Kualifikasi Ogoh-Ogoh Denpasar: Bersaing Ketat, Bibit Undagi Bermunculan di Dentim
DENPASAR, NusaBali.com - Hari kedua penjurian ogoh-ogoh se-Kota Denpasar di masing-masing kecamatan berlanjut, Minggu (18/2/2024). Sejumlah 24 dari 46 ogoh-ogoh di Kecamatan Denpasar Timur (Dentim) mendapat giliran penjurian di hari kedua ini.
Tiga orang juri yang berpengalaman di bidangnya diterjunkan di Dentim yakni I Kadek Sumariyasa, I Wayan Manuarta, dan Komang Pajentara.
Sumariyasa menilai ogoh-ogoh di Dentim berkembang pesat lantaran karya yang dikreasikan semakin berani. Selain itu, sekaa teruna/yowana dianggap sangat kompetitif dan tidak mau kalah satu sama lain.
Pada perhelatan Kasanga Festival tahun lalu, Dentim berhasil mengirim satu wakilnya menjadi yang terbaik se-Kota Denpasar yakni ogoh-ogoh karya ST Yowana Werdhi, Banjar Batanbuah, Desa Kesiman Petilan. Kreasi ST Yowana Werdhi ini menyabet juara II di tingkat kota.
"Perkembangan undagi (arsitek ogoh-ogoh) di Dentim ini luar biasa. Mereka mulai membuat suatu karya yang berbeda. Saya lihat ada persaingan ketat," ujar Sumariyasa ketika ditemui di sela penjurian ogoh-ogoh karya ST Yowana Madyastha, Banjar Tembawu Tengah, Kelurahan Penatih.
Sumariyasa menilai, para sekaa teruna/yowana di Dentim saling 'mencuri' ilmu pembuatan ogoh-ogoh satu sama lain. Hal ini mendorong regenerasi undagi yang dinilai sangat baik oleh dewan juri.
Lantaran ada fenomena saling mencuri ilmu, sekaa teruna/yowana dipaksa memeras otak untuk menghasilkan konsep ogoh-ogoh yang unik. Sehingga, membawa kesan berbeda dan kekhasan terhadap banjar yang menggarap.
"Satu tahun ini waktu yang cukup bagi sekaa teruna/yowana untuk belajar. Mereka berani berspekulasi dan berkreativitas lebih. Saya lihat di Dentim ini merata potensinya," imbuh Sumariyasa.
Di samping itu, Dentim memiliki sejarah tradisi ogoh-ogoh yang dimulai dari budaya Subak Delod Sema di Desa Adat Kesiman. Ogoh-ogoh yang kala itu masih berbentuk orang-orangan sawah sederhana kini telah menjelma menjadi bentuk-bentuk yang kompleks.
Dari penjurian ini, dewan juri bakal menominasikan tiga ogoh-ogoh terbaik di Dentim untuk mengikuti pengarakan dan penjurian tingkat Kota Denpasar di Kasanga Festival.
Tahun sebelumnya, selain karya ogoh-ogoh ST Yowana Werdhi, karya ST Adhi Kusuma, Banjar Tegal Kuwalon, Desa Sumerta Kaja dan ST Shanti Yowana, Banjar Yangbatu Kangin, Desa Dangin Puri Klod berhasil dinominasikan dari Dentim ke perebutan tiga terbaik se-Kota Denpasar. *rat
Sumariyasa menilai ogoh-ogoh di Dentim berkembang pesat lantaran karya yang dikreasikan semakin berani. Selain itu, sekaa teruna/yowana dianggap sangat kompetitif dan tidak mau kalah satu sama lain.
Pada perhelatan Kasanga Festival tahun lalu, Dentim berhasil mengirim satu wakilnya menjadi yang terbaik se-Kota Denpasar yakni ogoh-ogoh karya ST Yowana Werdhi, Banjar Batanbuah, Desa Kesiman Petilan. Kreasi ST Yowana Werdhi ini menyabet juara II di tingkat kota.
"Perkembangan undagi (arsitek ogoh-ogoh) di Dentim ini luar biasa. Mereka mulai membuat suatu karya yang berbeda. Saya lihat ada persaingan ketat," ujar Sumariyasa ketika ditemui di sela penjurian ogoh-ogoh karya ST Yowana Madyastha, Banjar Tembawu Tengah, Kelurahan Penatih.
Sumariyasa menilai, para sekaa teruna/yowana di Dentim saling 'mencuri' ilmu pembuatan ogoh-ogoh satu sama lain. Hal ini mendorong regenerasi undagi yang dinilai sangat baik oleh dewan juri.
Lantaran ada fenomena saling mencuri ilmu, sekaa teruna/yowana dipaksa memeras otak untuk menghasilkan konsep ogoh-ogoh yang unik. Sehingga, membawa kesan berbeda dan kekhasan terhadap banjar yang menggarap.
"Satu tahun ini waktu yang cukup bagi sekaa teruna/yowana untuk belajar. Mereka berani berspekulasi dan berkreativitas lebih. Saya lihat di Dentim ini merata potensinya," imbuh Sumariyasa.
Di samping itu, Dentim memiliki sejarah tradisi ogoh-ogoh yang dimulai dari budaya Subak Delod Sema di Desa Adat Kesiman. Ogoh-ogoh yang kala itu masih berbentuk orang-orangan sawah sederhana kini telah menjelma menjadi bentuk-bentuk yang kompleks.
Dari penjurian ini, dewan juri bakal menominasikan tiga ogoh-ogoh terbaik di Dentim untuk mengikuti pengarakan dan penjurian tingkat Kota Denpasar di Kasanga Festival.
Tahun sebelumnya, selain karya ogoh-ogoh ST Yowana Werdhi, karya ST Adhi Kusuma, Banjar Tegal Kuwalon, Desa Sumerta Kaja dan ST Shanti Yowana, Banjar Yangbatu Kangin, Desa Dangin Puri Klod berhasil dinominasikan dari Dentim ke perebutan tiga terbaik se-Kota Denpasar. *rat
Komentar