Upacara Ngaben Penghuni Panti Jompo
Ida Pandita Mpu Giri Nata dari Griya Gede Penida, Banjar Nyalian, Kelurahan Kawan, Bangli, muput upacara ngaben bagi almarhum Ni Wayan Muji, penghuni Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya, Biaung, Denpasar, di Setra Banjar Pande, Kelurahan Cempaga, Kecamatan/Kabupaten Bangli, pada Buda Paing Wayang, Rabu (26/7).
BANGLI, NusaBali
Wayan Muji yang tidak memiliki keluarga, akhirnya diaben setelah sebulan makingsan ring gni. Ida Mpu Giri Nata menjelaskan upacara ngaben ini merupakan kegiatan sosial, dan ini untuk yang kedua kalinya. Biaya upacara ngaben sepenuhnya ditanggung Ida Mpu Giri Nata, dan persiapan dibantu kerabat sejak dua pekan. Kegiatan ini dilakukan atas dasar kemanusiaan. Ida Mpu Giti Nata berpegang pada satra, setiap jenazah hendaknya diupacarai secara layak.
Ida Mpu Giri Nata merasa terketuk melihat kondisi penghuni panti jompo, ketika meninggal tidak ada yang mengurus upacaranya. Ida Mpu Giri Nata yang sempat datang ke Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya, Biaung, Denpasar, membuat perjanjian bila ada penghuni panti yang meninggal akan diserahkan padanya. “Kami sudah membuat perjanjia untuk itu. Seperti sekarang, upacara ngaben kami yang melaksanakan,” jelasnya di sela proses upacara ngaben.
Sebelumnya hanya dilakukan kremasi seadanya. Ida Mpu Giri Nata menyampaikan bila kremasi dilaksanakan seadanya mengakibatkan ketidakstabilan skala maupun niskala. “Bila tidak mampu melaksanakan upacara pada tingkatan umata, bisa dilaksanakan pada tingkatan nista. Terpenting ketulusan yang melaksanakan yadnya,” tuturnya.
Menurut Ida Mpu Giri Nata, kegiatan serupa dilaksanakan juga tahun lalu, dan saat itu 10 orang yang diaben. Dipastikan kegiatan sosial akan berkelanjutan. Ida Mpu Giri Nata berharapa pemerintah turun tangan, dengan memberikan izin membangun setra khusus untuk kegiatan sosial. “Kami sudah coba berkoordinasi, kami juga sudah bersurat pada Gubernur, namun belum ada jawaban,” imbuhnya.
Untuk upacara ngaben kali ini, krama Banjar Pande, Kelurahan Cempaga mengizinkan untuk melaksanakan upacara di setra. Tahun lalu upacara ngaben dilaksanakan di krematorium Jalan Cekomaria, Denpasar. Setelah upacara ngaben, beberapa bulan ke depan akan dilaksanakan upacara Atma Wedana atau upacara yang bertujuan untuk menyucikan sang atma pitara. “Nanti upacara untuk 11 orang, kan sebelumnya 10 orang yang sudah diaben,” ujarnya. Upacara ngaben yang sepenuhnya ditanggung Ida Mpu Giri Nata menghabiskan biaya Rp 40 juta.
Upacara ngaben Ni Wayan Muji dimulai sekitar 10.00 Wita dipuput Ida Pandita Mpu Giri Nata. Kemudian setelah pembakaran abu dihanyut di Tukad Sangsang, Bangli. Upacara ngaben yang diiringi klentangan ini berlangsung khimad. Tampak sejumlah penghuni panti werdha. *e
Wayan Muji yang tidak memiliki keluarga, akhirnya diaben setelah sebulan makingsan ring gni. Ida Mpu Giri Nata menjelaskan upacara ngaben ini merupakan kegiatan sosial, dan ini untuk yang kedua kalinya. Biaya upacara ngaben sepenuhnya ditanggung Ida Mpu Giri Nata, dan persiapan dibantu kerabat sejak dua pekan. Kegiatan ini dilakukan atas dasar kemanusiaan. Ida Mpu Giti Nata berpegang pada satra, setiap jenazah hendaknya diupacarai secara layak.
Ida Mpu Giri Nata merasa terketuk melihat kondisi penghuni panti jompo, ketika meninggal tidak ada yang mengurus upacaranya. Ida Mpu Giri Nata yang sempat datang ke Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya, Biaung, Denpasar, membuat perjanjian bila ada penghuni panti yang meninggal akan diserahkan padanya. “Kami sudah membuat perjanjia untuk itu. Seperti sekarang, upacara ngaben kami yang melaksanakan,” jelasnya di sela proses upacara ngaben.
Sebelumnya hanya dilakukan kremasi seadanya. Ida Mpu Giri Nata menyampaikan bila kremasi dilaksanakan seadanya mengakibatkan ketidakstabilan skala maupun niskala. “Bila tidak mampu melaksanakan upacara pada tingkatan umata, bisa dilaksanakan pada tingkatan nista. Terpenting ketulusan yang melaksanakan yadnya,” tuturnya.
Menurut Ida Mpu Giri Nata, kegiatan serupa dilaksanakan juga tahun lalu, dan saat itu 10 orang yang diaben. Dipastikan kegiatan sosial akan berkelanjutan. Ida Mpu Giri Nata berharapa pemerintah turun tangan, dengan memberikan izin membangun setra khusus untuk kegiatan sosial. “Kami sudah coba berkoordinasi, kami juga sudah bersurat pada Gubernur, namun belum ada jawaban,” imbuhnya.
Untuk upacara ngaben kali ini, krama Banjar Pande, Kelurahan Cempaga mengizinkan untuk melaksanakan upacara di setra. Tahun lalu upacara ngaben dilaksanakan di krematorium Jalan Cekomaria, Denpasar. Setelah upacara ngaben, beberapa bulan ke depan akan dilaksanakan upacara Atma Wedana atau upacara yang bertujuan untuk menyucikan sang atma pitara. “Nanti upacara untuk 11 orang, kan sebelumnya 10 orang yang sudah diaben,” ujarnya. Upacara ngaben yang sepenuhnya ditanggung Ida Mpu Giri Nata menghabiskan biaya Rp 40 juta.
Upacara ngaben Ni Wayan Muji dimulai sekitar 10.00 Wita dipuput Ida Pandita Mpu Giri Nata. Kemudian setelah pembakaran abu dihanyut di Tukad Sangsang, Bangli. Upacara ngaben yang diiringi klentangan ini berlangsung khimad. Tampak sejumlah penghuni panti werdha. *e
Komentar