‘Orgil’ Pembunuh Ipar Kabur dari RSJ
Penderita gangguan jiwa alias orang gila (orgil) yang sempat membunuh kakak ipar dan keponakannya, Brigadir I Nyoman Suarsa, 36, kabur dari perawatan RSJ Bangli, Senin (4/1).
Selain masih trauma, dikhawatirkan nanti tidak ada yang merawat Suarsa setelah pulang ke rumahnya di Banjar Apuan Kaja, desa Apuan, lantaran yang bersangkutan tak punya istri dan berstatus yatim piatu. Kedua orangtuanya, I Nyoman Kantor dan Ni Wayan Bagi, sudah lama meninggal dinia. Sedangkan kakak kandungnya, I Made Suardana, 38 (suami dari korban Komang Sudiani dan ayah dari Luh Putu Sri Aristya Dewi) sedang bekerja di kapal pesiar.
Versi dr Bagus Surya, 4 KK yang tinggal di pekarangan keluarga besarnya di rumah merupakan keluarga samping, seperti paman, misan, dan keponakan. “Bahasanya mereka bukan menolak, tapi menyatakan belum siap (menyambut kepulangan Suarsa) dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut,” ujarnya.
Hal tersebut juga dibenarkan pihak keluarga Suarsa di Banjar Apuan Kaja, Desa Apuan. “Kami bukannya ngutang (membuang) keponakan. Bagaimana pun, dia keluarga kami. Namun, karena situasi, keluarga berharap buat sementara Suarsa di RSJ dulu,” ungkap paman Suarsa, yakni I Wayan Karma, 50, saat dikonfirmasi, Selasa kemarin.
Wayan Karma mengaku khawatir terjadi lagi hal-hal yang tidak diinginkan seandainya penyakit Suarsa kambuh setelah berada di rumah. “Itulah kekhawatiran kami,” jelas Wayan Karma yang kemarin didampingi Perbekel Apuan, I Wayan Carita.
Sementara, para tetangga serta warga sekampung di Banjar Apuan Kaja dan sekitarnya waswas dengan kaburnya Suarsa dari RSJ Bangli. Begitu mendengar kabar Suarsa kabur dari RSJ, belasan warga bahkan berjaga-jaga semalaman. Hal ini juga diakui Perbekel Wayan Carita. “Seperti yang sudah disampaikan pihak keluarga, begitulah untuk sementara situasinya,” jelas Wayan Carita.
Di sisi lain, seorang warga Banjar Serokadan, Desa Abuan (berada di sebelah timur Desa Apuan), I Nyoman Mersih, mengaku sempat melihat orgil Nyoman Suarsa di jalanan, Senin siang pukul 11.00 Wita. Kala itu, Suarsa terlihat di dekat Patirtan Sagening, tak jauh dari ukad Sangsang.
Bahkan, Nyoman Mersih mengaku sempat disetop Suarsa seraya minta dibonceng. Nyoman Mersih yang saat itu membonceng anaknya pun menghentikan kendaraan. Setelah ditunggu, Suarsa tidak mendekat ke motornya. Karena itu, dia mengaku beritahukan keberadaan Suarsa di jalanan kepada keluarganya.
Tragedi pembunuhan dalam lingkup keluarga yang dilakukan Nyoman Suarsa sendiri terjadi di rumahnya, Banjar Apuan Kaja, Desa Apuan, Jumat (12/6/2015) subuh pukul 05.00 Wita. Nyawa kakak iparnya, Ni Komang Sudiani, dihabisi dengan cara digorok hingga lehernya nyaris putus. Demikian pula putri ciliknya, Luh Putu Aristya Dewi, dibunuh menggunakan senjata tajam dalam kamar yang sama dengan ibundanya.
Antara pelaku Nyoman Suarsa dan korban Komang Sudiani beserta putrinya, Luh Putu Ariesta Dewi (masih duduk di Kelas I SDN 1 Apuan) tinggal satu atap rumah. Korban Komang Sudiani merupakan istri dari Made Suardana, yang notabene merupakan kakak kandung pelaku Nyoman Suarsa.
Karena kematian tragis istri dan putri semata wayangnya, Made Suardana yang se-betulnya baru tiba di Amerika Serikat bersama Kapal Pesiar Carnival, pun terpaksa balik ke Bali. Sedangkan Nyoman Suarsa dibawa ke RSJ Bangli untuk menjalani perawatan. 7 k17
1
2
Komentar