Bali Pertahankan Predikat Terbaik Indeks Ketahanan Pangan
DENPASAR, NusaBali - Provinsi Bali meraih predikat terbaik dalam capaian Indeks Ketahanan Pangan (IKP) 2023 yang diselenggarakan Badan Pangan Nasional (Bapanas). Prestasi ini mengulang capaian tahun sebelumnya, bahkan kali ini dengan skor yang lebih tinggi.
Penyerahan penghargaan dilakukan dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanganan Kerawanan Pangan bertempat di Depok, Jawa Barat, pada Kamis (29/2/2024). Pada kesempatan tersebut Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunada mewakili Pemerintah Provinsi Bali menerima penghargaan untuk Bali.
“Astungkara. Syukur. Kita mampu mempertahankan prestasi IKP tertinggi tahun 2022 lalu, bahkan tahun 2023 skornya meningkat. Dari 85 menjadi 87,65 persen,” ujar Sunada, Rabu (6/3).
Penghargaan tersebut, lanjut Sunada, membuktikan bahwa strategi, program, dan inovasi Pemprov Bali diakui secara nasional, dan upaya ini memberikan dampak dan manfaat bagi masyarakat Bali.
Dia menjelaskan, ketahanan pangan merupakan suatu kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan yang tercemin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.
Sunada berpendapat, penghargaan tersebut tidak membuat jajaran Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali larut dalam euforia. Namun justru memperkuat semangat untuk terus meningkatkan pengelolaan ketahanan pangan, serta memberikan dorongan positif bagi upaya lebih lanjut dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Bali tidak hanya membawa pulang predikat terbaik dalam indeks ketahanan pangan, namun juga terbaik dalam capaian Prevalence of Undernourishment (PoU) dengan skor 3,77 persen.
Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan atau dikenal dengan istilah Prevalence of Undernourishment (PoU) dapat digunakan sebagai alat untuk melihat kondisi kerawanan pangan dan gizi.
“Ketidakcukupan konsumsi pangan merupakan kondisi seseorang secara reguler mengkonsumsi sejumlah makanan yang tidak cukup menyediakan energi yang dibutuhkan untuk hidup normal, aktif dan sehat sesuai dengan standar energi minimum yang dibutuhkan menurut umur, jenis kelamin, dan tinggi badan,” jelas Sunada. 7 a
“Astungkara. Syukur. Kita mampu mempertahankan prestasi IKP tertinggi tahun 2022 lalu, bahkan tahun 2023 skornya meningkat. Dari 85 menjadi 87,65 persen,” ujar Sunada, Rabu (6/3).
Penghargaan tersebut, lanjut Sunada, membuktikan bahwa strategi, program, dan inovasi Pemprov Bali diakui secara nasional, dan upaya ini memberikan dampak dan manfaat bagi masyarakat Bali.
Dia menjelaskan, ketahanan pangan merupakan suatu kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan yang tercemin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.
Sunada berpendapat, penghargaan tersebut tidak membuat jajaran Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali larut dalam euforia. Namun justru memperkuat semangat untuk terus meningkatkan pengelolaan ketahanan pangan, serta memberikan dorongan positif bagi upaya lebih lanjut dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Bali tidak hanya membawa pulang predikat terbaik dalam indeks ketahanan pangan, namun juga terbaik dalam capaian Prevalence of Undernourishment (PoU) dengan skor 3,77 persen.
Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan atau dikenal dengan istilah Prevalence of Undernourishment (PoU) dapat digunakan sebagai alat untuk melihat kondisi kerawanan pangan dan gizi.
“Ketidakcukupan konsumsi pangan merupakan kondisi seseorang secara reguler mengkonsumsi sejumlah makanan yang tidak cukup menyediakan energi yang dibutuhkan untuk hidup normal, aktif dan sehat sesuai dengan standar energi minimum yang dibutuhkan menurut umur, jenis kelamin, dan tinggi badan,” jelas Sunada. 7 a
Komentar