SDN 3 Bungkulan Terendam Lumpur
Tembok Jebol, Dokumen dan Buku Ajar Rusak
SINGARAJA, NusaBali - Seluruh ruangan SDN 3 Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng tergenang lumpur, Senin (26/2). Genangan lumpur yang sudah mulai mengering itu juga memenuhi halaman sekolah.
Beberapa masih terlihat menempel di lantai selasar ruang kelas dan ruangan lainnya. Tembok pagar di sisi timur dan barat sekolah jebol akibat tidak mampu menahan volume air yang masuk ke areal sekolah.
Bencana banjir yang membawa serta lumpur terjadi saat hujan deras mengguyur, Minggu (25/2) dari sore sampai malam hari. Akibatnya 12 ruangan yang ada di SDN 3 bungkulan seluruhnya tergenang air bah. Sejumlah dokumen administrasi guru termasuk modul ajar dan buku pendamping siswa juga rusak terendam banjir.
Kepala Sekolah (Kasek) SDN 3 Bungkulan, I Made Surya Restu Cahyono ditemui di sekolahnya, Senin siang kemarin mengatakan banjir mengepung sekolahnya, Minggu petang sekitar pukul 18.30 Wita.
Puncak ketinggian air yang mencapai 60 centimeter (Cm) terekam di kamera pengawas (CCTV) sekolah pada pukul 20.00 Wita. “Air dan lumpur ini datang dari jalan di timur sekolah karena tidak ada drainase, jadi semuanya los ke jalan. Sedangkan di hilir jalan posisinya agak tinggi, sehingga air masuk ke sekolah. Semua ruangan tergenang, kami dari tadi pagi sementara membersihkan yang di dalam dulu mengamankan apa yang bisa diselamatkan,” terang Surya Restu. Atas peristiwa tersebut guru, pegawai dan siswa kelas 6 diturunkan untuk melakukan gotong royong dan pembersihan tahap awal di ruangan. Selanjutnya genangan lumpur yang memenuhi halaman sekolah rencananya akan dibersihkan bertahap setelah Hari Raya Galungan.
Bencana banjir yang membawa serta lumpur terjadi saat hujan deras mengguyur, Minggu (25/2) dari sore sampai malam hari. Akibatnya 12 ruangan yang ada di SDN 3 bungkulan seluruhnya tergenang air bah. Sejumlah dokumen administrasi guru termasuk modul ajar dan buku pendamping siswa juga rusak terendam banjir.
Kepala Sekolah (Kasek) SDN 3 Bungkulan, I Made Surya Restu Cahyono ditemui di sekolahnya, Senin siang kemarin mengatakan banjir mengepung sekolahnya, Minggu petang sekitar pukul 18.30 Wita.
Puncak ketinggian air yang mencapai 60 centimeter (Cm) terekam di kamera pengawas (CCTV) sekolah pada pukul 20.00 Wita. “Air dan lumpur ini datang dari jalan di timur sekolah karena tidak ada drainase, jadi semuanya los ke jalan. Sedangkan di hilir jalan posisinya agak tinggi, sehingga air masuk ke sekolah. Semua ruangan tergenang, kami dari tadi pagi sementara membersihkan yang di dalam dulu mengamankan apa yang bisa diselamatkan,” terang Surya Restu. Atas peristiwa tersebut guru, pegawai dan siswa kelas 6 diturunkan untuk melakukan gotong royong dan pembersihan tahap awal di ruangan. Selanjutnya genangan lumpur yang memenuhi halaman sekolah rencananya akan dibersihkan bertahap setelah Hari Raya Galungan.
“Kami tadi sudah berkoordinasi dengan perbekel, komite sekolah, BPBD, Damkar dan Disdikpora melalui pak Sekdis terkait hal ini. Karena memerlukan tenaga dan alat yang banyak pembersihan diagendakan, Jumat mendatang,” imbuh dia. Kasek Surya Restu juga menyebut pihak sekolah sudah mengusulkan kepada pemerintah desa agar membangun saluran drainase di jalan yang ada di sisi timur sekolah. Sehingga ke depannya tidak terulang bencana serupa.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, Made Astika dikonfirmasi terpisah mengatakan bencana alam yang berdampak pada satuan pendidikan ada lebih dari satu. Selain SDN 3 Bungkulan, SDN 8 Bungkulan juga mengalami kerusakan akibat bencana. Atap ruang kelas tersambar petir dan mengakibatkan genteng pecah, atap jebol dan jaringan listrik mati.
“Laporan yang masuk ada 4, SDN 3 dan SDN 8 Bungkulan, selain itu juga ada SMPN 1 Kubutambahan yang atap dan plafonnya jebol serta SMPN 2 Sawan juga tembok pagar jebol karena hujan deras kemarin,” ucap Astika.
Disdikpora Buleleng menyebut untuk penanganannya akan ada kajian kerusakan terlebih dahulu. Jika kerusakan kategori ringan maka sekolah diarahkan melakukan perbaikan menggunakan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Namun jika kerusakan kategori sedang hingga berat, dapat menggunakan APBD atau Dana Alokasi Khusus (DAK) melalui pengusulan lebih dahulu.
Di sisi lain Badan Pelaksana Bencana Daerah (BPBD) Buleleng juga telah menginventarisir kejadian bencana yang terjadi akibat hujan. Mulai dari banjir ruas jalan di Desa Pemuteran dan Pejarakan, Kecamatan Gerokgak yang sudah menjadi langganan saat hujan deras. Kondisi ini diakibatkan tidak adanya saluran air yang bermuara ke laut. Selain juga bencana pohon tumbang dan kerusakan di beberapa satuan pendidikan.
“Memang sesuai prediksi BMKG tanggal 25-27 Februari ini berpotensi cuaca ekstrim memasuki musim pancaroba dari musim hujan ke kemarau yang mengakibatkan curah hujan tinggi,” terang Ariadi. BPBD Buleleng mengaku sudah mengatur penugasan sift pegawainya untuk standby 24 jam untuk penanganan musibah bencana alam. Ada 21 personel yang di-standby-kan setiap hari termasuk saat Hari Raya Galungan. 7 k23
Komentar