Seminggu, Pungutan Wisman Capai Rp 9,1 M
Pengunjung
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai
Pemprov Bali
Kadispar Provinsi Bali
Tjokorda Bagus Pemayun
Bank BPD Bali
ASITA
MANGUPURA, NusaBali - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali telah menerima Rp 9.120.000.000 atau Rp 9,1 miliar pungutan wisatawan mancanegara (wisman) sejak pemberlakuannya pada 14 Februari 2024 lalu. Setiap wisman yang masuk ke Bali diberlakukan pungutan sebesar Rp 150.000 per orang.
Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Provinsi Bali, Tjokorda Bagus Pemayun mengkonfirmasi bahwa jumlah pungutan yang berhasil dikumpulkan mencapai Rp 9,1 miliar dalam satu minggu terakhir. Menurutnya, pergerakan pungutan tersebut mencapai angka Rp 9,1 miliar pada, Selasa (20/2) dari sekitar 60.800 wisatawan mancanegara yang telah membayar. “Pergerakannya sekarang sudah Rp 9,1 miliar, kemarin (Selasa) ya dari sekitar 60.800 wisman,” ungkap Tjok Pemayun saat dikonfirmasi pada, Rabu (21/2) siang.
Dia juga menyatakan bahwa pihaknya terus melakukan evaluasi untuk memperbaiki kekurangan yang ada, salah satunya adalah mengenai usulan sistem pembayaran online. Selain itu, dia menuturkan jika pihak Bandara Ngurah Rai juga memberikan informasi bahwa meskipun ada peningkatan pungutan, tidak terjadi penumpukan yang signifikan di bandara. Ini disebabkan oleh fakta bahwa sebagian besar pembayaran dilakukan secara online, dengan lebih dari 80 persen wisatawan mancanegara menggunakan metode pembayaran ini. Hal ini menunjukkan bahwa sosialisasi mengenai pembayaran online telah diterima dengan baik oleh para pengunjung.
“Hampir 80 persen lebih wisatawan membayar secara online. Makanya di bandara antrean tidak ada, karena memang wisman lebih banyak bayar online,” bebernya.
Dia melanjutkan, jika pungutan tersebut saat ini hanya berasal dari bandara, karena kedatangan wisman dari kapal pesiar baru akan mulai beroperasi pada 24 Februari 2024. Namun, proses pengumpulan pungutan dari kapal pesiar masih dalam tahap pengaturan dan akan melibatkan kerja sama dengan bank daerah untuk mendapatkan data yang diperlukan.
Foto: Kadispar Bali, Tjokorda Bagus Pemayun. -IST
“End point masih belum dilakukan karena memang dia (wisman) harus mendaftarkan dulu sesuai juknis biar bisa kita memantau. Khusus untuk ASITA, end point-nya dia kerja sama dengan Bank BPD Bali jadi bisa di-collect berapa mereka punya urusan,” tambahnya. Terkait dengan apakah jumlah pungutan ini sesuai dengan ekspektasi atau tidak, Tjok Pemayun menyatakan bahwa pihaknya masih terus mengevaluasi kinerja mereka. Yang terpenting bagi mereka adalah bahwa tidak ada penumpukan wisman di Bandara Ngurah Rai dan pengunjung merasa aman dan nyaman saat tiba di Bali.
Dia juga menegaskan bahwa tidak ada keluhan dari wisatawan terkait pembayaran retribusi ini. Untuk memastikan kelancaran proses evaluasi, dia juga menjelaskan bahwa pihaknya melakukan evaluasi setiap tiga bulan dengan melibatkan berbagai stakeholder, seperti bank daerah, Diskominfos dan lainnya. Meskipun menyadari bahwa ada beberapa ketidaksesuaian pada awal pemberlakuan, secara umum sistem tersebut berjalan dengan baik hingga saat ini. Sementara, tentang pungutan selama low season saat ini, Tjok Pemayun berharap penerapan sistem ini tidak akan menyebabkan penumpukan dan terus mendorong pembayaran secara online untuk meningkatkan citra Bali di mata dunia.
“Kami kan terus berharap yang jelas kami tidak ingin hal-hal penerapan ini membuat antrean, kami ingin mendorong semua pungutan itu dibayar secara online sehingga lebih bagus lah Bali di mata dunia,” pungkasnya. Dengan demikian, penerimaan pungutan sebesar Rp 9,1 miliar ini mencerminkan upaya Pemerintah Provinsi Bali untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata, sambil memastikan pengalaman wisatawan tetap nyaman dan lancar.
Sementara General Manager Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai, Handy Heryudhitiawan menyatakan pihak pengelola bandara telah bekerja sama dengan Pemprov Bali dalam menerapkan kebijakan ini. Mereka telah menyiapkan area konter khusus di lobby kedatangan Terminal Internasional untuk memfasilitasi proses pengumpulan pungutan. “Terkait penerapan pungutan untuk wisman atau WNA di Bandara I Gusti Ngurah Rai, kami sebagai pengelola bandara telah memfasilitasi pihak pemerintah provinsi termasuk menyiapkan area konter di lobi kedatangan Terminal Internasional,” ungkap Handy.
Menurut pengamatannya, kebijakan ini tidak mengganggu jalannya operasional di Bandara Ngurah Rai, bahkan diyakini tata cara pemungutan dipastikan tidak akan menimbulkan antrean. Hal ini karena mayoritas wisman atau WNA yang tiba telah melakukan pembayaran pungutan secara online sebelum kedatangan. Ini juga sejalan dengan upaya bersama dengan Pemerintah Provinsi Bali untuk mendorong pendekatan digital dalam pembayaran, sehingga tidak menambah touch point yang harus dilalui oleh penumpang.
Sementara, dalam pengamatan pihaknya, rata-rata kunjungan wisman ke Bandara Ngurah Rai saat ini mencapai 15.000-16.000 orang per hari. Penempatan konter pungutan di lobi kedatangan, setelah proses imigrasi dan bea cukai, dinilai telah membantu kelancaran alur penumpang. “Kami upayakan bersama Pemprov agar kebijakan ini dibarengi dengan pendekatan digital melalui pembayaran secara nontunai sebelum kedatangan agar tidak menambah touch point yang dilalui penumpang,” tambahnya. 7 ol3
Komentar