Ogoh-Ogoh Banjar Kayangan: Cerita Dewa Brahma dan Tantangan Kreativitas
DENPASAR, NusaBali.com - Di tengah kemeriahan Nyepi Tahun Baru Caka 1946, Ogoh-ogoh karya ST Lila Sentana, Banjar Kayangan, Peguyangan Kangin, Denpasar Utara, menarik perhatian.
Karya seniman muda I Komang Adhi Trisna Saputra ini menceritakan sifat buruk Dewa Brahma yang ingin memiliki lima kepala, dan akhirnya dipenggal oleh Dewa Siwa.
"Proses pembuatan ogoh-ogoh ini memakan waktu 3 bulan dengan biaya mencapai Rp 35 juta," ungkap Adhi.
Bagian paling rumit adalah pembuatan kepala Dewa Brahma yang harus sama persis. Ogoh-ogoh ini dirancang dengan sistem bongkar pasang pada bagian Siwa Bhairawa dan sayap serigala yang menjadi kendaraannya.
"Suka dukanya pasti ada. Sukanya, ide-ide kami bisa terwujud, dan kendala bisa diatasi. Dukanya, tahun ini banyak kegiatan dan anggota STT kami juga jadi anggota KKPS," kata Adhi.
Konsep Ogoh-ogoh ini baru pertama kali diangkat dan menjadi tantangan baru bagi ST Lila Sentana.
"Lomba Ogoh-ogoh dapat memperkaya inovasi dan kreativitas ST di Denpasar, sejalan dengan visi misi kota kreatif dan berwawasan budaya," ujar Adhi.
Terkait perusakan ogoh-ogoh, Adhitrisna merasa prihatin dan berharap pihak kepolisian dan pecalang dapat menjaga keamanan.
"Semoga di setiap banjar dipasang CCTV untuk memantau kejadian," harapnya.
Ogoh-ogoh Banjar Kayangan menjadi contoh kreativitas seniman muda dalam mengekspresikan cerita mitologi Hindu. Biaya pembuatan yang mencapai Rp35 juta menunjukkan tingginya dedikasi dan semangat banjar dalam menyambut Nyepi. *m03
Komentar