Menengok Kerajinan Patung Batu, Dibuat di Jawa, Diekspor dari Bali
DENPASAR, NusaBali - Produk kerajinan patung batu yang banyak dipajang di toko-toko, art shop-art shop di pinggir jalan di jalur Batubulan, Celuk, Singapadu, Sukawati, Gianyar dan tempat lainnya di Bali tak semuanya merupakan ‘made in’ perajin Bali. Tidak sedikit produk seni patung didatangkan dari Jawa. Diantaranya Muntilan, Mojokerto dan Jogjakarta yang dikenal memiliki sentra kerajinan patung batu.
Patung-patung itu berupa patung perwujudan. Diantaranya patung Ganesha, Dewa Shiwa, Budha, patung singa, naga dan yang lainnya. Dipahat sedemikian rupa sehingga terlihat klasik, sebagai patung-patung yang biasanya ditemukan pada candi maupun situs purbakala di Jawa.
“Pembeli dari manca negara yang banyak suka,” ujar Ni Wayan Nuadi, seorang pengelola usaha ukiran dan patung batu di Batubulan, Sukawati, Gianyar, Senin(19/2).
Karenanya banyak yang diekspor, sesuai asal atau kebangsaan pembeli. Antara lain ke Amerika Serikat, Australia, Prancis, Jerman, India dan negara-negara lainnya.
“Ada juga pembeli di dalam negeri,” lanjutnya. Harganya relatif, tergantung ukuran maupun jenisnya. Nominalnya jutaan rupiah. Ada yang Rp5 juta, Rp10 juta dan seterusnya. Nuadi mengatakan bisnis ekspor patung batu relatif stabil.
“Pada saat pandemi juga masih tetap ada penjualan. Hanya pembeli melakukan secara online. Sedang sekarang, pandemi sudah selesai pembeli langsung datang ke sini,” ungkap Nuadi.
Berapa omset penjualan per bulan, Nuadi mengaku tak bisa memastikan. Alasanya penjualan patung batu, tidak seperti menjual kebutuhan pokok, setiap hari ada penjualan.
“Tidak teratur penjualannya,” lanjutnya. Namun dia mengiyakan bisa mencapai puluhan juta rupiah. Sebagai gambaran 1 truk dengan hanya beberapa patung yang didatangkan dari Jawa, harganya bisa mencapai Rp70 juta.
“Yang penting, baik saat pandemi maupun sekarang penjualan tetap jalan,” kata Nuadi. K17.
1
Komentar