañjānānā upasate' yang menuntun umat untuk selalu terbuka menerima perbedaan dan memperkukuh persahabatan.
Melalui mantra ini, pada hakekatnya, umat dipesankan untuk kembali bersatu selepas berbeda pilihan politik di bilik suara. Bagaimana agar kondusivitas Bali tidak terganggu karena hajatan politik lima tahunan.
Menurut Kenak, pemimpin hendaknya memiliki nilai Panca Upaya Sandhi atau usaha-usaha yang dilakukan seorang pemimpin untuk memitigasi permasalahan secara bijak. Kemudian, sikap pemimpin hendaknya seperti yang diajarkan Catur Naya Sandhi.
Begitu pula dengan penerapan nilai Asta Brata. Pemimpin hendaknya memiliki watak atau sifat seperti delapan dewa sebagaimana Raja Ayodya, Sri Rama ajarkan kepada calon Raja Alengkapura, Wibisana.
"Catur Naya Sandhi, Panca Upaya Sandhi, dan Asta Brata ini biar melekat pada diri seorang pemimpin yang mampu membantu dan menyejahterakan rakyatnya," imbuh Kenak. *rat
"Pemilu dan rangkaiannya sekarang ini harus damai, jangan sampai ada gesekan. Kalau pun ada pelanggaran, silakan diproses hukum," buka Kenak.
Lanjut Kenak, seperti pesan Reg Weda Mandala X, Sukta 191, Mantra 2, 'Sam gacchadhvam sam vadadhvam sam vo manāmsi jānatām, devā bhāgam yathā pūrve sañjānānā upasate' yang menuntun umat untuk selalu terbuka menerima perbedaan dan memperkukuh persahabatan.
Melalui mantra ini, pada hakekatnya, umat dipesankan untuk kembali bersatu selepas berbeda pilihan politik di bilik suara. Bagaimana agar kondusivitas Bali tidak terganggu karena hajatan politik lima tahunan.
Menurut Kenak, pemimpin hendaknya memiliki nilai Panca Upaya Sandhi atau usaha-usaha yang dilakukan seorang pemimpin untuk memitigasi permasalahan secara bijak. Kemudian, sikap pemimpin hendaknya seperti yang diajarkan Catur Naya Sandhi.
Begitu pula dengan penerapan nilai Asta Brata. Pemimpin hendaknya memiliki watak atau sifat seperti delapan dewa sebagaimana Raja Ayodya, Sri Rama ajarkan kepada calon Raja Alengkapura, Wibisana.
"Catur Naya Sandhi, Panca Upaya Sandhi, dan Asta Brata ini biar melekat pada diri seorang pemimpin yang mampu membantu dan menyejahterakan rakyatnya," imbuh Kenak. *rat
1
Komentar