6 Srikandi Menangkan Kursi DPRD Karangasem
Terbanyak Setelah Pemilu Tahun 1997 Silam
AMLAPURA, NusaBali - Sebanyak enam caleg perempuan diprediksi lolos ke DPRD Karangasem melalui Pemilu 2024 ini. Jumlah ini naik dibandingkan Pemilu 2019 lalu yang meloloskan tiga caleg srikandi, dan Pemilu 2014 hanya dua caleg perempuan yang lolos menduduki kursi DPRD Karangasem. Sebanyak 6 caleg perempuan yang lolos di Pemilu 2024 ini, masing-masing tiga orang dari PDIP dan Gerindra.
"Kami tengah melakukan lompatan cukup jauh ke depan, sebelumnya (2019) hanya meloloskan satu kursi perempuan saja, kali ini menjadi 3 kursi," ujar Ketua DPC Gerindra Karangasem, I Nyoman Suyasa dihubungi di Sekretariat Partai Gerindra Jalan Bhayangkara Amlapura, Rabu (21/2). Satu hal yang membanggakan Gerindra selain meloloskan incumbent dari Daerah Pemilihan (Dapil) Karangasem I Kecamatan Karangasem Ni Kadek Weisya Kusmia Dewi dengan 3.769 suara, juga meloloskan dua pendatang baru (New Comer). Keduanya, yakni Ni Komang Molu Indah Juliani dari Dapil Karangasem IV (Kecamatan Selat, Kecamatan Rendang dan Kecamatan Sidemen). Juliani meraih suara tertinggi sebanyak 6.680 suara di antara caleg perempuan lainnya. Selanjutnya Ni Wayan Pramesti Kumala Dewi dari Dapil Karangasem III Kecamatan Manggis, meraih 640 suara, merupakan catatan perolehan suara terendah di antara caleg yang lolos.
"Pendatang baru, Kumala Dewi bahkan baru turun ke masyarakat beberapa minggu jelang coblosan Pemilu. Dia lolos dengan meraih 690 suara, tetapi didukung suara partai dengan total 3.130 suara, makanya lolos," ungkap Suyasa yang kini masih menjabat Wakil Ketua DPRD Bali ini. Kumala Dewi sendiri berasal dari Banjar Perasi Kangin, Desa Pertima, Kecamatan Karangasem. Aktivis Pira (Perempuan Indonesia Raya) ini jadi caleg di Dapil Karangasem III Kecamatan Manggis awalnya hanya untuk melengkapi 5 caleg di dapil itu, namun akhirnya dia bisa maksimal dan lolos.
Suyasa yang jadi ‘pengantin dewan’ kedua kalinya Pemilu 2019 dan Pemilu 2024 dengan Ni Kadek Weisya Kusmia Dewi menambahkan secara keseluruhan Gerindra telah mengantongi 9 kursi di DPRD Karangasem naik dari sebelumnya hanya 5 kursi di Pemilu 2019. Sementara Weisya Kusmia Dewi saat dihubungi mengaku bersyukur raihan suaranya di Pemilu 2024 ini mengalami kenaikan di bandingkan Pemilu 2019 yang hanya 1.421 suara. "Itu artinya kepercayaan masyarakat kepada saya meningkat, namun tentu saja harus lebih banyak lagi yang diperjuangkan," kata Kusmia Dewi.
Di bagian lain, Sekretaris DPC PDIP Karangasem, I Wayan Sudira mengatakan sementara PDIP meloloskan 3 kader perempuan untuk menduduki kursi DPRD Karangasem di Pemilu 2024 ini. Ketiga caleg srikandi ini, yakni Sri Winarti dari Dapil Karangasem I Kecamatan Karangasem dengan 2.838 suara, menyusul Ni Putu Sriani dari Dapil Karangasem IV Kecamatan Selat, Kecamatan Rendang, dan Kecamatan Sidemen dengan 5.320 suara dan Ni Kadek Yulita Sinta Dewi dari Dapil Karangasem VI Kecamatan Abang dengan 4.033 suara.
Masih ada satu kadernya berpeluang menambah satu kursi dari perempuan, yakni incumbent dari Dapil Karangasem VI Kecamatan Abang, Ni Kadek Sri Dewi Wahyuni. "Ini berkat kerja keras semua kader, sehingga mendapatkan dukungan dari masyarakat," ujar Sudira, politisi dari Banjar Pengawan, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem ini.
Sri Winarti sejak awal mengaku optimis lolos, karena jauh-jauh hari sebelumnya telah mengalang dukungan mulai dari tingkat lingkungan, kelurahan hingga Kecamatan Karangasem. "Astungkara, perjuangannya membuahkan hasil optimal," katanya. Capaian 6 kursi yang berhasil direbut caleg srikandi di DPRD Karangasem menjadi catatan tersendiri. Capaian ini mengulangi catatan sejarah Pemilu 1992 dan Pemilu 1997 yang saat itu masing-masing meloloskan tiga srikandi ke DPRD Karangasem. Di Pemilu 1992 meloloskan 6 perempuan, semuanya dari Golkar, yakni Ida Ayu Ngurah Sudewi, Sri Sudarni, Anak Agung Ayu Kusuma Dewi, Ni Made Sariani, Ni Wayan Sukerti dan Ni Wayan Rawi.
Kemudian di Pemilu 1997 juga meloloskan 6 perempuan dari Golkar, yakni Ni Wayan Rawi, Ida Ayu Agung Emawati, Ni Komang Murniati, Ida Ayu Ratih Darma Astuti, Mariati, dan Ni Ketut Darmini. Selebihnya di Pemilu 1971 hanya 3 perempuan, Pemilu 1977 sebanyak 4 perempuan, Pemilu 1982 sebanyak 4 perempuan, Pemilu 1987 sebanyak 5 perempuan, Pemilu 2004 sebanyak 1 perempuan, Pemilu 2009 meloloskan dua perempuan, yakni I Gusti Ayu Mas Sumatri dan Ni Luh Purnaminingsih, Pemilu 2014 sebanyak 2 perempuan, dan Pemilu 2019 sebanyak 3 perempuan. 7 k16
1
Komentar