Galungan, Pura Dalem Seribupati Tersambar Petir
TABANAN, NusaBali - Palinggih Gedong di Pura Dalem Purwa, Banjar Seribupati, Desa Cau Belayu, Kecamatan Marga, Tabanan, tersambar petir, bertepatan Hari Raya Galungan, Buda Kliwon Dungulan, Rabu (28/2). Kebakaran tak sampai menghanguskan pratima di dalam palinggih.
Petir yang menyambar bagian atap palinggih ini adalah petir kedua setelah sebelumnya suara petir terjadi sebanyak empat kali. Beruntung kejadian tersebut secara cepat diketahui sehingga penanganan darurat segera dilakukan.
Informasi dihimpun kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 15.00 Wita. Saat itu kawasan Banjar Seribupati memang dilanda hujan deras disertai petir. Salah seorang pemuda I Made Suparwata,25, bersama I Putu Bayu Parwata Pande, sedang mempersiapkan sarana prasarana jelang HUT STT Darma Cita, tak jauh dari lokasi. Tiba-tiba petir dengan keras mnyambar. Mereka melihat Palinggih Gedong disambar petir dan langsung mengeluarkan asap. Mereka langsung melaporkan kepada Kelian Adat setempat untuk penanganan.
Kelian Adat sempat membunyikan kentongan sehingga krama berdatangan melakukan pemadaman secara manual. Akibat kejadian tersebut krama Banjar Seribupati mengalami kerugian sekitar Rp 50 juta.
Perbekel Desa Cau Belayu I Putu Eka Jayantata mengatakan, kebakaran Palinggih Gedong karena tersambar petir itu tak sampai membuat pratima terbakar. Sebab posisi berada dibawah selain itu dilapisi beton tebal dibagian atas. "Pratima kondisi aman, kemarin (Rabu) sudah digingsirkan (dipindah). Dan tadi (kemarin) upacara sudah dilakukan," ujarnya, Kamis (29/2).
Disebutkan, kondisi palinggih terbakar ini hanya dibagian asap. Sementara bagian dibawah dalam kondisi aman. Sebab peristiwa ini secara cepat diketahui sehingga penanganan darurat segera dilakukan. "Kami tak sampai mendatangkan Pemadaman Kebakaran. Api dipadamkan secara manual disamping itu dibantu hujan," katanya.
Dia menambahkan informasi yang diterima, petir menyambar Palinggih Gedong adalah petir yang kedua setelah suara petir terjadi sebanyak empat kali. "Yang melihat langsung ini anak-anak pemuda kebetulan sedang persiapan HUT STT. Posisinya dekat dengan Pura. Sehingga ketika palinggih terbakar langsung menghubungi kelian adat," terangnya.
Dan untuk langkah selanjutnya dari segi upacara, diakuinya krama bersama prajuru sedang melakukan rapat. Sehingga keputusan untuk menggelar upacara pasca gedong disambar petir belum bulat. "Ini baru rapat, keputusan belum diambil untuk penanganan selanjutnya," tandas Jayantara.7des
1
Komentar