597 Tim Pendamping Cegah Stunting
Sosialisasi
Pencegahan Stunting
BMB Kantor Bupati Bangli
Tim Pendamping Keluarga (TPK)
BKKBN Propinsi Bali
BANGLI, NusaBali - Pemkab Bangli membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) di seluruh desa/kelurahan di Bangli. Saat ini ada 597 TPK di Bangli. Tim ini dibentuk sebagai salah satu upaya untuk mendeteksi dini stunting.
Selain itu, peran TP PKK juga terus diintensifkan untuk lebih intens dsalam pencegahan stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita. Penyebabnya, antara lain karena kekurangan gizi kronis yang menyebabkan anak terlalu pendek pada usianya. Sementara itu digelar sosialisasi pencegahan stunting melalui diskusi komunitas/kelompok yang dimotori oleh BKKBN Propinsi Bali,di gedung BMB Kantor Bupati Bangli pada Selasa (5/3).
Sosialisasi dibuka oleh Sekretaris BKKBN Bali, I Made Arnawa. Made Arnawa yang membacakan sambutan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali menyampaikan dalam rangka pelaksanaan percepatan penurunan stunting dibutuhkan intervensi yang konvergen meliputi intervensi spesifik untuk mengatasi penyebab langsung dan intervensi sensitif untuk mengatasi penyebab tidak langsung.
"Pengalaman global menunjukkan bahwa penyelenggaraan intervensi yang konvergen yaitu terintegrasi, terkoordinir dan bersama-sama untuk menyasar kelompok prioritas di lokasi prioritas merupakan kunci keberhasilan Percepatan Penurunan Stunting," jelasnya.
Mengacu pada survey Status Gizi Indonesia tahun 2022, prevalensi angka stunting Provinsi Bali terendah yaitu 8 persen. Sedangkan Kabupaten Bangli 9,1 persen. Ada penurunan sebesar 1,3 persen dibandingkan dengan data tahun 2021, yakni 11,8 persen. "Tentunya kita patut bersyukur, terjadinya penurunan angka stunting tersebut karena keterlibatan berbagai unsur. Salah satunya Tim Penggerak PKK yang terus bergerak membangun keluarga-keluarga di perkotaan dan pedesaan," sebutnya.
Lanjutnya, pemerintah pusat melalui BKKBN melakukan berbagai upaya untuk memberikan dukungan SDM dan anggaran untuk percepatan penurunan angka stunting di Provinsi Bali, khususnya di Kabupaten Bangli. Dengan adanya Tim Percepatan Penurunan stunting dari Tingkat desa /kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi yang terus berupaya malakukan koordinasi untuk melakukan tugas dan fungsi untuk melakukan intervensi secara spesifik maupun sensitif.
Selain itu, terbentuknya 597 TPK di seluruh desa/kelurahan di Bangli, yang setiap saat melukan pendampingan kepada sasaran ibu hamil, pasangan usia Subur, calon pengantin dan Balita. "Dengan berbagai kompleksitasnya, percepatan penurunan stunting harus terfokus pada keluarga berisiko stunting," jelasnya.
TPK terdiri dari bidan desa, kader TP PKK dan kader KB diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan dalam memberikan pendampingan. Tugas utama dalam pendampingan keluarga adalah penyuluhan, memfasilitasi pelayanan rujukan, memfasilitasi bantuan sosial serta surveilans terhadap kelompok sasaran di tingkat desa/kelurahan. "Dengan terbentuknya TPK ini harapannya deteksi dini atas kasus yang berisiko stunting di desa/kelurahan dapat dicegah sedini mungkin sehingga upaya percepatan penurunan stunting dapat tercapai sesuai target di tahun 2024," kata Made Arnawa.7esa
Komentar