Perdalam llmu Usaha, Datangkan Motivator
Rapat Koordinasi BKS LPD Bali Perkuat Pelayanan
Orang Hindu Bali harus terus berpegang teguh pada ajaran Tri Hita Karana. Artinya, teruslah menjaga relasi secara baik dengan siapa pun. Hormati dan jaga kelestarian alam atau lingkungan di sekitar kita, dan tingkatkan keyakinan, serta ohon petunjuk kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa.
GIANYAR, NusaBali
Ketua Badan Kerjasama (BKS) Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Provinsi Bali I Nyoman Cendikiawan terus berusaha agar suasana rapat rutin tidak monoton. Caranya, dalam setiap rapat bulanan diupayakan ada kejutan dan bernilai pengetahuan baru bagi jajaran pengurus BKS.
Rapat koordinasi BKS LPD Provinsi Bali, di Bali Jungle Huts, Banjar Pujung Kaja, Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, Kamis (22/2) siang, misalnya. BKS LPD menghadirkan pengusaha nasional asal Peguyangan, Buleleng, Made Ngurah Bagiana, 69.
Pengusaha nyentrik ini secara khsusus didatangkan ke Pujung Kaja untuk berbagi ilmu dan pengalaman berbisnis kepada pengurus BKS dan pengelola LPD. Kebetulan hari itu pengusaha yang pada beberapa bagian tubuhnya bertato ini ada di Bali, setelah beberapa kali pulang-pergi, Jakarta – Bali.
Made Ngurah Bagiana merupakan salah seorang putra kelahiran Buleleng, tepatnya asal Lingkungan Peguyangan, Kecamatan Buleleng. Dia terkenal berkat kesuksesannya merintis dan mengelola bisnis kuliner Burger Edam. ‘’Nama Burger Edam yang saya buat ini, kebalikan dari nama saya, Made. Nama ini lah jadi hoki buat bisnis saya ini,’’ ujarnya dengan nada meyakinkan.
Dia menyebutkan, usaha Burger Edam masih jauh dari angan-angannya ketika pertama kali menginjakkan kaki di kota meropolitan Jakarta. Dia nekat berpetualang dari Singaraja ke Jakarta setelah tamat SMP. Banyak pekerjaan telah diambil untuk bisa bertahan hidup di Jakarta. Hingga akhirnya tertarik dengan berjualan roti yang dipadu keratan daging dan sayur, disebut burger.
Nama burger ‘made in’ dirinya pertama kali bukan Edam, melainkan Lovina. Nama ini diambil dari sebuah pantai nan indah di Buleleng, Pantai Lovina. Nama ini pula untuk menguatkan ingatannya tentang tanah kelahirannya di Buleleng, Bali. ‘’Di Jakarta, saya jual roti ini keliling lokasi dengan cara naik becak yang saya kayuh sendiri,’’ kenangnya. Hasilnya, tak hanya bisa menghidupi keluarga kecilnya, berkat jualan roti ini dia juga bisa menabung.
Namun, tak diduga semangat usaha Bagiana dengan berjualan burger ini mendapatkan liputan sejumlah media. Burgernya pun kian punya nama bahkan terkenal. Tak luput, salah seorang pengusaha ternama nasional di Jakarta, Bob Sadino, terkagum dengan semangat usaha putra Bali ini.
‘’Tahu kan, Pak Bob Sadino. Beliau yang minta agar nama Burger Lovina yang saya rintis ini diubah dengan nama Burger Edam. Saya tanya, kok gitu Pak. Katanya, itu nama kamu, kamu kan dari Bali,’’ ujar Bagiana mengenag ucapan Pak Bob.
Sebagaimana diketahii, Bob Sadino adalah salah seorang pengusaha nasional paling nyeleneh. Tak hanya penampilan, quote -quote atau motivasi bisnisnya juga aneh-aneh, namun dinilai manjur oleh banyak kalangan. Diantara banyak kalimat motivasi yang rada aneh itu, yakni ‘orang goblok itu ga banyak mikir yang penting melangkah, orang pintar kebanyakan mikir akibatnya tidak pernah melangkah’.
Bagiana dengan Bob Sadino berkenalan di Jakarta. Perkenalan ini memang dipicu dari pemahaman Bagiana tentang kepedulian Pak Bob terhadap orang orang yang mau bekerja keras untuk mengubah hidup dengan usaha secara mandiri. Orang tersebut diantaranya, pria asal Bali Made Ngurah Bagiana. Mereka pun akhirnya membangun visi hidup yang sama, yakni memotivasi orang agar hidup dari hasil usaha yang dibangun secara mandiri. Sebagaimana usaha Burger Edam yang kini membuka ratusan outlet di seluruh Indonesia.
Sukses mengembangkan usaha Burger Edam menjadikan Bagiana tak hanya sibuk mengelola bisnis. Dia juga sering diminta oleh banyak lembaga termasuk universitas ternama di Indonesia untuk mengisi acara kewirausahaan. Dia membagikan kiat-kiat dan pengalaman hingga sukses berbisnis kepada mahasiswa. Antara lain, di Universitas Indonesia dan ITB Bandung.
Menurut dia, generasi kekinian karena tamatan kuliah harus punya pikiran jauh lebih maju. Antara lain, dalam hal menciptakan usaha sendiri dan lapangan kerja. Apalagi, orang masih kuliah sambil kerja harus berani berjuang lebih keras. ‘’Peganglah prinsip, hemat pangkal kaya, dan pandai pangkal kaya,’’ ujarnya. Prinsip ini mengandung makna, orang kaya itu karena mau berhemat. Akan tambah kaya lagi, jika orang itu pandai baik dalam membidik peluang atau menopang segala usaha agar makin maju.
Dalam bisnis, beber dia, terlebih orang Hindu Bali harus terus berpegang teguh pada ajaran Tri Hita Karana. Artinya, teruslah menjaga relasi secara baik dengan siapa pun. Hormati dan jaga kelestarian alam atau lingkungan di sekitar kita, dan tingkatkan keyakinan, serta ohon petunjuk kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa.
Dia menekankan, beberapa hal dalam berusaha, yakni jangan coba-coba menutup usaha di hari aktif karena pelanggan akan terancam hilang. ‘’Ingat, marketing yang bagus itu adalah pelayanan. Sehingga jangan tutup usaha, sekalipun ada piodalan, kecuali hari raya Nyepi,’’ ujarnya.
Dari pengalamannya, jika menutup usaha akan banyak pihak yang dirugikan. Tak hanya pelanggan, namun juga orang-orang yang terpengaruh oleh hasil usaha dimaksud. Jika warung tutup, maka pengecer burger keliling akan tak bisa berjualan. Dampaknya, anak-anak mereka bisa tak makan karena orangtuanya tak punya penghasilan.
Kini, menurut Bagiana, ketika pemerintah gencar memberikan BLT (bantuan langsung tunai) kepada masyarakat, maka dirinya memberikan BLU (bantuan langsung usaha). Jika ada orang yang ingin jual burger, namun tak punya gerobak, maka dia beri bantuan gerobak. Jika tak punya kompor akan diberi bantuan kompor, dan lain-lain.
Sementara itu, Nyoman Cendikiawan merasa bersyukur dapat ‘menyandera’ pebisnis burger terkenal ini di tengah kesibukannya mengurus usaha. Tujuan intinya, memberikan motivasi kepada para pengelola LPD dan UMKM agar dapat lebih meningkatkan pelayanan.7lsa
Ketua Badan Kerjasama (BKS) Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Provinsi Bali I Nyoman Cendikiawan terus berusaha agar suasana rapat rutin tidak monoton. Caranya, dalam setiap rapat bulanan diupayakan ada kejutan dan bernilai pengetahuan baru bagi jajaran pengurus BKS.
Rapat koordinasi BKS LPD Provinsi Bali, di Bali Jungle Huts, Banjar Pujung Kaja, Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, Kamis (22/2) siang, misalnya. BKS LPD menghadirkan pengusaha nasional asal Peguyangan, Buleleng, Made Ngurah Bagiana, 69.
Pengusaha nyentrik ini secara khsusus didatangkan ke Pujung Kaja untuk berbagi ilmu dan pengalaman berbisnis kepada pengurus BKS dan pengelola LPD. Kebetulan hari itu pengusaha yang pada beberapa bagian tubuhnya bertato ini ada di Bali, setelah beberapa kali pulang-pergi, Jakarta – Bali.
Made Ngurah Bagiana merupakan salah seorang putra kelahiran Buleleng, tepatnya asal Lingkungan Peguyangan, Kecamatan Buleleng. Dia terkenal berkat kesuksesannya merintis dan mengelola bisnis kuliner Burger Edam. ‘’Nama Burger Edam yang saya buat ini, kebalikan dari nama saya, Made. Nama ini lah jadi hoki buat bisnis saya ini,’’ ujarnya dengan nada meyakinkan.
Dia menyebutkan, usaha Burger Edam masih jauh dari angan-angannya ketika pertama kali menginjakkan kaki di kota meropolitan Jakarta. Dia nekat berpetualang dari Singaraja ke Jakarta setelah tamat SMP. Banyak pekerjaan telah diambil untuk bisa bertahan hidup di Jakarta. Hingga akhirnya tertarik dengan berjualan roti yang dipadu keratan daging dan sayur, disebut burger.
Nama burger ‘made in’ dirinya pertama kali bukan Edam, melainkan Lovina. Nama ini diambil dari sebuah pantai nan indah di Buleleng, Pantai Lovina. Nama ini pula untuk menguatkan ingatannya tentang tanah kelahirannya di Buleleng, Bali. ‘’Di Jakarta, saya jual roti ini keliling lokasi dengan cara naik becak yang saya kayuh sendiri,’’ kenangnya. Hasilnya, tak hanya bisa menghidupi keluarga kecilnya, berkat jualan roti ini dia juga bisa menabung.
Namun, tak diduga semangat usaha Bagiana dengan berjualan burger ini mendapatkan liputan sejumlah media. Burgernya pun kian punya nama bahkan terkenal. Tak luput, salah seorang pengusaha ternama nasional di Jakarta, Bob Sadino, terkagum dengan semangat usaha putra Bali ini.
‘’Tahu kan, Pak Bob Sadino. Beliau yang minta agar nama Burger Lovina yang saya rintis ini diubah dengan nama Burger Edam. Saya tanya, kok gitu Pak. Katanya, itu nama kamu, kamu kan dari Bali,’’ ujar Bagiana mengenag ucapan Pak Bob.
Sebagaimana diketahii, Bob Sadino adalah salah seorang pengusaha nasional paling nyeleneh. Tak hanya penampilan, quote -quote atau motivasi bisnisnya juga aneh-aneh, namun dinilai manjur oleh banyak kalangan. Diantara banyak kalimat motivasi yang rada aneh itu, yakni ‘orang goblok itu ga banyak mikir yang penting melangkah, orang pintar kebanyakan mikir akibatnya tidak pernah melangkah’.
Bagiana dengan Bob Sadino berkenalan di Jakarta. Perkenalan ini memang dipicu dari pemahaman Bagiana tentang kepedulian Pak Bob terhadap orang orang yang mau bekerja keras untuk mengubah hidup dengan usaha secara mandiri. Orang tersebut diantaranya, pria asal Bali Made Ngurah Bagiana. Mereka pun akhirnya membangun visi hidup yang sama, yakni memotivasi orang agar hidup dari hasil usaha yang dibangun secara mandiri. Sebagaimana usaha Burger Edam yang kini membuka ratusan outlet di seluruh Indonesia.
Sukses mengembangkan usaha Burger Edam menjadikan Bagiana tak hanya sibuk mengelola bisnis. Dia juga sering diminta oleh banyak lembaga termasuk universitas ternama di Indonesia untuk mengisi acara kewirausahaan. Dia membagikan kiat-kiat dan pengalaman hingga sukses berbisnis kepada mahasiswa. Antara lain, di Universitas Indonesia dan ITB Bandung.
Menurut dia, generasi kekinian karena tamatan kuliah harus punya pikiran jauh lebih maju. Antara lain, dalam hal menciptakan usaha sendiri dan lapangan kerja. Apalagi, orang masih kuliah sambil kerja harus berani berjuang lebih keras. ‘’Peganglah prinsip, hemat pangkal kaya, dan pandai pangkal kaya,’’ ujarnya. Prinsip ini mengandung makna, orang kaya itu karena mau berhemat. Akan tambah kaya lagi, jika orang itu pandai baik dalam membidik peluang atau menopang segala usaha agar makin maju.
Dalam bisnis, beber dia, terlebih orang Hindu Bali harus terus berpegang teguh pada ajaran Tri Hita Karana. Artinya, teruslah menjaga relasi secara baik dengan siapa pun. Hormati dan jaga kelestarian alam atau lingkungan di sekitar kita, dan tingkatkan keyakinan, serta ohon petunjuk kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa.
Dia menekankan, beberapa hal dalam berusaha, yakni jangan coba-coba menutup usaha di hari aktif karena pelanggan akan terancam hilang. ‘’Ingat, marketing yang bagus itu adalah pelayanan. Sehingga jangan tutup usaha, sekalipun ada piodalan, kecuali hari raya Nyepi,’’ ujarnya.
Dari pengalamannya, jika menutup usaha akan banyak pihak yang dirugikan. Tak hanya pelanggan, namun juga orang-orang yang terpengaruh oleh hasil usaha dimaksud. Jika warung tutup, maka pengecer burger keliling akan tak bisa berjualan. Dampaknya, anak-anak mereka bisa tak makan karena orangtuanya tak punya penghasilan.
Kini, menurut Bagiana, ketika pemerintah gencar memberikan BLT (bantuan langsung tunai) kepada masyarakat, maka dirinya memberikan BLU (bantuan langsung usaha). Jika ada orang yang ingin jual burger, namun tak punya gerobak, maka dia beri bantuan gerobak. Jika tak punya kompor akan diberi bantuan kompor, dan lain-lain.
Sementara itu, Nyoman Cendikiawan merasa bersyukur dapat ‘menyandera’ pebisnis burger terkenal ini di tengah kesibukannya mengurus usaha. Tujuan intinya, memberikan motivasi kepada para pengelola LPD dan UMKM agar dapat lebih meningkatkan pelayanan.7lsa
1
Komentar