Jerman Minati Minyak Kelapa Bali
Bali potensial sebagai sumber produksi VCO karena memiliki 73.000 hektare kebun kelapa yang dalam setahun berpotensi menghasilkan 511 juta butir kelapa.
DENPASAR, NusaBali
Virgin Coconut Oil (VCO) atau minyak murni kepala, salah satu potensi komoditas Bali siap digarap investor luar. Salah satunya investor yang berbasis di Jerman. Solseeder nama perusahan tersebut, sedang melakukan penjajakan dengan Pemprov Bali, untuk merealisasikan penggarapan produksi VCO tersebut.
Tiga desa sentra perkebunan kelapa rakyat digadang-gadang menjadi basis pengolahan VCO kelapa. Ketiga desa tersebut yakni Desa Sanggalangit Kecamatan Gerogak di Kabupaten Buleleng, Desa Dawan Kaler Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung dan Desa Candi Kusuma Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana. Dari ketiga desa sentra kebun kelapa tersebut, Desa Sanggalangit yang paling potensial siap. Alasannya di desa ini telah dilakukan pembuatan VCO oleh warga tergabung dalam wadah Kelompok Usaha Sawitra Tani.
Kabid Perkebunan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Bali Lanang Aryawan mengatakan untuk kepastian MoU tersebut ada sejumlah hal yang mesti dibahas. Di antaranya menyangkut kualitas atau mutu, harga produk, volume, kemasan, tenaga kerja dan lainnya. Termasuk tidak sampai mengganggu produksi dan pasar VCO produk warga setempat. “Karenanya kita harus berhati-hati,” ujar Lanang Aryawan.
Lanang Aryawan pun menyebut investor sudah melakukan audiensi dengan Pemrov. Namu, lanjut Lanang Aryawan, MoU baru akan disepakati jika semua detail rampung dibahas. “Sementara ini belum ada MoU itu,” ucap Lanang Aryawan.
Dengan luas total perkebunan kelapa (perkebunan kelapa rakyat) sekitar 73.000 hektare, Bali potensial sebagai sumber produksi VCO. Dengan asumsi 1 hektare ada 100 pohon, maka untuk 73.000 hektare ada 7.300.000 batang kelapa. Jika per pohon menghasilkan 70 butir dalam setahun, produksi total buah kelapa sebanyak 511.000.000. Dalam kondisi normal, 4 butir kelapa menghasilkan 1 liter VCO. Maka untuk 511.000.000 butir dapat diperoleh 127.750.000 liter VCO per tahun. “Karena itu cukup potensial untuk produksi VCO di Bali,” kata Lanang Aryawan.
Secara ekonomis, harga VCO dengan minyak konsumsi biasa lebih menguntungkan. Namun demikian lanjut Lanang Aryawan, tentu orang tak bisa memaksakan produk pada pihak lain maupun konsumen. “Karena itu segmen pasarnya harus jelas dulu,” demikian Lanang Aryawan. *k17
Virgin Coconut Oil (VCO) atau minyak murni kepala, salah satu potensi komoditas Bali siap digarap investor luar. Salah satunya investor yang berbasis di Jerman. Solseeder nama perusahan tersebut, sedang melakukan penjajakan dengan Pemprov Bali, untuk merealisasikan penggarapan produksi VCO tersebut.
Tiga desa sentra perkebunan kelapa rakyat digadang-gadang menjadi basis pengolahan VCO kelapa. Ketiga desa tersebut yakni Desa Sanggalangit Kecamatan Gerogak di Kabupaten Buleleng, Desa Dawan Kaler Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung dan Desa Candi Kusuma Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana. Dari ketiga desa sentra kebun kelapa tersebut, Desa Sanggalangit yang paling potensial siap. Alasannya di desa ini telah dilakukan pembuatan VCO oleh warga tergabung dalam wadah Kelompok Usaha Sawitra Tani.
Kabid Perkebunan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Bali Lanang Aryawan mengatakan untuk kepastian MoU tersebut ada sejumlah hal yang mesti dibahas. Di antaranya menyangkut kualitas atau mutu, harga produk, volume, kemasan, tenaga kerja dan lainnya. Termasuk tidak sampai mengganggu produksi dan pasar VCO produk warga setempat. “Karenanya kita harus berhati-hati,” ujar Lanang Aryawan.
Lanang Aryawan pun menyebut investor sudah melakukan audiensi dengan Pemrov. Namu, lanjut Lanang Aryawan, MoU baru akan disepakati jika semua detail rampung dibahas. “Sementara ini belum ada MoU itu,” ucap Lanang Aryawan.
Dengan luas total perkebunan kelapa (perkebunan kelapa rakyat) sekitar 73.000 hektare, Bali potensial sebagai sumber produksi VCO. Dengan asumsi 1 hektare ada 100 pohon, maka untuk 73.000 hektare ada 7.300.000 batang kelapa. Jika per pohon menghasilkan 70 butir dalam setahun, produksi total buah kelapa sebanyak 511.000.000. Dalam kondisi normal, 4 butir kelapa menghasilkan 1 liter VCO. Maka untuk 511.000.000 butir dapat diperoleh 127.750.000 liter VCO per tahun. “Karena itu cukup potensial untuk produksi VCO di Bali,” kata Lanang Aryawan.
Secara ekonomis, harga VCO dengan minyak konsumsi biasa lebih menguntungkan. Namun demikian lanjut Lanang Aryawan, tentu orang tak bisa memaksakan produk pada pihak lain maupun konsumen. “Karena itu segmen pasarnya harus jelas dulu,” demikian Lanang Aryawan. *k17
1
Komentar